#22

1.9K 265 10
                                    

©ahsahie

Jaehyuk mendesah kesal ketika panggilannya tak kunjung terjawab. Hari sudah mulai petang, namun hampir 50 panggilannya tak kunjung Asahi balas juga.

Jaehyuk membanting beberapa barang disekitarnya melampiaskan amarah. Jaehyuk benar-benar kacau sekarang.

Semua ini dimulai sejak pagi hari, hari dimana Jaehyuk baru saja bangun pagi dan hendak turun kebawah. Jaehyuk mendapati sang ayah yang tengah bercakap cakap lewat telepon, entah siapa peneleponnya, Jaehyuk tak ambil pusing.

Sang ayah tak menyadari kehadirannya, kemudian Jaehyuk baru saja akan melangkah ke arah dapur sampai mendengar namanya disebut.

"Jaehyuk pasti menyukainya, apalagi mereka kenal dekat"

Jaehyuk membulatkan matanya saat mengetahui namanya disebut, yang bukan lain berarti, ia menjadi topik pembicaraan sang ayah dan si penelepon.

Jaehyuk bersembunyi dibalik dinding dan menguping pembicaraan sang ayah. Semula ia tampak penasaran dengan satu sosok yang sedari tadi dibicarakan ayahnya juga, namun ketika mengetahui nama sosok itu, Jaehyuk menahan geramannya kesal dan marah.

"Jaehyuk mematuhiku. Kau tak usah khawatir tuan Kwon, Jaehyuk pasti akan menikahi putrimu"

Jaehyuk memejamkan matanya menahan emosi yang memuncak.

Dirinya, akan dijodohkan dengan Kwon Serim?

***

Jaehyuk tengah berdiam diri di kamarnya, menatap ponselnya yang sebentar lagi akan mati total karena kehabisan baterai.

Berpuluh-puluh panggilan ia tujukan pada sang kekasih, namun tak satupun dibalas juga. Jaehyuk benar-benar kacau dan membutuhkan Asahi sekarang.

Jaehyuk mengusak kepalanya kasar, "Asahi.. kemana kau?" lirihnya pelan.

Jaehyuk baru saja akan merebahkan kepalanya dan hendak tidur setelah pintu nya tiba-tiba berbunyi tanda diketuk seseorang.

Jaehyuk menoleh malas dan melangkah membuka pintunya, mendapati sang ayah yang tampak sudah rapih dengan setelan formalnya.

"Apa kabar nak?"

Pertanyaan paling gila yang ditujukan pada Jaehyuk. Jaehyuk rasanya ingin menertawai pria tua yang bahkan tak ingin ia klaim sebagai ayahnya.

Jaehyuk mendelik, "Baik, apa kabarmu pak tua?"

Bobby terkekeh pelan, kemudian mengusap puncak kepala Jaehyuk pelan sampai akhirnya menatap tajam sang putra semata wayang.

"Malam ini, ikuti aku. Kau dan ibumu tak pernah membanggakanku, dalam segala aspek. Untuk hari ini saja, ikuti kataku, cobalah menjadi seseorang yang berguna untuk ayahmu"

Jaehyuk terkekeh, apa si pak tua ini baru saja menyebutkan ibunya?, "Ayah? Kau menyebut dirimu ayah? Apa yang akan kau lakukan pada putra tak bergunamu ini?"

"Aku akan menjodohkanmu dengan Kwon Serim, gadis yang bekerja bersamamu. Dia adalah anak dari seorang investor tekenal, Kwon Hyung Sik. Aku yakin kau mengerti maksudku" jelas Bobby singkat sambil mengalihkan pandangannya kesekitar, enggan menatap Jaehyuk terlalu lama.

"Apa ini sebuah paksaan?" tanya Jaehyuk lagi.

"Ini penawaran"

Jaehyuk mengerutkan dahinya, menautkan salah satu alisnya kemudian bersedekap dada, "Penawaran?"

"Kau tahu aku tak bodoh. Aku yakin kau tahu siapa aku, anakku. Ini penawaran, bagaimana jika kau menuruti perintahku dan aku tak akan mengganggu manismu?"

Tutur kata yang keluar dari mulut Bobby membuat Jaehyuk menegang seketika. Jaehyuk berusaha semaksimal mungkin untuk tetap diam dan tak bereaksi, namun apa si manis yang dimaksud Bobby adalah kekasihnya?

"Haha, dasar bodoh! Kau memang tak pernah berguna. Kau pikir aku tak tahu kau mengencani mahasiswa mu? Kau pikir aku bodoh untuk tidak mengetahui hubunganmu dengan anak tiri Watanabe Hanbin itu?"

Jaehyuk terdiam kaku ditempat.

Jaehyuk rasanya ingin memukul runtuh pertahanan pria yang sedikit lebih besar darinya ini. Namun Jaehyuk menarik nafasnya kasar mencoba memenangkan dirinya sendiri, berusaha mencerna segala perkataan bodoh yang ditujukan untuk dirinya, dan kekasihnya.

"Usik aku sesuka hatimu, tapi berani kau menyentuhnya, kubakar kau hidup-hidup Tuan Yoon. Aku sudah cukup sabar untuk menahan semua tingkah gilamu selama ini. Apa mengambil ibu saja tak cukup bagimu?! Apa aku harus merelakan semua kebahagiaanku padamu demi keinginan tak manusiawi mu??!"

Emosi Jaehyuk benar-benar sudah tak tertahan. Ia bahkan sudah membayangkan segala hal menyenangkan bersama Asahi. Mulai dari menghabiskan masa mudanya bahkan hingga tua.

Dan laki-laki yang bernotabene sebagai ayahnya sendiri ini mengancam akan merebut kebahagiaannya? Untuk yang kesekian kali?

"Jadilah anak yang penurut, maka aku tak akan menganggu kehidupan manismu itu? Eoh, siapa namanya? Hamada Asahi? Nama yang cantik untuk dirinya yang cantik pula. Berapa banyak inci tubuh yang ia berikan padamu?"

Bogeman melayang begitu saja pada wajah Bobby. Jaehyuk benar-benar sudah tidak tahan sekarang, rasanya ingin ia habisi hidup-hidup laki laki didepannya ini.

Persetan dengan status keluarga, Jaehyuk tak pernah menganggap laki-laki berhati busuk ini sebagai ayahnya sejak usia 10 tahun.

Jaehyuk menarik kerah baju Bobby kasar, "KEPARAT! BAJINGAN! BRENGSEK! SUDAH KUBILANG BERHENTI MENGACAUKANNYA!"

"Kau bahkan tampak menggemaskan saat memekik pada ayahmu sendiri. Apa ini balasanmu setelah aku merawatmu sendirian selama ini? Kemana ibumu yang kau kasihi itu? Ia bahkan tak berguna sama sekali untuk membesarkanmu. Ingatlah, kau menjadi seperti sekarang karena aku." jawab Bobby santai sambil mengusap sudut bibirnya yang berdarah.

Bobby mendorong kasar Jaehyuk, kemudian berdiri dan mengibas jasnya yang tampak memerah karena darah.

"Berhenti bersikap bodoh Yoon Jaehyuk. Aku mendidikmu sampai sebesar ini bukan untuk menjadi orang bodoh. Kekasihmu itu bahkan tak berguna sama sekali untukmu, lebih baik kau mengikuti kata-kataku dan kekasihmu itu akan baik-baik saja"

Jaehyuk benar-benar tak tahu lagi harus berbuat apa. Jaehyuk tak ingin pasrah dengan keadaan, namun jika menyangkut si manis, apa yang harus dia lakukan selain mengikuti kata sang ayah?

Apa si manis baik-baik saja sekarang?

Jaehyuk harap begitu.

• • •

LUNAS HEHE !!

udah deket end nih.. (kayanya)






Pinocchio | Jaesahi ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang