Happy reading ✨
*****
Pagi ini Rifaldi sudah menyusuri koridor sendirian. Ia tadi menjemput Syila namun perempuan itu sudah berangkat duluan. Pesan yang Rifaldi kirim sejak malam tidak kunjung mendapatkan balasan. Syila ini kenapa sebenarnya? Membuat Rifaldi bingung saja.
"Ada Syila?" Tanya Rifaldi pada salah satu teman kelas Syila yang sedang menyapu depan kelasnya.
Perempuan yang sedang menyapu itu sukses membulatkan matanya, ia merasa kegirangan karena baru saja diajak bicara oleh prince no one di sekolahnya.
"E—eug," perempuan itu nampak gugup, hatinya terus saja berbicara namun mulutnya bungkam dengan kharisma seorang ketua basket didepannya.
"Ada apa?" Pertanyaan itu membuat Rifaldi membalikkan badannya, ia tersenyum hangat lalu berjalan mendekati si pemilik suara itu. Sedangkan perempuan yang gugup tadi langsung masuk kedalam kelas, ia tidak mau berurusan dengan singa betina sekolah ini.
"Abis dari mana?"
"Kantin,"
Rifaldi menarik tangan Syila lembut, menyuruhnya duduk di bangku panjang yang berada didepan kelas.
"Kenapa berangkat duluan?"
"Kenapa emangnya?" Tanya Syila balik.
"Gak biasanya aja."
Syila memilih diam ketimbang harus memperpanjang topik pembicaraan ini. Ia tahu Rifaldi kesal, Syila melihatnya dari pergerakan tubuh lelaki itu. Lagi pula Syila berangkat lebih dulu ke sekolah itu bukan masalahkan?
"Udah sarapan?"
"Udah tadi di kantin."
Rifaldi mengangguk, "hm, Syil—"
"Kak!" Ucapan Rifaldi terpotong akibat kehadiran seorang perempuan cantik di depannya. Perempuan itu bergerak gelisah. Ditangannya terlihat satu botol air mineral dan satu bungkus roti.
Syila sedari tadi hanya memperhatikan dan menanti apa yang ingin dilakukan perempuan yang bisa ditebak adalah adik kelasnya itu. Rifaldi menoleh kearah Syila dan kearah perempuan dihadapannya bergantian, lalu mengangkat satu alisnya.
"Ada apa?"
Perempuan itu mengatupkan bibirnya, "Dinda kak,"
"Gue nanya ada apa, bukan nanya nama lo,"
"Dinda mau ngasih ini buat permintaan maaf karena kemarin udah jatuhin minuman di seragam Kakak, tolong terima ya kak. Dinda bakal seneng banget kalo Kakak mau menerima permintaan maaf Dinda."
Syila memutar bola matanya malas, ckckck! Drama. "Rezeki gak boleh ditolak, apalagi yang ngasihnya bening." Syila berdiri, ia memutuskan untuk masuk kedalam kelas namun Rifaldi mencegahnya dengan menarik kembali tangan Syila.
"Gue gak butuh sogokan buat maafin seseorang, mending lo makan aja roti itu gue udah sarapan."
"Tapi kak—"
"Andres!" Mendengar ada yang memanggil namanya Andres pun langsung mencari dimana sosok pemilik suara bas itu.
Syila daritadi hanya diam sambil menebak-nebak apa yang akan Rifaldi lakukan. Ia cukup kagum dengan cara penolakan Rifaldi yang terkesan terang-terangan. Syila merasa senang, karena sekian kalinya ia merasa dihargai kembali.
"Ada apa bro?" Tanya Andres.
"Udah sarapan?"
"Serius lo nanya ini ke gue?"
Rifaldi tidak menanggapi pertanyaan Andres, ia langsung memindahkan air dan roti yang ada ditangan Dinda ke tangan Andres.
"Air sama rotinya udah gue terima, lo boleh pergi."
Dinda meremas roknya, ia merasa tengah dipermalukan. Dinda tidak akan tinggal diam, apa susahnya sih hanya menerima makanan yang diberinya tanpa harus mempermalukannya? Dinda tahu memang harga nya tidak seberapa, tapi bisa kah Rifaldi menolaknya dengan cara yang halus dan tidak terkesan menolak? Dinda memilih pergi tanpa sepatah kata, namun hatinya penuh dengan sumpah serapah. Lihat saja Dinda pasti akan membuat Rifaldi merasakan imbasnya!
"Loh, kok dikasih ke gue?" Tanya Andres kebingungan, ia tidak tahu apa yang sebenarnya tengah terjadi. Yang ia tahu hanya perempuan yang membawa roti tadi sangatlah cantik, ya selevel lah dengan Syila namun bedanya perempuan tadi terlihat lemah lembut, tidak seperti Syila yang sudah seperti iblis tidak berhati. Eh tunggu dulu, memangnya ada iblis yang mempunyai hati?
"Udah makan aja, jangan lupa abisin sampe bungkus-bungkusnya. Lo juga boleh pergi."
Andres pun mendengus kesal, "iya-iya."
"Gue juga boleh pergi?" Tanya Syila santai sambil melirik tangannya yang masih Rifaldi cekal.
"Ga boleh."
"Kenapa?"
"Emang mau disamain sama yang lalu, yang menetap hanya ketika butuh dan pergi setelah itu?"
Syila merasa geli mendengarnya, ternyata lelaki ini bisa bijak juga ya?
*****
"Kenapa?" Rifaldi yang sedang diperhatikan Syila pun angkat bicara. Ia tidak nyaman jika Syila terus-terusan menatapnya seolah-olah sedang mengintrogasi.
"Apanya?"
"Kenapa merhatiin sampe segitunya?"
"Kenapa emang ga boleh?"
Rifaldi berdecak, bukannya membalas pertanyaannya Syila malah bertanya balik. Sebenarnya Rifaldi sangat suka jika Syila memandang dirinya namun tidak untuk kali ini, ia merasa dikuliti seolah tengah kepergok melakukan kejahatan.
"Emang salah ya mandang muka pacar sendiri?"
"Ya engga salah sih, tapi bisa biasa aja gak? Jadi kesannya kaya lo haus akan pesona gue,"
Syila membulatkan matanya, ingin muntah rasanya mendengar ucapan pacarnya itu, "idih, punya sikap pede yang berlebihan itu gak baik tau!"
"Dimana letak gak baiknya?" Rifaldi mengangkat satu alisnya.
"Terlalu pede itu udah mendekati sifat sombong, dan sombong itu adalah perilaku yang Tuhan gak suka."
Rifaldi tergelak, lucu rasanya melihat Syila berkata bijak. "Eh kok malah ketawa? gak ada yang lucu!"
"Ada,"
"Apa?"
"Lo," Rifaldi menyambung ketawanya, ia ingin melihat kelucuan Syila lebih lama lagi dengan cara membuatnya kesal.
"Gila!"
"Nih, ya Syil.. ngomong-ngomong sama sifat sombong itu, kembali lagi ke diri lo. Coba, sudah kah kamu tidak sombong hari ini?" Ucap Rifaldi semakin membuat pipi Syila memerah menahan marah.
"Iya-iya maha benar Rifaldi,"
Sekali lagi Rifaldi tertawa, puas rasanya bisa menang dari Syila kali ini. Siapa yang bilang jika lelaki selalu salah? Sini bicara dengan Rifaldi langsung.
Lelaki akan mengalah pada akhirnya bukan berarti kalah, namun ada perdebatan yang tak sepaham yang jika diteruskan malah akan jadi keributan. Jadi untuk menutup kemungkinan bertengkar, lebih baik diam. Karena diam itu emas. Dan nyatanya memang menahan ego sendiri itu sangatlah sulit, merasa paling benar dan paling tahu segalanya bukanlah pilihan yang tepat dalam sebuah hubungan.
*****
To be continued.
STAY SAFE BESTIEEE!!!
See you next chapter ❤
Thank you..
KAMU SEDANG MEMBACA
KETUA BASKET VS BADGIRL [END]
Novela Juvenil[ Follow dulu ya sebelum membaca:) ] Akan direvisi setelah tamat. Warning!! 17+ Banyak kata-kata umpatan kasar dan non baku. Silahkan bijak dalam membaca.. Bagaimana jadinya jika ketua basket mesum, berpacaran dengan badgirl yang tingkat kebar-baran...