CAPT 30

5.9K 219 4
                                    

HAPPY READING BESTIEEE!!

*****

Sudah dua hari Syila tidak masuk sekolah dan dua hari itu juga Rifaldi dibuat uring-uringan karena tidak mendapatkan kabar. Baru kemarin sore Rifaldi berkunjung ke rumah gadisnya tapi yang ada hanya keheningan seolah rumah itu sudah tidak berpenghuni.

Berbagai cara sudah Rifaldi lakukan agar dapat mengetahui kondisi Syila sekarang, tapi yang ada hanya jalan buntu. Vivia salah satu orang yang Rifaldi harapkan ternyata sudah satu minggu juga izin sekolah. Apa kedua perempuan itu bersekongkol dalam hal ini?

"Udah lo kerumahnya lagi aja abis pulang sekolah." Yudha dongkol, kerjaan Rifaldi dari kemarin hanya marah-marah.

"Sadar lo gak penting, makanya gak dikabarin." Ucap Andres asal sambil terus mengunyah kacang.

Rifaldi berdiri, tangannya meraih kerah seragam milik Andres. "Ngomong lagi lo bangsat!"

Yudha yang melihat kejadian itu terkekeh hambar, tidak berniat memisahkan keduanya atau sekedar menolong Andres yang sudah meronta-ronta meminta dilepaskan akibat kesusahan bernafas.

Tangan Andres mencoba melepaskan tangan Rifaldi yang mengapit kerah seragamnya. "Lepas gila, gue belum mau mati!"

Rifaldi menghempaskan tubuh Andres kebelakang sampai terbentur tembok. Lelaki itu sama sekali tidak memikirkan perbuatannya ketika marah, Rifaldi tidak segan-segan untuk adu jotos mau itu dengan sahabatnya sekalipun. Ia tidak pantas dapat hinaan seperti itu. Apa tadi kata Andres? Dirinya tidaklah penting untuk Syila. Oke, akan Rifaldi buat Syila tidak bisa hidup tanpanya.

Emangnya bisa? jelas Syila gak bisa hidup tanpa udara, ya kali tanpa Rifaldi.

"Bucin banget lo sekarang." Setelah berkata itu Yudha langsung keluar kelas. Malas menengahi hubungan dua orang yang sedang mengibarkan bendera permusuhan.

"Kak boleh minta tolong?"

Sesampainya diluar kelas Yudha menatap tidak minat pada satu siswi yang tidak ia kenal. Bisa ditebak siswi ini adalah adik kelasnya karena kalaupun satu angkatan sudah pasti Yudha tidak akan asing dengan wajahnya.

"Apa?"

"Kak Rifaldi nya ada? Aku ada urusan sama dia."

Yudha mengangkat satu alisnya, ada urusan apa perempuan ini dengan Rifaldi? Masa bodoh apapun hubungan Rifaldi dengan siapapun Yudha tidak mau terlalu ikut campur. Ia harap Rifaldi sudah cukup dewasa untuk menentukan sendiri jalan hidupnya.

"Oke bentar gue panggilin." Yudha memanggil Rifaldi dari ambang pintu, tidak lama lelaki itu menghampirinya.

"Ada yang nyariin." Ucapnya lalu pergi begitu saja.

Rifaldi cukup terkejut melihat siapa orang yang mencarinya. Dinda, gadis itu dari kemarin terus menunjukkan eksistensinya. Saya menyebutnya perempuan tidak tahu diri dan caper.

"Ada apa?"

Dinda memberikan kertas bertuliskan kartu undangan. Rifaldi menerimanya, setelah selesai membaca bisa disimpulkan gadis ini mengundang Rifaldi ke pesta ulang tahunnya pada besok malam. Rifaldi terlihat berpikir, lalu membaca ulang isi undangan itu.

"Dateng ya kak, acaranya besok malem."

"Boleh ajak temen?"

"Boleh banget kak." Jawab Dinda antusias.

Apa tadi katanya, teman? Berarti Rifaldi tidak akan datang ke pestanya bersama Syila yang notabenenya adalah kekasihnya.

Rifaldi mengangguk, "Oke." Lalu kembali masuk kedalam kelas tanpa menghiraukan Dinda lagi.

KETUA BASKET VS BADGIRL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang