Happy Reading~!
#
#
#
#
"ingin pergi kemana sayang? Bukankah sudah ku katakan untuk duduk manis dan diam?”
🍁🍁🍁
Violet POV on
Apa aku salah dengar? Pria ini baru saja memanggil ku dengan embel-embel ‘sayang’. Ini mengerikan, aku harus segera melepaskan diri dari situasi ini.
“ma—maaf yang mulia, bisakah anda melepaskanya?” ucapku sembari melirik tangan besarnya yang masih setia mencengkram kuat lenganku. Dapat ku pastikan ini akan memerah atau lebih parahnya akan membiru. Cengkraman nya tak main-main.
ia tak membalas ucapanku. Ia hanya menatap datar tanganya yang masih mencengkram erat lenganku sebelum pada akhirnya melepaskanya. Kini aku dapat bernapas sedikit lega.
“kembali ke tempatmu” ucapnya datar, kemudian membalikkan dirinya kembali berjalan menuju meja kerjanya. Aku hanya dapat mendengus kesal sebelum menuruti perintahnya.
“pertunangan kita akan di umumkan secara resmi tiga hari lagi” lanjutnya sebelum benar-benar berkutat pada tumpukan dokumen di hadapanya. Sama sekali tak memperdulikan keterkagetanku. Ohh sial, apakah tak ada cara agar aku terlepas dari pria gila ini? bagaimana jika aku melarikan diri? Hahaha ku rasa itu ide yang bagus.
“jangan pernah berfikir untuk melarikan diri Violet” uap Axton yang tentu saja membuatku kaget setengah mati. bagaimana ia bisa mengetahui isi pikiranku? Atau jangan-jangan ia bisa membaca pikiran orang lain? Gawat! Kalu begini lebih baik aku tak banyak berfikir dan membatin lagi.
"Jika kau melarikan diri, maka akan ku pastikan ayah tercinta mu itu akan mendekam di dalam tanah" ucapnya lagi sembari menyeringai. Sial, pria ini mengancamku.
🍁🍁🍁
Yeayyy akhirnya setelah beratus-ratus abad aku berada di ruangan suram itu, kini aku dapat pulang. Aku sangat merindukan ranjang empukku.
Kini aku tengah menunggu kereta kuda dari kediamanku. Aku memang memerintahkan Vivian dan Alfred untuk pulang karena kasihan jika mereka harus menunggu ku begitu lama.
“salam kepada putri mahkota” ucap seorang gadis yang entah muncul dari mana. Untung saja aku tak terkena serangan jantung karena kaget. Orang-orang sialan ini suka sekali membuatku kaget. Tapi...aku seperti mengenal suaranya.
“senang bertemu dengan anda tuan putri” lanjutnya lagi sembari mengangkat kepalanya yang sebelumnya tertunduk karena memberi salam. Ah…kini aku tahu siapa dia. Sih pemeran utama wanita yang kini tak jelas peran nya apa. Ku rasa ia bukan lagi menjadi pemeran utama dunia ini.
“oh lady Iris? Senang juga bertemu dengan anda” ucapku sembari menampilkan senyum formalitas belaka. Iris nampak mengerjapkan matanya polos sebelum bertanya.
“em, jika boleh tahu...mengapa anda datang berkunjung ke istana ini?” Tanya nya sembari menatap takut-takut padaku. Ck! Menjengkelkan juga gadis ini. kini aku mengerti mengapa permaisuri tak menyukainya.
“tentu saja karena ingin bertemu dengan tunanganku” jawabku sembari tersenyum manis, seakan-akan aku adalah gadis yang paling bahagia di dunia ini karena bertemu dengan sang pujaan hati. aku ingin melihat reaksinya dan ya...benar, kini ekspresinya tak lagi ceria. Ia tampak muram.
“lady sendiri, mengapa lady berkunjung ke istana?” ucapku lagi sembari menampilkan senyum sok ramahku. Iris menggaruk pipinya yang tak gatal. Ia tampak sedang memikirkan jawaban yang tepat untuk menjawab.
“em…ayah memerintahkan saya untuk mengantarkan berkas-berkas yang telah di kerjakan. Beliau sedang ada urusan lain” jawabnya sembari tersenyum canggung. Ya, sebenarnya aku tak terlalu perduli jika ia tak menjawab pertanyaanku.
“anda tak perlu merasa cemas tuan putri. kedatangan saya sama sekali tak memiliki maksud lain. Saya tidak akan bertemu dengan yang mulia putra mahkota” sambungnya lagi sembari tertunduk sedih. Ck! Apa-apaan gadis ini. membuatku ku jengkel saja. aku bahkan tak perduli jika ia memang bertujuan seperti itu. silahkan, ambil saja pria gila itu. toh dia memang seharusnya menjadi pasangan mu kan.
“untuk apa saya merasa cemas? Axton mencintaiku, tentu saja ia tak kan melirik pada gadis lain” ucapku sembari terkekeh. Dalam hati aku tertawa lucu dengan ucapanku sendiri. kini aku benar-benar sedang mengatakan omong kosong. Axton mungkin memilih ku sebagai pasanganya hanya untuk pernikahan politik saja. Kini Iris tampak berkaca-kaca. Wah...naif sekali gadis ini.
“tuan putri bukan begi----“ ucanya terpotong karena aku memang sengaja memotong ucapanya.
“baiklah lady. Saya rasa percakapan kita harus berakhir di sini karena kereta kuda saya telah tiba” ucapku tanpa memperdulikan dirinya yang kini berkaca-kaca, siap menumpahkan air matanya kapan saja. mengapa ia harus menangis? Cengeng sekali.
Violet POV off
🍁🍁🍁
Author POV on
Sementara di tempat lain
'Plak!'
“dasar anak tak berguna! Menjerat putra mahkota saja kau tak bisa?!” teriak murka seorang pria paruh baya. Matanya memerah menahan emosi. Keserakahan memenuhi dirinya.
“lantas aku harus apa ayah? Apakah aku harus bersaing dengan dengan putri duke Brenthly itu? dia sangat sempurna, tak mungkin aku menang melawan nya” ucap gadis itu memberanikan diri. Ia juga tak habis pikir dengan jalan pikir ayahnya. Mengapa ayahnya sangat berambisi menjadikan nya ratu dari kekaisaran ini? padahal itu adalah hal yang mustahil mengingat saingan nya adalah Violet yang sangat terkenal di pergaulan atas.
“berhenti mengucapkan omong kosong! Aku tak pernah memerintahkanku untuk bersaing denganya! Langsung singkirkan saja gadis itu!” ucap pria paruh baya itu sembari menyeringai keji. Sang anak menatap ayahnya tak percaya. Apa ayahnya telah gila. Berusaha menyingkirkan anak semata wayang dari duke besar, bukankah itu sama saja cari mati pikirnya.
“baik ayah” jawab gadis itu sembari memegang pipinya yang terasa perih akibat tamparan maut sang ayah. Ia tak memiliki jawaban lain selain itu, karena jika ia membantah maka tamat lah riwayatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU ARE MY SUN✔️
FantasíaLesya Abigail sama sekali tak menyangka dirinya akan bertransmigrasi ke raga salah satu seorang figuran novel yang terakhir kali ia baca. Novel favoritnya. Seorang introvert yang memiliki masa lalu menyakitkan, memilih bunuh diri dengan meloncat da...