CAPT 23

13.7K 553 158
                                    

Happy reading✨
Happy 400k readers🖤✨

Maaf ya guys aku lama up, soalnya hp aku yg kemaren rusak hikd.. terus juga minggu kemaren aku ada PAT jadi gak fokus buat lanjut cerita ini.


*****

Saat Syila sedang berjalan di koridor sendirian tiba-tiba ada yang menabraknya dari belakang, yang membuat Syila jatuh terlambung kedepan.

Syila menutup matanya saat terjatuh, tapi anehnya ia tidak merasakan nyeri di bagian apapun. Syila hanya merasakan tubuhnya melayang seperti ditangkap seseorang. Tak lama Syila pun membuka matanya untuk memastikan siapa orang yang menolongnya.

"Kak," Rifaldi orangnya. Rifaldi membiarkan Syila berdiri dengan benar, lalu menoleh kearah si penabrak itu tajam.

"Mata lo alih fungsi?"

"Ya maaf, tadi gue dikejar pak Epul." Jawab lelaki dengan jambul dikepalanya santai.

"Lo hampir nyelakain Syila!" Gertak Rifaldi.

Lelaki berjambul itu pun mengangkat satu alisnya sambil tersenyum miring. "Apa kabar lo kemaren yang hampir bikin nyawa orang hilang?"

Rifaldi mengerutkan dahinya begitupun Syila yang tak mengerti arah pembicaraan lelaki itu. "Maksud lo apa?"

"Lo tau Syil, dia kemaren abis nyerempet cewek. Anak sekolah ini pula."

Rifaldi hanya diam tanpa berniat membela dirinya sendiri. Toh emang benar ia kemaren menyerempet orang. Tapi yang salah Rifaldi tidak bercerita soal ini kepada Syila.

"Lo boleh pergi." Ucap Syila pada lelaki berjambul itu.

Syila melirik Rifaldi lalu berjalan kembali. Ada rasa kesal yang menyelimuti hatinya. Syila tidak tahu ada berapa rahasia yang Rifaldi sembunyikan. Soal pacarnya saja Syila tidak tahu, dan malah orang lain yang lebih tahu.

Rifaldi terus mengikuti Syila dari belakang. Ia tidak tahu bahwa ada orang lain yang tahu soal dirinya menabrak Dinda kemarin. Rifaldi bukan tidak ingin membagi cerita, tapi Rifaldi yakin masalahnya tidak lama akan selesai. Tapi ternyata Rifaldi sudah salah mengira. Masalah lama memang selesai, tapi masalah baru malah datang.

"Syil gue bisa jelasin,"

"Syila berenti dulu, lo juga perlu tau yang sebenernya."

Syila berhenti tanpa berbalik, "Gak disini."

Keduanya meneruskan jalan dengan Syila yang berada didepan dan Rifaldi yang membuntutinya dari belakang. Kelihatan sekali di mata umum bahwa keduanya sedang ada masalah.

Tak lama sampailah Syila pada bangku besi yang ada di taman sekolah. Rifaldi ikut duduk disamping Syila, sambil menghela nafasnya.

"Kemaren gue nabrak orang,"

"Udah tau! Cowok yang tadi kan bilang." Jawab Syila sewot.

"Gak sengaja. Abis nganter lo pulang gue mirikin lo terus-terusan sampe gak sadar ada orang mau nyebrang," Syila menatap Rifaldi yang dibalas tatap dengannya. "Masalahnya juga udah selesai, gue gak mau lo khawatir dan ngerasa bersalah karena udah jadi penyebab hampir hilangnya nyawa orang." Rifaldi terkekeh, lalu mengusap pipi Syila sayang.

Syila menepis tangan Rifaldi. "Gak usah ngerayu, gak mempan. Gak usah nyalahin gue segala, gimanapun itu kecerobohan lo. Suruh siapa mikirin gue?!"

"Suruh siapa lo menuhin isi kepala gue?"

Syila memutar bola matanya, namun ia juga merasa senang. Syila tidak tahu bahwa ia sudah berpengaruh besar pada hidup Rifaldi si ketua basket gila ini.

KETUA BASKET VS BADGIRL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang