CHAP 0.4

68.5K 1.5K 28
                                    

Happy reading.✨

*****

Hari ini Dewi Fortuna sedang berpihak pada Syila, sebab ia tidak harus repot-repot memanjat tembok. Ia datang sedikit pagi dari biasanya guna menghindari si ketua basket tengil itu.

Kini nama Syila sedang menjadi topik hangat seantero sekolah. Setelah kejadian kemarin di kantin saat Rifaldi dengan santainya mencium pipi Syila.

Rasanya Syila ingin mencabik-cabik mulut sampah yang sedang membicarakannya dengan terang-terangan, menghujat, memaki, dan menghina.

"Eh ada cabe."

"Ih, kenapa sekolah ini punya murid sok kecantikan plus bopung kaya dia."

"Kok Rifaldi sudi ya nyium nenek lampir itu?"

"Sssssttttt, jangan berisik-berisik lah ngomongnya. Kedengeran tuh. Gak kasian apa mukanya udah merah kaya tomat busuk! Haha."

"Cih, jalang."

"Murahan."

"Cantik sih. Tapi, murahan."

"Cantik tapi munafik. Mati aja sekalian."

"Udah gak bener nih, pasti Rifaldi diguna-guna."

"Rifaldi kok bisa ya suka sama cabe kaya dia."

"Cih, padahal cantikan gue kemana-mana."

"Gayanya aja yang sok. Paling dapet uang hasil ngejalang, Haha."

Sumpah ya, Syila sangat muak. Bahkan mukanya sekarang sudah memerah bak kepiting rebus, garis wajahnya datar, tatapannya menajam bersiap untuk menghujam, dan jari-jari tangannya sudah mengepal ingin rasanya menonjok sesuatu.

"MULUT SAMPAH!"

"DIBAYAR BERAPA LO PADA NGOMONGIN GUE?!"

"TAU APA LO TENTANG HIDUP GUE? NGURUS AMAT! KALO MAU NGURUSIN HIDUP GUE SEKALIAN JANGAN NANGGUNG! BAYARIN UANG JAJAN, SEKOLAH, MAKANNYA JUGA! PADA BACOT AMAT MULUT LO PADA! BISANYA NYINYIR TERUS, GAK CAPE APA?!"

"Didieminnya malah ngelunjak, dasar SAM-PAH. Cih!" Syila meludah sembarangan, lalu bergegas pergi ke kelasnya.

Koridor sekolah tempat Syila berteriak tiba-tiba sunyi. Semuanya terpaku dengan ucapan Syila yang malah balik menyebut mereka sebagai sampah.

Semua murid yang mengata-ngatainya menciut, tak punya nyali untuk melawan. Syila sangat menakutkan kalau sudah berada dalam mode marah seperti tadi. Bisa-bisa ia menghantam apapun yang mengekang atau membalas ucapannya. Syila benar-benar seorang singa betina.

Dilain tempat, Rifaldi yang baru datang dan hendak melangkahkan kakinya menuju kelas harus terhenti. Ia melihat koridor sangat ramai dan mendengar suara gertakan seorang gadis yang terdengar sangat marah.

Dan suara itu adalah suara milik gadisnya, Syila. Gadis yang mulai kemarin ia cap sebagai kekasihnya.

Syila sangat terlihat super duper cantik saat sedang marah seperti tadi. Ia yang selalu terlihat apa adanya. Ia tidak pernah merubah dirinya untuk disukai banyak orang. Ia tidak pernah melakukan hal untuk memikat seseorang. Sesederhana itu kah sosok Syila yang telah menghanyutkan hatinya?

Rifaldi tersenyum kemenangan. Ternyata Syila bisa menyelesaikan masalahnya sendiri, tanpa bantuan siapapun. Hanya dengan mengeluarkan kata-kata pedas kian nyelekit sudah membuat nyali musuh kian menciut.

"Cewek lo?" Tanya Andres mengerling, jahil.

Rifaldi bergumam masih mempertahankan senyumannya.

"Salut gue. Gak salah lo suka sama cewek tahan banting kaya dia." Ucap Yudha seraya geleng-geleng tak percaya.

KETUA BASKET VS BADGIRL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang