Happy Reading~!
#
#
#
#
#
Violet POV on
di sini lah saat ini aku berada, di sebuah tanah lapang yang nampak indah dengan rumput hijau yang terpangkas rapi, pohon indah yang tak ku ketahui apa namanya dan bunga-bunga yang bermekaran dengan cantiknya. Tepat di bawah pohon itu, seorang pria tampan tengah berlatih pedang. Keringat bercucuran deras di tubuhnya. ia tak memakai atasan hingga aku dapat melihat otot-otot perutnya yang terpahat indah. Untuk beberapa saat aku terpesona melihatnya.
Bukan tanpa alasan aku berada di tempat ini. beberapa waktu yang lalu, tepat ketika aku dan permaisuri usai dengan acara minum teh bersama, beliau meminta ku memanggil Axton untuk segera menemuianya. Ha…mengapa dari sekian banyaknya orang harus aku yang pergi mencari bedebah itu? ck.
Perlahan namun pasti, ku langkahkan kakiku mendekati Axton. Tampaknya ia tak menyadari kedatanganku. Ck, bunga-bunga ini membuatku sedikit susah melangkah karena kedua tanganku yang sedang memegang nampan berisi minuman dan beberapa camilan, sehingga aku tak dapat mengangkat gaun ku ini.
“ permisi, yang mulia~! Bisakah anda membantu saya?” tanya ku sembari menampilkan senyuman manis terbaikku. Aku tak punya pilihan lain selain meminta pertolongan pada pria itu. dari pada aku jatuh dan berakhir mencium tanah, lebih baik aku menurunkan sedikit rasa gengsiku ini.
Axton tak membalas pertanyaanku. Ia hanya diam sembari menatap diriku datar, kemudian melempar pedangnya dan berjalan mendekatiku.
“merepotkan” ucapnya sembari merebut nampan di tanganku. Kemudian pergi meninggalkanku begitu saja, berjalan menuju bawah pohon besar dengan daun berwarna putih itu.
“yang mulia permaisuri menyuruhmu untuk segera menemuinya” ucapku setelah sampai di bawah pohon besar itu. mendudukkan diriku tepat di samping Axton yang kini tengah menikmati minumanya.
“kenapa duduk di sana? Gaunmu akan kotor” ucapnya tiba-tiba. Alih-alih merespon ucapanku sebelumnya, ia malah membahas perihal gaun.
“tak apa, kau bisa membelikanku lebih banyak gaun” ucapku sembari tersenyum manis. Sial, apa yang baru saja ku katakan? Secara tak langsung aku bisa saja terlihat seperti wanita gila harta di matanya.
“tentu, kau tunanganku dan akan segera menjadi istriku” ucapnya yang sontak membuat mataku membulat kaget. Aku tak menduga dia akan mengucapkan hal seperti itu. ingin sekali aku memakinya, tetapi ku urungkan karena aku masih menyayangi kepalaku. jika pangkatku jauh lebih tinggi dari pria ini, sudah ku penggal dia dari lama.
“aku baru menyadari diriku beberapa tahun lalu. Awalnya aku seperti di ikat, di kendalikan. Tetapi, setelah bertemu denganmu aku bisa bergerak bebas” ucap Axton tiba-tiba setelah cukup lama terdiam. Ucapanya yang tak jelas tentu saja membuatku bingung. Apa maksudnya?
“apa maksudmu?” tanyaku sembari mengangkat sebelah alisku ke atas. Sungguh, entah kenapa aku merasa tertarik untuk mengetahui lebih dalam makna di balik kata-katanya. Tetapi pria itu malah berdiri dari tempat duduknya dan berjalan meninggalkan ku sendiri di bahwa pohon ini. seakan memperintahkan ku untuk berfikir sendiri. ck! Menyebalkan.
🍁🍁🍁
Tak terasa besok adalah hari di selenggarakanya acara ulang tahun permaisuri kekaisaran ini. saat makan malam kemarin, wanita paruh baya itu meminta hadiah ulang tahunnya padaku. tentu saja aku belum menyiapkanya, aku tak tahu harus menjawab apa. Tetapi kemudian permaisuri kembali berkata bahwa ia hanya ingin memintaku untuk bernyanyi di acara ulang tahunya nanti.
Lelucon macam apa ini? bernyanyi? Hei, memang nya aku harus bernyanyi apa nanti? Bahkan aku tak yakin aku bisa bernyanyi. Tetapi aku tak dapat menolak permintaan seorang permaisuri. Dan pada akhirnya aku hanya dapat mengiyakan dan berakhir mempermalukan diri sendiri. ha! tenang saja, aku juga sama sekali tak berniat untuk mempermalukan diriku ini. maka dari itu kini aku tengah berlatih bernyanyi di salah satu gazebo yang terletak di taman utama istana. Taman ini menghadap ke arah gerbang utama istana hingga aku dapat melihat siapa saja yang masuk dan keluar.
Omong-omong, aku cukup terkejut ketika mendengar suara nyanyian yang di hasilkan dari pita suara Violet asli. Ini sangat indah, terdengar merdu. Sungguh berbeda dengan suara asliku. Ya, kini aku tak perlu mencemaskan nanti suaraku akan terdengar jelek. Karena pada dasarnya suara dari tubuh ini sendiri sudah sangat bagus. Aku dapat bernapas lega ketika memikir kan itu.
Ekspresi wajahku seketika berubah datar ketika melihat Iris yang baru saja masuk ke istana. Sebenarnya apa yang gadis itu lakukan? Dalam seminggu, mungkin ia akan datang berkunjung sebanyak 3 kali. Jika aku bertanya, maka jawabannya selalu sama. Yaitu, menyelesaikan beberapa urusan. Karena aku tak ingin di anggap terlalu ingin tahu, maka aku hanya menganggukkan kepalaku sembari tersenyum manis.
Tetapi kali ini aku berencana ingin mengikutinya. Aku ingin melihat secara langsung, urusan apa sih yang dia maksud. Siapa tahu itu hanya sebuah alasan belaka bukan? Ya, aku tahu, berprasangka buruk itu tak baik, tetapi apa salahnya jika aku mencari tahu?
🍁🍁🍁
Setelah cukup lama aku mengikutinya diam-diam, kini aku dapat melihat Iris yang tengah berdiri tepat di depan pintu ruang kerja Axton. Ia mengetuk pintu beberapa kali sebelum membuka pintu itu dan masuk, Kemudian kembali menutupnya. Ck, berbagai pikiran buruk mulai masuk ke otak ku. Apa yang dia lakukan di sana? Untuk apa dia menemui Axton? Ada urusan apa mereka? Apa hubungan mereka? Ya, banyak sekali pertanyaan-pertanyaan yang timbul di benakku.
Maka dengan banyak pertanyaan yang timbul itu, aku memutuskan untuk ikut masuk ke dalam. Tenang saja, aku sama sekali tak berniat untuk mengetuk pintu secara sopan. Langsung masuk saja, supaya nantinya mereka tak tahu bahwa aku datang.
“tapi seharusnya kau bersama ku. Dia hanya seorang figuran, kau tahu itu bukan?” tanya seorang gadis yang ku ketahui itu adalah Iris. Seketika aku membeku di tempat. Apa-apaan ini? apa maksudnya? Apa mungkin mereka…
“lantas? perhatikan Ucapanmu lady” ucap Axton di dalam sana. Aku membekap mulutku tak percaya. Apa yang ada di benakku kini benar?
“Axton! Berheti bersikap egois, kau hanya akan menghancurkan duni---“ ucapan Iris terputus karena aku yang tiba-tiba saja masuk ke dalam ruangan itu kemudian memeluk Axton erat.
“lady, bisakah kau keluar? Aku ingin berdua saja dengan tunanganku” ucapku tanpa menatap wajahnya. Aku membenamkan wajahku di dada bidang Axton. Ada perasan tak rela di hatiku.
“kalau begitu saya pamit undur diri, yang mulia putra mahkota dan putri mahkota” ucap Iris. Walau terdengar nada tak suka, ia tetap mendengarkan ucapanku.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU ARE MY SUN✔️
FantasiLesya Abigail sama sekali tak menyangka dirinya akan bertransmigrasi ke raga salah satu seorang figuran novel yang terakhir kali ia baca. Novel favoritnya. Seorang introvert yang memiliki masa lalu menyakitkan, memilih bunuh diri dengan meloncat da...