#24

1.7K 256 24
                                    

©ahsahie

Tepat 2 hari sebelum adegan bercinta Asahi dan Jaehyuk.

Hari itu Asahi sedang berdiam diri didalam perpustakaan kampus sampai hari mulai gelap.

Asahi sibuk mencari buku menggambar dan referensi untuk kebutuhan menggambar, kemudian tak sengaja menemukan globe besar berwarna biru pekat yang cukup menarik perhatiannya.

"Ah!"

Asahi terkejut bukan main saat merasakan pundaknya disentuh, kemudian ia menoleh dan mendapati seseorang yang bahkan tak asing dipikirannya.

"Kau ingat aku?" tanya laki-laki paruh baya tersebut sambil tersenyum manis, dibalas anggukan pelan tampak ragu karena jujur, Asahi merasa wajah pria ini sangat tak asing.

"Kita pernah bertemu sebelumnya di pernikahan ayah dan ibumu, Yoon Bobby"

Asahi membulatkan matanya saat mengetahui laki-laki dihadapannya ini adalah ayah sang kekasih. Asahi langsung berdiri dan menunduk 90°, membuat si pemilik kehormatan terkekeh pelan sambil menatap Asahi tak percaya.

"Hamada Asahi, putra kandung Kim Jisoo"

Asahi mengangguk pelan.

"Hobimu melukis, menggambar, serta bermain musik, bercita-cita memiliki galeri seni sendiri"

Asahi mengangguk lagi. Merasa aneh karena laki-laki ini bahkan tahu mimpi terbesarnya.

"Seorang mahasiswa jurusan hukum, kekasih Yoon Jaehyuk?"

Dan pertanyaan terakhir yang ditujukan untuknya membuat ia bergidik ngeri setengah mati.

Asahi diam tak berkutik terhadap pertanyaan terakhir yang Bobby tujukan padanya. Ia merasa seperti siswa sekolah menengah yang kepergok orang tuanya berpacaran, padahal jelas umurnya sudah sangat cukup untuk menjalin hubungan sekarang.

Bobby mengangguk pelan, "Tak usah kau jawab karena aku sudah tahu"

Asahi menatap Bobby dengan perasaan yang tak karuan, ia benar-benar takut hanya untuk sekedar menatap laki-laki yang sudah ia impikan untuk menjadi ayah mertuanya.

Memang benar, kenyataan bahwa Asahi benar-benar sangat jatuh dalam pesona dan segala hal tentang Jaehyuk adalah fakta besar, dan Asahi tak dapat memungkirinya.

"Berapa jarak umurmu dengan putraku?"

"5 tahun" jawab Asahi kikuk.

Bobby mengangguk pelan, "Cukup dekat" jawabnya, berbasa-basi sejenak walau sebenarnya ia sudah tahu itu.

"Jadi, berapa lama kau mulai menjalin hubungan dengan putraku?"

"Hampir setengah tahun"

"Dan kau menyukainya?"

Asahi mengangguk kecil, tak ingin terlihat begitu antusias karena takut akan beberapa pikiran buruk sang calon ayah mertua terhadap dirinya.

Baiklah, katakanlah Asahi memang terlalu percaya diri karena ia sudah memikirkan berapa porsi makanan yang akan ia siapkan untuk pernikahannya dengan Jaehyuk nanti. Bahkan dana yang dibutuhkan untuk suatu pernikahan walau seharusnya ia tak perlu memikirkannya karena ia jelas tahu bahwa Jaehyuk hidup bergelimang harta.

"Apa yang sudah kau berikan pada putraku?"

"Maaf, bagaimana?"

"Maksudku, ah, tubuhmu mungkin? Putraku bukan tipikal orang yang akan menghabiskan waktunya untuk bersenang-senang dengan hal duniawi seperti berkencan atau bercinta, namun aku bisa katakan bahwa tubuhmu cukup bagus dan kau menggemaskan, Jaehyuk mungkin menyukainya. Kau tahu, putraku menjadi dosen di usianya yang masih sangat muda bahkan mengurus beberapa cabang perusahaanku, lalu apa yang kau inginkan dari putraku? Hartanya?"

Asahi membulatkan matanya terkejut dan tanpa sadar menitihkan air matanya. Entah keberanian darimana, Asahi hampir saja melayangkan tangannya untuk menampar laki-laki tua dihadapannya itu sampai salah satu pergelangan laki-laki itu menahannya.

"Kau ingin menamparku? Anak kecil bodoh! Kau dan ibumu sama-sama gila, jalang kecil yang bodoh. Putraku hanya membutuhkan tubuhmu, berhenti menganggu putraku dan jalani kehidupan yang lebih baik diluar sana."

Asahi awalnya tak bisa membalas semua yang Bobby katakan padanya. Sungguh, ia sudah kehabisan segala kata-kata. Namun emosinya benar-benar sudah tak tertahankan ketika mendengar laki-laki dihadapannya ini mencaci maki ibunya pula.

"KEPARAT BRENGSEK! KAU SEBUT IBUKU JALANG?!"

Asahi melemparkan seluruh bukunya kehadapan pria itu, termasuk globe besar yang ia pegang tadi. Namun Bobby dengan cekatan dapat menghindar, kemudian mendekati Asahi dan mencengkram lehernya.

"BOCAH SIALAN! KAU JALANG, DAN IBUMU JALANG! KALIAN ADALAH KELUARGA JALANG YANG TAK TAHU DIUNTUNG, MASIH BAIK WATANABE HANBIN INGIN MENIKAHI JANDA MISKIN SEPERTI IBUMU! CIH, MEMALUKAN!" bentak Bobby kesal sambil memojokkan Asahi, kemudian mendorong tubuh Asahi sampai terjatuh.

Pinggang Asahi terasa kelu karena menabrak ujung meja, bahkan leher nya sudah memerah dan tercetak tangan besar Bobby disana.

"Kata-kata cinta yang putraku katakan semuanya adalah kebohongan! Kau, tak usah bermimpi akan mendapatkan putraku, jalang! Berhenti menganggu putraku, Kwon Serim jauh lebih pantas ketimbang dirimu" tegas Bobby sambil terkekeh pelan, kemudian mengeluarkan sekantung amplop dan melemparnya kehadapan wajah Asahi.

"Ini kesepakatanku yang terakhir. Jika kau berani mengusik putraku lagi, maka aku benar-benar akan membuat seisi keluargamu hancur"

Asahi mengeluarkan selembar kertas dari dalam amplop itu, rupanya sebuah surat perjanjian investasi perusahaan Bobby dan Hanbin, sang ayah.

Asahi meneguk ludahnya kasar, menatap sebuah pembatalan perjanjian investasi itu. Asahi tak tahu jelas tentang perjanjian itu, namun yang pasti, ini akan merugikan perusahaan Hanbin.

Asahi terkekeh pelan meremehkan, "Kau hanya laki-laki tua sialan yang hidup dengan segala keserakahan. Lihat, kau bahkan mengancam perusahaan ayahku. Ini menandakan bahwa kau takut aku mengusik Jaehyuk, tentu kau tahu bahwa putramu itu yang akan mengemis dibawah kakiku, bukan aku."

"Berisik, kau hanya perlu meng–"

"Aku berhenti, bersama putramu. Namun jangan lupakan fakta bahwa putramu yang lebih dulu mengemis dibawah kakiku, bukan aku. Aku yakin kau tak bodoh untuk mengetahui fakta bahwa putramu yang memilihku, bukan aku yang menjadi jalang atau menggodanya." potong Asahi cepat sambil menatap Bobby tajam.

Tak mau kalah, Bobby justru menertawakan Asahi lalu melemparkan beberapa lembar uang kehadapan Asahi, "Putraku tak pernah mencintaimu, dia punya puluhan wanita di luar sana. Ia tak membutuhkanmu"

"Baiklah, maka begitupun aku, aku tak pernah mencintai laki-laki yang kau sebut putramu itu." final Asahi sambil melempar perjanjian itu asal, kemudian memungut barang-barangnya yang tadi berjatuhan dan berlari kecil keluar dari perpustakaan, mendapati beberapa petugas perpustakaan yang hanya bisa diam karena mereka dipekerjakan oleh Bobby.

Asahi berlari sekencang mungkin sambi menangis. Ia terus menangis tanpa henti, tentu dengan cegukan yang senantiasa menemaninya.

Ia berbohong akan ia tak mencintai Jaehyuk.

Ia benar-benar berbohong akan segalanya.

Ia mencintai Jaehyuk lebih dari yang ia tahu.

"Bercinta sebelum benar-benar meninggalkannya adalah pilihan yang bagus" batin Asahi meringis.

Dan hari itu, benar-benar menjadi hari terakhirnya bersama Jaehyuk.

Karena seusai ini, ia tak akan pernah kembali lagi.

• • •

Double up dalam rangka ngejar deadline

Selamat berangst angst 😁













Pinocchio | Jaesahi ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang