chapter 19

3.4K 397 2
                                    

Happy Reading~!











#















#














#

















#












Violet POV on

Gila. Apakah sekarang aku masih waras dan tak gila? Hahaha pria yang sangat ku hindari kini menjadi tunanganku! Apa sebenarnya motif pria ini? dia terlihat begitu memaksa agar aku menyetujui semuanya. Dia akan mengancam ku jika aku berfikir untuk kabur darinya. Mengapa dia seperti ini? seharusnya Iris lah yang ada di posisiku saat ini.

Menjadi tunangan dari seorang putra mahkota tidaklah mudah. Banyak sekali musuh yang akan datang dan membahayakan nyawaku. Selain itu, aku malas sekali berurusan dengan parah rubah licik kekaisaran ini. aku yakin sekali, sebentar lagi hidupku akan penuh dengan drama menjijikkan.

Kini otakku tak henti-hentinya membayangkan drama macam apa yang akan menantiku. Kebanyakan dari novel yang ku baca, biasanya akan ada teman masa lalu dari pemeran utama pria. Bertingkah sok polos dan lemah, padahal aslinya licik sekali. Hoho jika benar hal seperti itu akan terjadi, tak kan ku biarkan semua hal klasik itu menjadi kenyataan. Coba seja dia memfitnahku. Akan ku habisi dia.

“tuan putri, anda terlihat sangat cantik dan menawan”

“benar, tuan putri terlihat seperti malaikat tak bersayap”

“kau ini bicara apa? Jelas sekali tuan putri mirip seperti peri"

“huhu..tuan putri, anda adalah wanita tercantik seantero kekaisaran ini”

“aku adalah penggemar beratmu tuan putri”

“tuan putri, aku padamu”

"Yang mulia sangat beruntung dapat memiliki tuan putri"

"Mereka adalah pasangan yang serasi. Cantik dan tampan"

Kira-kira begitulah ucapan yang di lontarkan oleh para pelayan yang sedari tadi membantu ku bersiap. Seperti yang kalian tahu, hari ini adalah hari pertunanganku dan Axton. Semua proses yang ku jalani hari ini bahkan lebih rumit dan menyusahkan dari pada acara debut ku beberapa saat yang lalu.

Sekuat tenaga aku berusaha menampilkan senyum formalitasku. Aku tak ingin di cap jelek oleh orang-orang dunia novel kuno ini. sangat menyebalkan, mereka tak akan pernah berhenti menggosipkan dirimu walau hanya membuat kesalahan sekecil apapun itu. menjadi seorang bangsawan, terlebih bergelar tinggi bukanlah perkara mudah.

Karena itu, sebisa mungkin aku tak ingin membuat masalah, aku tak ingin membuat malu nama ayah.
Mungkin kini aku telah berubah menjadi seorang yang egois. Aku benar-benar menganggap duke Brenthy sebagai ayah kandungku. Aku sangat menyayanginya. Aku tak bisa menyangkal fakta itu dengan mengatakan bahwa itu adalah reaksi dari raga yang kini ku tempati.  Sepenuhnya aku menyadari, semua yang ku rasakan ini adalah murni perasaanku sendiri, bukan milik dari raga ini. aku tak kan menyangkalnya.

Pantulan diriku di cermin kini sukses membuat senyum ku mengembang. Tak sia-sia semua penyiksaan berjam-jam yang ku lewati. Hasilnya memuaskan. Aku menyukainya, riasanya tidak norak seperti yang ada di bayangku. Boleh juga kerja para kakak pelayan ini.

🍁🍁🍁

Tidak seperti biasanya. Entah mengapa kini aku sama sekali tak merasa gugup. yang ku rasakan kini hanya satu, yaitu ngeri. Bagaimana tidak? Kini pria gila itu sedang menebarkan senyum cemerlang nya. Sangat langka dan tak biasa. Bukan hanya aku yang terkejut dan merasa aneh melihat ekspresi nya itu. semua orang yang ada di ruangan ini bereaksi sama seperti diriku tak terkeculi, bahkan kaisar dan permaisuri sekalipun.

Aku tak tahu pria ini sedang kerasukan apa. Aku berusaha tak perduli, asalkan tak mengusik kenyamanan ku maka semerdekalah dirimu. Bicara tentang kaisar dan permaisuri, aku sedikit aneh melihatnya. Mereka terlihat begitu berbeda dari novel yang ku baca. ya, kaisar tak begitu jauh berbeda. Tetapi…permaisuri terlihat begitu bersinar.

Ia tak terlihat seperti ratu jahat. Ia menatapku dengan senyuman hangat seakan-akan ia adalah ibuku. Aku berusaha sekuat tenaga untuk menepis perasaan dan pemikiran itu. sekali lagi ku tatap matanya, tetapi nihil. Aku sama sekali tak menemukan apapun di sana. Yang ku dapatkan hanya sebuah ketulusan.

Apa benar sebenarnya permaisuri baik hati seperti ini? atau mungkin saja aku yang telah tertipu oleh topeng nya?

Ha...semakin lama semua ini semakin menyulitkan. Aku bahkan dapat menebak di masa depan semua kejadian tak akan sama lagi dengan novel yang ku baca. tolong doakan agar kesialan menjauh dariku. Aku benci akan hal-hal merepotkan seperti itu.

“ohhh putri ayah kini telah dewasa…sekarang kau bahkan telah bertunangan” ucap ayah sembari  mengusap air matanya yang bahkan sama sekali tak ada. Kini aku dapat melihat ekspresi cengo dari semua orang. Tentu saja aku tak kan kaget melihatnya, karena ayah memang sangat kejam dan dingin jika sedang tak bersamaku. Aku tahu itu.

“yang mulia, tolong jaga putriku. Violet adalah gadis yang nakal, anda harus mengawasinya dengan baik” ucap ayah lagi. ha…mengapa ayah harus mengajak pria ini bicara? Aku bahkan tak yakin bahwa ia akan memberikan respon setelahnya.

“tentu saja ayah. Aku pasti akan menjaga Violet dengan sangat benar” wah! Apa-apaan ini?! hahahaha aku yakin sekarang aku sudah tak waras. Pasti pengelihatan dan pendengaran ku sedang bermasalah atau mungkin aku sedang berhalusinasi belaka.

Axton, pria itu bahkan bersikap sok akrab dengan ayahku. Dan tatapan di akhir ucapanya itu membuatku hampir saja terkena serangan jantung. Lagi-lagi ia menyeringai.
Ku harap semua dugaan dan pikiranku saat ini tidaklah benar. Tak mungkin Axton benar-benar mencintaiku bukan? Ah…maksudku Violet. Jika itu benar, maka aku butuh alasan yang tepat mengapa sampai hal ini dapat terjadi. tak mungkin ia mencintai atau menyukai Violet dalam pandangan pertama. Itu hanya terjadi di acara televi saja.

🍁🍁🍁

“oh…Violet! Aku ucapkan selamat...aku turut bahagia karena akhirnya kau dapat bertunangan dengan pria yang kau cintai” ucap Greisy sembari mengedipkan sebelah matanya genit. Sungguh?! Apa gadis ini gila?! Omong kosong macam apa yang ia katakan? Tetapi…mengapa  wajah Axton memerah?! Hahaha ingatkan aku untuk memberi pelajaran pada gadis itu nanti.

“selamat atas pertunangan kalian berdua. saya turut berbahagia” ucap Rafael. Oh…aku bahkan sempat melupakan mantan terindah ku ini. tapi maaf sekali, ku rasa kita memang bukanlah jodoh. Baik di kehidupan pertama maupun kedua, kami benar-benar tak di takdirkan untuk bersama.

Oke, lupakan semua itu. kini perhatian ku jatuh pada Axton dan Rafael yang sedang saling tatap dengan tatapan permusuhan. Ada apa ini? kenapa tiba-tiba hawanya seperti ini? bahkan aura nya pun tiba-tiba berubah mencekam. Aku merasa sedikit kesusahan bernapas karena tekanan yang di berikan oleh kedua pria ini. dengan cepat aku memberi kode pada Greisy untuk membawa pergi Rafael.

“baiklah, kalau begitu kami pamit undur diri terlebih dahulu yang mulia putra mahkota dan putri mahkota” ucap Greisy cepat, kemudian menarik paksa Rafael, pergi meninggalkan kami. Kini aku dapat bernapas sedikit lega.

“jauhi pria itu” ucap Axton singkat, padat dan jelas. Jangan lupakan tatapan tajam mengerikanya itu, tanpa sadar aku menganggukkan kepala patuh. Tetapi beberapa saat kemudian aku merutuki kebodohan ku yang asal-asal mengangguk. Melihat reaksiku, Axton meenyeringai, itu membuat bulu kuduku berdiri.

Dasar psikopat gila!!


Dasar psikopat gila!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
YOU ARE MY SUN✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang