CAPT 31

5.5K 205 3
                                    

HAPPY READING BESTIE!!

*****

Setelah sesi interogasi kemarin Rifaldi dapat menyimpulkan bahwa tidak ada hubungan macam-macam dibelakangnya antara Syila dan juga Kevin. Mereka berdua murni bersahabat tanpa melibatkan perasaan, Maybe.

Tentang Skizofrenia juga, Rifaldi tidak mempunyai niat untuk menanyakan langsung sudah sejauh apa penyakit itu ditangani medis. Sebab Rifaldi sadar topik itu terlalu sensitif jika ia menanyakannya langsung dan bukan Syila yang berniat memberitahu.

Kini Rifaldi sedang menunggu Syila yang sedang memakan sarapannya, tenang. Memperhatikan gadis itu yang terlihat lebih kurus. Mungkin asam lambung yang diderita Syila sangat berpengaruh dalam penurunan berat badannya, apalagi gadis ini sangat susah diatur pola makannya.

"Jangan skip sarapan, sayang badan lo makin kurus. Nanti kalo gue berpaling buat cari yang lebih gimana?"

"Gak papa berarti lo cukup bodoh ninggalin gue." Jawab Syila dengan mulut yang penuh.

Rifaldi terkekeh geli, niatnya hanya bercanda tapi sukses membuat Syila kesal. Bagaimana tidak, masa hanya karena berat badannya turun Rifaldi akan berpaling darinya? Suatu keputusan bodoh.

Bel rumah tiba-tiba berbunyi lalu tidak lama sosok Kevin datang menghampiri keduanya. "Percuma pencet bel tapi main nyelonong masuk!" Cetus Rifaldi, keduanya benar-benar terlihat seperti sedang mengibarkan bendera permusuhan.

"Kevin udah biasa."

"Kebiasaannya jelek banget."

Syila terkekeh, melihat kedua lelaki ini sering bertengkar hanya karena hal-hal kecil. Apa se-takut itu Syila akan berpaling dan memilih Kevin?

"Kalian berdua kenapa sih?"

"Dia yang kenapa? Udah kayak masker, sensi banget sama gue." Jawab Kevin ikut duduk tepat di samping Syila.

Rifaldi menyoroti Kevin tidak suka. "Lagian ngapain lo ke sini?"

"Ya mau jemput Syila lah."

"Syila berangkat sama gue."

"Naik motor? Syila baru sembuh, mending naik mobil sama gue."

Rifaldi diam. Tidak terpikir dikepalanya untuk mengendarai mobil hari ini sebab Syila baru saja sembuh dari sakitnya.

Rifaldi mengalah, ia tidak mau dicap sebagai pacar yang egois. Keputusan terakhir akan Rifaldi serahkan kepada Syila.

"Ya udah, biar Syila aja yang pilih mau berangkat sama siapa."

Kevin mengangkat satu alisnya, mengejek. Secepat itu Rifaldi menyerah? Padahal kalau mau ia tinggal meminjam mobil Syila dan meninggalkan motornya disini.

Syila bimbang, menatap kedua lelaki itu bergantian. Kenapa ia harus berada diposisi seperti sekarang? Syila tidak memandang Rifaldi naik mobil atau motor, tapi juga Syila tidak enak menolak Kevin yang sudah berjanji untuk selalu menjaganya.

Tidak peduli dengan apa ia pergi ke sekolah, yang terpenting Syila bisa selamat sampai tujuan. Keputusan ini tidak bisa ia pilih. Kenapa juga Kevin jadi se-menyebalkan sekarang? Syila takut Rifaldi malah salah paham.

"Gue berangkat sendiri." Itulah keputusan Syila. Daripada harus memilih salah satu diantara keduanya, Syila lebih baik tidak memilih siapapun.

"Gak bisa gitu, Syil."

"Gue pesen ojol aja." Putus Syila sambil mengutak-atik ponselnya, tak lama Rifaldi merebut ponsel itu.

"Berangkat sama gue."

KETUA BASKET VS BADGIRL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang