#18

2.1K 354 59
                                    

©ahsahie

"Karena kita sekarang keluarga, kupikir ini waktu yang tepat untuk aku mengatakannya."

***

Haruto sudah masuk kedalam kamarnya dengan wajah muram dan lesu. Sungguh, malam ini adalah malam paling tak terlupakan untuknya.

Mendengar pengakuan yang Asahi berikan membuatnya tak dapat menahan setiap bulir air mata yang akan keluar. Sungguh, rasanya Haruto ingin memeluk Asahi dan memilikinya.

Tapi ia tak akan bisa.

Haruto terduduk dan terdiam di ujung tempat tidur, menatap kearah pintu balkon yang masih sedikit terbuka dengan tatapan kosong. Haruto dapat melihat dengan jelas langit malam kala itu, lebih tepatnya malam yang telah berganti hari.

Haruto tak bisa membayangkan bagaimana Asahi bertahan hingga sekarang, Haruto tak bisa membayangkan betapa Asahi sangat terpuruk dalam masa lalunya yang kejam, dengan dunia yang sangat kejam.

Bayangan ucapan yang Asahi lontarkan padanya masih terngiang begitu jelas didalam benaknya. Haruto sakit mendengar semua yang Asahi rasakan. Relung hatinya terasa sangat sakit.

"Aku adalah korban pelecehan seksual, dan pelakunya adalah ayahku sendiri. Aku sudah terbiasa dengan ciuman, sentuhan, maka dari itu aku benar-benar tak merasa sensitif ketika kau menyentuhku atau Jaehyuk menyentuhku. Bahkan terkesan jika aku menerima semua perlakuan kalian" jelas Asahi sambil tersenyum tipis, membuat Haruto yang semula menduduk karena menahan tangisan langsung mendongak menatap Asahi dengan tatapan penuh keterkejutan.

"Haruto, aku bukan jalang. Dibalik semua itu, aku hanya takut kalian menyiksaku. Aku punya kenangan buruk dimasa lalu dimana ayahku menyiksaku ketika aku menolak berhubungan. Rasanya tidak sakit ketika aku dipukul bahkan dicambuk sekalipun. Kupikir, rasa sakit pada tubuhku hanya sementara. Namun tidak dengan segala kenangan yang tak akan pernah bisa aku lupakan. Dan paman Hanbin, adalah orang pertama yang tahu soal ini."

Asahi menghela napas panjang, kemudian memosisikan tubuhnya tepat dihadapan Hatuto agar adiknya itu bisa mendengar dengan jelas semua yang ia katakan.

"Kau tentu tahu jika ayahmu adalah guruku dulu saat masih kecil. Ayahmu adalah orang pertama yang menyadari ketakutanku, kesensitifanku terhadap sentuhan orang asing. Ia adalah orang yang memberitahukan segalanya pada ibuku"

"Setelah ayah dan ibuku bercerai, aku bebas dari ayah kandungku. Namun tentu tidak dengan kenangannya. Aku dikejutkan oleh fakta bahwa ayahmu akan pergi jauh. Ayahmu, adalah cinta pertamaku. Aku tak mengerti bagimana jelasnya aku mulai menyadari bahwa aku menyukai ayahmu, atau lebih tepatnya mencintai ayahmu yang kini menjadi ayahku juga."

"Kemudian baru-baru ini, Jaehyuk datang dalam kehidupanku. Aku cukup senang walau sedikit risih karena gangguannya dan nafsu gilanya, namun Jaehyuk sangat membantuku keluar dari perasaan gila yang kutujukan pada ayahmu. Dia sangat baik, dan aku tahu itu."

"Aku semakin yakin bahwa aku telah menyukai Jaehyuk sepenuhnya saat hari dimana aku bertemu lagi dengan ayahmu dan kamu setelah bertahun-tahun. Tentu dengan fakta bahwa aku tak mengetahui bahwa paman Hanbin adalah ayahmu. Aku terkejut bukan main saat mengetahui ibu dan ayah akan menikah, dan fakta bahwa aku mengikhlaskannya membuat aku yakin bahwa aku memang sudah tak memiliki perasaan pada ayahmu"

Pinocchio | Jaesahi ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang