CAPT 27

6.3K 257 10
                                    

Hi Bestie!!
Happy Reading. ✨

Kalau kamu punya seribu cara untuk meninggalkan seseorang, aku hanya butuh satu alasan untuk menetap. -Rifaldi Alexander Graham

*****

Segala kebingungan dan segala pertanyaan yang mengisi kepalanya sejak lama terbayarkan dengan penjelasan yang Syila tuturkan.

Sore itu Syila banyak menceritakan perihal masa lalunya bersama Bayu —lelaki yang sudah lama menjadi rivalnya. Tidak terkejut saat mengetahui bahwa lelaki itu dengan gampangnya berselingkuh dengan mantan ibu tiri dari gadisnya.

Yang Rifaldi bingung kenapa bisa Ayah Syila menikah dengan gadis yang bahkan hanya beda tujuh tahun lebih tua dari anaknya. Mungkin memang tujuan awalnya agar Syila bisa mendapatkan teman baru, namun malah sebaliknya. Bahkan kini Rifaldi sangat penasaran seperti apa wajah wanita yang ambil bagian sebagai penyebab Syila kehilangan kehidupan tenangnya.

Dimana masa muda yang seharusnya diisi dengan cerita bahagia, namun yang ada hanya ketakutan bagi Syila. Gadis itu terlalu banyak menghadapi masalah tanpa adanya sosok ibu disampingnya. Bahkan Ayahnya pun tidak mengetahui hal penting dalam hidup putrinya.

Pandu terlalu terpaku pada rasa sakitnya sendiri, tanpa bertanya apakah anak gadisnya hidup dan tumbuh dengan baik. Lingkungan sangat mempengaruhi pertumbuhan seorang anak, begitupun Syila.

Gadis itu tumbuh dewasa sebagai seorang yang tak tersentuh, misterius. Buktinya yang Rifaldi kira bahwa kehidupan gadis itu berjalan normal seperti anak perempuan pada biasanya ternyata salah. Banyak kejutan di setiap kali ia menceritakan hari-hari menyedihkannya.

Dan penyakit mental yang kini Syila derita adalah salah satu alasan kuat untuk Rifaldi menetap.

"Lo mau tau apa keinginan gue sekarang?"

Syila menoleh, "Apa?"

"Lo sembuh."

"Gue pengennya pulih, bukan sembuh btw." Jawabnya sedikit terkekeh. Rifaldi jadi posesif akhir-akhir ini, terlalu banyak mengatur. Harus inilah, harus itulah. Tapi Syila bersyukur ternyata lelaki ini menginginkan kesembuhannya, itu berarti ia punya alasan untuk kembali pulih seperti dulu walaupun tidak sepenuhnya.

"Lo cantik."

"Ya, I know."

"Lo definisi perempuan kuat yang pernah gue kenal dan," Syila menunggu Rifaldi mengatakan kalimat selanjutnya namun lelaki itu malah menatapnya lurus dengan teduh yang membuat hatinya berdesir.

"Dan?"

"Bangsat, kenapa lo makin cantik sih Arsyla?!" Maki Rifaldi setelah menatap Syila begitu dalam ia semakin dibuat tergila-gila dengan perempuan didepannya ini.

Syila menyatukan alisnya, bingung harus senang atau marah. Baru saja Rifaldi memaki dirinya. Harusnya Rifaldi bersyukur bisa mendapatkan manusia setengah bidadari seperti Syila.

"Apaan sih, kalo mau muji kata-katanya bagusan dikit. Kasar!"

"Ya lagi kenapa lo makin cantik?"

Syila susah payah menahan senyumannya dan menyembunyikan degup jantung yang berdetak lebih cepat. "Bagus dong kalo gue makin cantik, biar lo makin suka sama gue."

"Tapi kalo ada lelaki lain yang suka sama lo, gue hancurin muka lo."

"Sembarangan!" Ketus Syila tidak terima. "Sebelum lo hancurin muka gue, gue hancurin masa depan lo!"

"Emang berani? Masa depan lo juga ada di gue." Tanya Rifaldi menggoda, ia tahu apa itu 'masa depan' yang Syila bilang.

"Ya gue tinggal cari cowok lain."

KETUA BASKET VS BADGIRL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang