chapter 20

3.3K 400 0
                                    

Happy Reading













#






















#


















#




















#

















"haha kau terlihat sangat canggung Violet” ucap permaisuri Lilyana. Tentu saja aku canggung, Bagaimana tidak? Ini adalah kali kami berbincang. Sebelumnya kami hanya saling menatap satu sama lain. Selain itu, aku juga merasa sedikit waspada mengingat bagaimana karakter asli ibu dari Axton ini dari novel yang ku baca.

Saat ini kami sedang bersantai ria di sebuah gazebo pavilum mawar miliknya. Ternyata kami sama-sama menyukai tanaman bunga berjenis mawar. Tetapi saat ini aku sedang tak ingin memikirkanya. Fokus utama ku kini adalah permaisuri itu sendiri yang saat ini sedang menatapku dengan senyuman hangat yang tak pernah memudar.

Ini berbeda dari novel yang ku baca. di novel, permaisuri Lilyana adalah seseorang yang dingin. Ia bukanlah orang yang ramah seperti ini. ia selalu menatap sinis setiap para gadis yang berusaha menjilat dirinya agar dapat mendekati putranya. Terutama dengan Iris, wanita paruh baya ini sangat tak menyukai Iris. Aku hanya tahu bahwa Lilyana akan bersikap hangat dengan Greisy, karena merasa kasihan akan kondisinya. Tetapi kini bahkan Greisy sama sekali tak pernah berjumpa dengan dirinya. Jadi…apakah sekarang aku yang menggantikan posisi Greisy di hatinya?

Ha…! sial. Sudah ku duga. Novel ini kini sudah tak berjalan seperti seharusnya karena banyak hal yang telah ku rubah. Ini namanya sama saja dengan menggali kuburan sendiri. aku bermaksud menyelamatkan Greisy dan kelurganya. Ya, mereka selamat dan terjamin hidup tentram damai dan bahagia sampai akhir hayat menjemput. Tetapi sebagai gantinya akulah yang harus membayar semuanya. Aku tak tahu kini peranku apa, yang jelas aku bukanlah seorang figuran lagi. aku tahu akan hal itu.

“jujur…aku sangat senang, kini Axton mempunyai seorang tunangan” ucap permaisuri Lilyana sembari menyeruput tehnya penuh ke anggunan. Etiket nya begitu sempurna, tanpa celah. Aku yang tak tahu harus bereaksi seperti apa hanya dapat menampilkan senyum sok ramahku ini.

“aku merasa lega karena pilihan Axton ternyata adalah dirimu. Aku dapat melihat bahwa kau adalah gadis yang baik” sambung permaisuri Lilyana lagi, kini tatapan mata kami bertemu. dan seperti biasa, aku tak menemukan apapun di sana, ia terlihat begitu tulus mengucapkanya. Aku jadi ragu, apakah ini hanya sebuah drama darinya atau memang aku yang teralalu curiga.

“terimakasih atas pujiannya yang mulia, sebuah kehormatan bagi saya” ucapku sembari membungkuk hormat ala-ala nona bangsawan. Hehe untung saja aku bisa, padahal aku hanya mengikuti ingatan buram dari pemilik asli tubuh ini.

“itu bukan pujian sayang, itu adalah kenyataan. Dan…jangan memanggil ku dengan embel-embel ‘yang mulia’ panggilah aku ibu. Jika kau menolak, aku akan memberimu hukuman” ucap permaisuri Lilyana tegas. Sial, kini aku tahu dari mana sifat pemaksa Axton berasal. Karena tak ada pilihan lain, aku terpaksa menganggukkan kepalaku patuh.

“baik ibu” jawab ku cepat, melihat respon ku permaisuri Lilyana tersenyum puas. Kemudian kesunyian menjemput kami. Aku tak tahu harus mengatakan apa, jadi aku sengaja menunggu permaisuri untuk memulai pembicaraan. Tetapi kini permaisuri nampak tersenyum sedih sembari menatap hamparan mawar hitam di sekeliling kami.

“Axton…anak itu memang berbeda dari anak-anak seusinya” ucap permaisuri Lilyana tiba-tiba. Aku sama sekali tak berniat untuk memberikan tanggapan karena tahu ia akan melanjutkan ucapanya.

“sedari kecil anak itu sangat pendiam, ia sama sekali tak tertarik untuk bermain seperti anak-anak lainya. ia sangat jarak mengeluarkan suara, ia suka bersikap dingin. Tetapi di sisi lain ia adalah anak yang sangat cerdas, dapat di katakan bahwa ia adalah seorang jenius.

Aku bangga memiliki seorang putra berprestasi seperti dirinya, tetapi aku juga merasa takut, cemas da khawatir karena dirinya yang bahkan tak pernah tersenyum. Seakan senyum adalah sebuah pantangan bagi dirinya, ia hanya suka menyeringai. Terkadang anak itu terlihat seperti seorang psikopat. Hahaha pemikiran gila macam apa itu” ucap permaisuri lilyana panjang lebar dengan di akhiri sebuah kekehan di akhir kalimatnya. Ekspresinya sama sekali tak berubah, ia terlihat sedih. Tetapi sedetik kemudian ekspresinya berubah, ia menatap diriku dengan sebuah senyum hangat seperti biasanya.

“tetapi untuk pertama kalinya dalam hidupku, aku melihat anak itu tersenyum. Ia begitu bahagia. Dan kau tahu?...penyebab itu semua adalah dirimu”  sambung permaisuri Lilyana lagi. hoho ternyata permaisuri Lilyana pernah berfikir bahwa putranya adalah seorang psikopat. Ya, hal itu memang benar adanya.  Tapi, apa tadi? Tersenyum karena diriku? Bukan kah itu hanya sebuah bualan? Mengapa ia harus tersenyum karena aku?

“aku tahu apa yang kini tengah kau khawatikan Violet. Tetapi sebagai ibunya, aku tahu bahkan sangat tahu. Bahwa putra dingin ku itu mencintaimu” wah…omong kosong apa yang baru saja ia lontar kan? Pria itu mencintaiku jangan bercanda! Ia bahkan selalu menatapku tajam seakan ingin membunuhku. ya, tak ada pilihan lain. Aku malas berdebat dengan ibu Negara ini jadi aku hanya dapat mengangukan kepala ku canggung. kini aku tahu bahwa permaisuri Lilyana sangat berbeda dari novel. Lilyana yang ku temui secara kangsung ini ternyata banyak bicara. Sama sekali tak dingin menurutku.

🍁🍁🍁

“mulai besok kau akan tinggal di istana” ucap Axton dengan ekspresi datarnya, seakan apa yang di ucapkanya itu adalah hal biasa. Pria ini! enak saja, aku tak akan menuruti ucapanya.

“maaf yang mulia, tetapi saya akan  menolaknya. Saya tidak biasa dengan lingkungan baru” ucapku sembari membungkuk hormat, tetapi pria gila ini malah menarik pinggangku erat. Membawaku ke dekapanya.  Sial! Bahkan aku dapat mencium bau nafas mintnya, karena memang jarak kami yang sangat dekat, bahkan hidung kami nyaris bersentuhan.

“pilihan mu hanya ‘iya’ jika tak ingin keluargamu hancur dengan tanah” bisiknya tepat di telingaku. Bajingan ini! mengapa ia selalu memaksa ku dan memberikan ancaman seperti ini?! mungkin aku akan mengabaikan ucapanya jika orang lain yang mengatakanya, tetapi jika itu adalah Axton…aku ragu untuk melakukanya.

 Bajingan ini! mengapa ia selalu memaksa ku dan memberikan ancaman seperti ini?! mungkin aku akan mengabaikan ucapanya jika orang lain yang mengatakanya, tetapi jika itu adalah Axton…aku ragu untuk melakukanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


YOU ARE MY SUN✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang