CHAP 0.3

74.4K 1.5K 16
                                    

Happy reading.✨

*****


Rifaldi sangat terlihat menyebalkan hari ini di mata Syila, namun tidak di mata perempuan lain. Karena hari ini Rifaldi terlihat sangat tampan dengan seringaian tengil yang membuat kaum hawa meleleh.

Belum lagi, kini Rifaldi tengah terang-terangan mengusik kehidupan Syila dengan duduk bersama disatu meja kantin yang Syila tempati terlebih dahulu dengan Vivia -sahabatnya.

Syila yang melihat muka tengil laki-laki dihadapannya ini, hanya bisa memutar bola matanya malas. Berbeda dengan Vivia yang tampak syok karena prince sekolah tengah duduk satu meja dengannya.

"Apa lagi?!"

"Gue mau duduk satu meja sama pacar emang salah ya?"

Krik.. krik.. krik..

Isi kantin tiba-tiba sunyi. Padahal sebelumnya riuh ramai seperti pasar diskonan.

Semua mata tertuju pada sosok laki-laki dihadapan Syila. Ucapan laki-laki itu sontak membuat warga kantin membisu.

Tak percaya..

Tak menyangka..

Rifaldi si ketua basket yang diberi gelar sebagai prince sekolah sekarang sudah memiliki pujaan hati.

Dan, pujaan hatinya adalah Arsyila seorang gadis yang ditakuti banyak kalangan, dari adik kelas, teman sebaya, maupun kakak kelasnya.

Semua kaum hawa pengisi kantin tiba-tiba dibuat syok. Bibir mereka kelu dan tak mampu hanya untuk berkata satu patah katapun.

Sumpah serapah yang biasa fans-fans anarkis Rifaldi lontarkan untuk siapapun yang berani merebut Rifaldi-nya dari mereka, kini tak terdengar.

Mendadak, nyali mereka menciut. Setelah mengetahui bahwa kini si badgirl bar-bar lah yang telah merebut Rifaldi mereka.

Namun perkataan Syila membuat fans-fans fanatik sekaligus anarkis itu bahagia. Bahwasanya Syila sama sekali terlihat tidak tertarik oleh prince kebanggaan sekolahnya itu.

"Gue bukan pacar dia. Tenang aja!" Tutur Syila datar agak teriak sambil kembali memakan baksonya santai.

Rifaldi yang mendengar tuturan Syila pun mengangkat satu alisnya, meminta penjelasan. Namun, Syila nampak cuek bebek. Tidak peduli dan tidak terusik sedikitpun pada laki-laki dihadapannya ini.

Rifaldi tidak suka jika ia diabaikan seperti ini. Ia tidak bisa diperlakukan seperti ini. Bagaimanapun Syila harus kalah dan ia harus menang agar Syila bisa bertukar posisi dengannya.

Syila yang mengejar dan Rifaldi yang tak kunjung peka.

Rifaldi mengambil duduk agak maju dan mengikis jaraknya dengan Syila yang masih sibuk dengan baksonya.

Lalu,

Cup.

Syila membulatkan matanya, lalu menatap tak terima pada laki-laki dihadapannya.

Semua isi kantin tiba-tiba heboh. Pekikan iri dan teriakan histeris menggema seisi kantin.

Seorang Rifaldi dengan santainya mencium pipi kanan seorang Arsyila dihadapan umum.

"LO!- EEGGHHH." Syila meremas kedua jarinya didepan muka tampan Rifaldi, lalu dihempaskan.

Ia benar-benar kesal. Ia benar-benar murka.

Syila langsung melangkahkan kakinya keluar dari kantin yang berisi omelan-omelan julit dan kata-kata kasar tentang dirinya.

Yang melakukan hal itu kan Rifaldi. Tapi, kenapa harus ia yang di-bully? Ini tidak adil!

KETUA BASKET VS BADGIRL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang