CAPT 14

27.5K 810 26
                                    

HOLA BESTIEEE♡'・ᴗ・'♡

Happy reading.✨

*****

Malam harinya Rifaldi menjemput Syila untuk makan malam dirumahnya, itu juga atas permintaan sang mamah -Linda. Syila yang tadinya ingin menolak pun jadi tak enak hati. Sebab kata Rifaldi, Linda sendiri yang meminta untuk dikenalkan dengan pacar barunya. Kalau sudah berurusan dengan orang tua seperti ini, Syila kan lemah jadinya. Syila tak bisa membayangkan bagaimana jadinya jika permintaan Linda ia tolak. Mungkin Linda akan kecewa dibuatnya.

"Ayo."

Rifaldi melongos menatap Syila kagum. Dengan balutan dress selutut dan juga cardigan Syila terlihat manis, penampilannya malam ini nyaris perfect di mata Rifaldi.

Syila memutar bola matanya malas, saat memergoki Rifaldi yang masih menatapnya dengan tatapan terpesona. Ck! Seperti tidak pernah melihat Cecan saja.

"Jadi gak sih sebenernya?" Tanya Syila, jengah. Sebenarnya ia agak risih jika terus ditatap demikian, mana di rumahnya hanya ada mereka berdua! Rifaldi kan juga lelaki normal yang kalau lagi mode-on ngeresein.

Rifaldi menarik nafasnya dalam-dalam, mendadak ia jadi gugup. Syila benar-benar cantik dan manis malam ini. Rifaldi kan makin suka jadinya. Rifaldi berjalan mendekati Syila seraya tersenyum hangat, lalu menarik tangan gadis itu menautkan jari-jarinya.

Syila tidak berontak, justru ia malah membalas senyuman Rifaldi dan mengeratkan jari-jarinya, berjalan bersisian menuju mobil.

"Kak."

Rifaldi menoleh seraya berdeham.

Syila menghirup udara dalam-dalam, lalu mengeluarkannya secara perlahan. "Takut." Kenapa suara Syila mendadak jadi manja seperti ini?

"Gak ada yang perlu ditakutin." Rifaldi melepaskan tautan tangannya, lalu membukakan pintu mobil mempersilahkan Syila masuk.

Syila tak kunjung masuk, ia malah menarik-narik ujung jaket denim milik Rifaldi, seperti anak kecil sedang merajuk pada ayahnya. Wajah Syila tertekuk, ia benar-benar gugup. Apa yang harus Syila lakukan saat didepan kedua orang tua Rifaldi? Sungguh Syila tidak berpengalaman soal ini.

"Hei, mereka gak gigit."

Karena jawaban Rifaldi yang terbilang main-main saat sedang serius seperti ini, Syila pun mencubit gemas pinggang Rifaldi.

"Ih, serius!"

Rifaldi mengadu kesakitan, lalu membalas cubitan Syila tapi di kedua pipi gembul sang gadis. "Aku juga serius, sayang."

Syila bungkam. Bibirnya berkedut menahan senyuman, pipinya memanas mungkin juga sudah timbul rona merah disana. Bukan, bukan karena cubitan, tapi karena perkataan Rifaldi yang terlewat manis.

Dengan cepat Syila langsung masuk kedalam mobil untuk menghindari Rifaldi yang menyadari bahwa kini Syila sedang blushing dibuatnya.

Syila memasang seatbelt dengan Rifaldi yang kini sudah menghidupkan mesin mobil. Beberapa kali Syila menoleh kearah Rifaldi yang sedang fokus dengan stir mobil dan juga jalanan.

Perlahan-lahan Syila akhirnya menerima Rifaldi sebagai kekasihnya. Perlahan-lahan juga Syila sudah dapat melupakan masa lalunya. Sesederhana itu ternyata melupakan seseorang kalau ia memang ingin dan berniat untuk melupakan orang itu.

"Jangan diliatin terus, nanti makin suka. Siapa yang repot?"

Syila mengerjap-ngerjapkan matanya. Bagaimana Rifaldi bisa tau bahwa kini Syila sedang mengamati lelaki itu, sedangkan mata Rifaldi selalu tertuju pada jalanan?

KETUA BASKET VS BADGIRL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang