#14

2.4K 388 39
                                    

©ahsahie

Asahi dan Haruto sudah kembali ke lobi hotel sekarang. Keduanya merasa canggung karena perdebatan beberapa waktu lalu di restoran. Walau sebenarnya masih kesal, Asahi memilih mengalah karena takut Haruto meninggalkannya, walau kedengarannya mustahil.

Asahi baru saja akan membuka pintu kamar nya hingga pergelangannya ditahan oleh sang adik.

"Apa?" tanya Asahi malas, ia sudah sangat lelah.

Haruto menunduk kaku, merasa bersalah pada Asahi, "Kau yakin akan tidur sendiri?"

"Usia ku 21 tahun, Haruto"

Haruto mengangguk paham, ia hanya takut Asahi sendirian, ia tahu Asahi bukan tipikal laki-laki pemberani.

"Baiklah, selamat malam" ucap Haruto sambil memutar kenop pintunya dan meninggalkan Asahi yang masih berdiri didepan pintunya.

***

Jam menunjukkan pukul 3 dini hari. Asahi masih tak kunjung tertidur juga walau sudah menyalakan lampu. Nyamuk terus menggerogoti kulit halusnya, membuat nya tak nyaman dan terus-terusan mengeluh karena sudah sangat mengantuk.

"Ah pergilah nyamuk bodoh!" racau Asahi sambil menepuk beberapa nyamuk yang hinggap di kakinya, padahal ia sudah memakai selimut.

Asahi berkeringat, membuatnya sungguh tak nyaman dan kesal bukan main.

Sebuah ide terlintas dalam benaknya, Asahi menarik handuk yang tergantung di lemari pakaiannya kemudian menutup gorden besar yang melapisi kaca agar tidak terlihat keluar.

Asahi berjalan menuju kamar mandi untuk mandi. Sebuah ide yang gila mengingat jam 3 pagi bukanlah waktu yang baik untuk mandi. Namun apa boleh buat? Asahi risih karena berkeringat. Asahi pikir, nyamuk akan menjauhi nya ketika ia sehabis mandi.

Asahi membuka seluruh pakaiannya hingga tak tersisa. Ide awalnya untuk hanya mandi ia runtuhkan. Melihat betapa kacau keadaan rambutnya membuatnya ingin keramas juga.

Asahi mengadahkan kepalanya keatas, membiarkan air dari pancuran mengaliri ujung kepala hingga ujung kakinya kemudian Asahi memejamkan matanya karena takut sabun memasuki matanya.

"Eh"

Betapa terkejutnya Asahi saat mendapati keran airnya mati sendiri. Dan, berputar sendiri.

Asahi berpikir kerannya rusak. Kemudian ia memutar kerannya kearah kiri bersimbol merah untuk mendapatkan air hangat, dan memejamkan matanya kembali

"AH DINGIN!"

Asahi memekik keras saat air yang semula hangat berubah dingin. Pipi Asahi bersemu merah karena ketakutan, sekujur tubuhnya merinding dan gemetaran.

Asahi menggeleng kuat, berusaha menepis pikiran jahatnya, kemudian Asahi menarik handuknya untuk menutupi tubuhnya, tentu tak sempat menggunakan pakaian didalam kamar mandi karena takut.

Asahi membuka kenop pintu dan berjalan keluar dari kamar mandi, kemudian melangkah menuju lemari kecil dan menarik piyama hijaunya.

Asahi menoleh kearah kiri, mendapati gorden besar yang semula ia tutup tadi sudah terbuka lebar dan menyibak kencang, padahal ia tak membuka kaca balkonnya sehingga tak ada celah untuk angin masuk.

Pinocchio | Jaesahi ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang