#13

2.6K 423 21
                                    

©ahsahie

Acara pernikahan Jisoo dan Hanbin yang digelar mewah itu usai sudah. Asahi tidak sabar untuk akhirnya bisa kembali tertidur nyenyak setelah berhari-hari kesulitan tertidur akibat resepsi pernikahan kedua orang tuanya itu digelar selama 3 hari.

Asahi kini berada di dalam sebuah hotel berbintang lima. Kedua orang tuanya menghabiskan malam mereka di sebuah kamar president suit yang mewah di lantai teratas, sedangkan Asahi bersama Haruto menyewa 2 kamar deluxe suit karena Asahi menolak tidur sekamar bersama adiknya itu.

"Kau tidak mau bersama Haruto saja?" tanya Jisoo sambil menatap bingung Asahi yang terus menolak satu kamar dengan Haruto. Jisoo tentu tak mempermasalahkan nya karena mereka sama-sama lelaki, tentu Jisoo tak meragukan apapun karena Jisoo percaya pada mereka.

"Tidak, terimakasih" tolak Asahi cepat sambil  memicingkan matanya ke arah Haruto yang tampak agak kesal, entah karena apa, Asahijmn

Asahi mulai meragukan adiknya itu, atau mungkin sangat meragukan. Tentu semuanya diawali oleh kejadian beberapa waktu lalu didalam mobil, dimana ciuman lembut Haruto masih terbayang dalam benaknya.

Pria manis itu menghembuskan nafasnya kasar ketika mengingat kejadian beberapa waktu lalu. Kemudian ia mulai menidurkan dirinya sendiri di ranjang berukuran king size yang empuk dan nyaman.

"Kriukkkk"

Asahi mendengus kesal saat perutnya tiba-tiba berbunyi pertanda bahwa ia lapar. Asahi terlalu malas untuk beranjak keluar karena hari memang sudah malam. Asahi menoleh kearah meja dimana ada 2 bungkus biskuit yang sudah ia makan tadi.

"Haruskah aku menelfon ibu? Tapi bagaimana jika aku menganggu malam pertama mereka?" monolog Asahi bingung, Asahi benar-benar kesal karena ia bahkan tak berani untuk turun kebawah untuk sekedar membeli makanan.

Asahi menatap jam dinding dimana jam menunjukkan pukul 12 malam, ia tak mungkin memesan makanan karena tak ada layanan pesan antar makanan yang buka di hari yang hampir berganti ini.

Asahi menarik ponsel nya yang berada diatas nakas, kemudian dengan lihai menekan ruang pesan adiknya itu.

Asahi dapat melihat dengan jelas bahwa adiknya masih online, adiknya belum tidur. Asahi dengan ragu mulai menekan ikon panggilan, berharap Haruto menjawabnya dan segera membelikannya makanan.

"Ada apa?"

"Kau belum tidur?" tanya Asahi ragu, ia sudah jelas tahu jawabannya karena jika Haruto tertidur, Haruto tak mungkin menjawab panggilannya.

"Aku menjawab panggilan mu, itu artinya aku belum tertidur" jawab Haruto dengan nada datarnya.

"Ba–baiklah"

Haruto berdecak pelan, "Kau hanya menelfon ku untuk memastikan aku sudah tertidur?"

"Bukan begitu"

"Apa kau sangat senang memiliki adik? Sampai kau bahkan memperhatikan jam tidu–"

"Aku sangat lapar" potong Asahi cepat sebelum laki-laki Watanabe itu semakin berbicara yang tidak-tidak.

Haruto diam, panggilan mereka terasa sunyi sekarang. Asahi pikir Haruto kesal, namun siapa diluar sepengetahuan sang kakak, Haruto tengah  menahan tawanya dan tersenyum senang sekarang.

Haruto sangat menantikan ini.

"Haruto? Kau tertidur?"

"Bersiaplah, gunakan jaket tebal, kita akan keluar malam ini"

Pinocchio | Jaesahi ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang