CAPT 0.6

56.8K 1.3K 34
                                    

Happy reading.✨


*****

Hari ini Syila tidak terlambat lagi. Sebab ayahnya baru saja pulang dari luar kota yang mengharuskan Syila untuk bangun dan berangkat sekolah lebih cepat.

Ayah Syila adalah orang yang sangat menjunjung tinggi nilai kedisiplinan. Ia tidak mau jika nantinya Syila tumbuh sebagai orang yang tidak ada gunanya sama sekali dan hanya bisa menyusahkan orang-orang disekitarnya saja.

Walaupun menanamkan nilai kedisiplinan dalam diri Syila adalah suatu hal yang sulit, apalagi semenjak kepergian istri tercintanya, Pandu -ayah Syila tidak boleh lengah agar Syila tumbuh berkembang menjadi anak yang selama ini ia inginkan. Berguna untuk semua orang, termasuk dirinya.

Hari ini juga Syila dipaksa untuk sarapan pagi, padahal biasanya ia hanya meminum air putih.

Kini Syila sedang duduk dimeja makan bersama Pandu sambil mengunyah roti isi yang sudah ayahnya buatkan khusus untuk Syila.

"Ayah liat tadi malem, banyak roti yang sudah kadaluarsa diatas meja. Memang kamu gak pernah makan dan berniat untuk menghabiskannya sebelum tanggal kadaluarsa? Padahal itu semua ayah siapkan untuk menemani sarapan pagi kamu." Tutur Pandu seraya mengoleskan selai kacang pada roti tawar, "apa kamu jarang sarapan?"

"Gak sempet yah. Semuanya serba sendiri, Sisil keteteran jadinya."

"Kalo kamu bangun lebih awal pasti gak akan keteteran, sayang."

Syila menghentikan kegiatan makannya, lalu berdiri dari duduknya, "Sisil pamit yah, takut telat." Ujar Syila sambil menyalimi punggung tangan Pandu.

"Hati-hati. Belajar yang benar-"

"Supaya kamu menjadi orang yang sukses." Ucap Syila menirukan suara ayahnya. "Gak ada kata-kata lain selain itu yah? Bahkan Sisil bisa hafal kalimat itu diluar kepala."

Syila terlebih dahulu melangkahkan kakinya sebelum Pandu menjawab pertanyaannya tadi.

Syila cukup kesal dengan perilaku ayahnya yang terbilang monoton. Pandu selalu menuntut segala hal yang ia inginkan tanpa memedulikan keadaan Syila.

Bahkan semenjak kepergian ibunya, kedekatan antara Syila dan juga Pandu terpaut jauh. Apalagi sesudah kejadian dua tahun lalu yang mengharuskan dirinya menjadi se-bruntal ini.

Karena kejadian itulah Syila belajar dari pengalaman. Jika, tidak semua yang terlihat baik itu baik. Dan, tidak semua yang terlihat buruk itu buruk.

*****

Sesampainya disekolah, Syila langsung disuguhkan oleh pemandangan Rifaldi yang sedang fokus men-dribble bola basket.

Beberapakali Syila tertegun saat melihat Rifaldi dengan cekatan memasukan bola ke dalam ring.

Tapi, mengapa ia hanya sendiri?

Kemana kedua temannya?

Entahlah, Syila tidak mau peduli dan tidak akan peduli dengan hal-hal yang berbau Rifaldi.

Dengan ekspresi andalannya Syila berjalan angkuh di koridor yang menghubungkan antara lapangan dan juga kelasnya berada.

Tanpa sepengetahuan Syila, Rifaldi sudah selesai men-dribble bola dan sedang fokus kearahnya.

Dengan sengaja Rifaldi melempar bola basket yang ada ditangannya kearah Syila.

Dan,

Buk.

KETUA BASKET VS BADGIRL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang