#25

1.9K 259 24
                                    

©ahsahie

Jauh dari yang Asahi bayangkan,

"Aku memang mencintaimu, tapi bukan berarti aku ingin bercinta denganmu dalam cara yang salah."

Ucapan Haruto kala itu masih terngiang dalam benaknya.

Asahi merasa bersalah dan merasa kotor sekarang. Ia bahkan menawarkan diri sebagai seorang jalang untuk orang yang mencintainya dan bernotabene sebagai adiknya sendiri.

Menyerah memang bukan hal yang terbaik, tapi ia tak mungkin terus-terusan berada di bawah lingkup kehidupan Jaehyuk.

Jika ia egois, ia pasti akan bisa, lagipula ia tahu Jaehyuk memang sungguh mencintainya, namun ia tidak melakukannya.

Ia hanya tak ingin merusak keluarga kecil ia idamkan sejak lama.

"Aku ingin ke Jepang."

Setelah hampir 1 minggu berpikir, akhirnya Asahi mampu mengeluarkan seluruh benaknya pada kedua orang tuanya, serta Haruto yang terus menunduk dengan mata berkacanya.

Asahi tahu Haruto sangat menyayanginya, bahkan lebih dari yang ia tahu.

Jisoo tertegun sejenak, kemudian tersenyum dan mengelus puncak kepala Asahi, "Kenapa mendadak sekali?"

"Hanya ingin.."

"Lalu bagaimana dengan kuliahmu?" tanya Hanbin sambil menatap Asahi penuh harap. Hanbin menyadari bahwa Asahi akhir-akhir ini lalai dalam mengerjakan studinya.

"Aku, ingin berhenti kuliah" lirih Asahi takut. Ia menunduk ragu sambil memilin kaus putih yang ia kenakan.

Jisoo membulatkan matanya terkejut, kemudian berdiri dan menarik dagu Asahi dan menatapnya dalam.

"Sayang.. ibu mohon"

Asahi menggeleng pelan, "Aku tak bisa.. maaf"

Hanbin menarik Asahi kedalam pelukannya, "Sayang, apa kami membuatmu tak nyaman? Katakan pada ayah"

Asahi menggeleng lagi kemudian tersenyum tipis, "Tidak sama sekali. Aku sangat menyayangi kalian, tapi aku hanya ingin mencari suasana baru"

Asahi dapat melihat dengan jelas bagaimana sang ibu menahan tangisnya sekarang, serta Haruto yang bahkan enggan menatapnya.

"Asahi.."

"Aku mohon, hanya ini permohonan terakhirku. Aku berjanji tak akan merepotkan kalian kelak nanti, aku benar-benar berjanji."

"Bagaimana ibu bisa melepasmu?" tanya Jisoo pada Asahi sambil menggoyangkan kedua bahu si manis kencang, membuat Hanbin sedikit panik dan menarik Jisoo untuk menenangkannya.

"Tak bisakah kau bersama kami? Apa yang kami perbuat sampai kau tak mau tinggal lagi dengan kami?" geram Jisoo kesal dengan mata berkacanya yang tanpa henti mengeluarkan tangis.

Hanbin merasa situasi mulai memanas, kemudian berbalik dan mengisyaratkan Haruto untuk menenangkan sang istri, dan membawa Asahi menjauh agar bisa leluasa berbicara dengannya.

Hanbin membawa Asahi keluar dari rumah, tepatnya taman belakang. Hanbin menatap Asahi dalam, ia tak tahu jelas berapa banyaknya, tapi ia tahu bahwa laki-laki yang kini bernotabene sebagai putranya ini telah menjalani hidup yang begitu berat dibawah tekanan duniawi.

"Asahi.." panggil Hanbin sambil berjongkok didepan Asahi yang terduduk di atas bangku taman, kemudian mengelus surainya perlahan.

"Asahi, ayah menyayangimu sejak kamu masih kecil. Kau jelas tahu bagaimana ayah berusaha melindungimu. Ayah tahu bagaimana kau telah melewati banyak hal yang sulit hingga sekarang, dan berat untuk kami melepasmu pergi jauh."

Pinocchio | Jaesahi ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang