Happy reading!
~~Shani dan Gracia sudah tiba di restoran yang lokasinya tidak terlalu jauh dari rumah sakit. Mereka juga sudah selesai memesan, sekarang mereka hanya tinggal menunggu pesanan mereka selesai.
"Aku punya banyak pertanyaan buat kamu" ucap Gracia memecahkan keheningan.
"Jangan yang susah, saya ga sempet belajar"
"Ish emangnya mau ujian apa?!" ucap Gracia mendengus kesal.
"Ohiya, kamu bisa ga nyebutnya 'aku' aja jangan 'saya'?"
"Kenapa emang?"
"Gapapa biar ga keliatan formal aja"
Shani mengangguk-anggukan kepalanya, lalu menyatukan jari telunjuk dan ibu jarinya membentuk sebuah tanda 'ok'.
"Kok kamu nurut banget sih?!" tanya Gracia yang keheranan padahal ia bukan siapa-siapa di kehidupan Shani.
Shani terdiam untuk sesaat, memikirkan jawaban yang tepat dari pertanyaan Gracia. "Kalau kata anak jaman sekarang sih itu namanya bucin"
Gracia tertawa pelan mendengar jawaban dari Shani. "Mungkin sekarang kamu bisa ngomong gitu, tapi nanti setelah kamu jauh mengenal aku, mungkin kamu bakalan berubah pikiran"
Shani menggelengkan kepalanya cepat, tanda bahwa ia tidak setuju dengan perkataan Gracia. "Seburuk apapun kamu, aku tetep suka sama kamu"
Gracia lagi-lagi tertawa pelan.
"Jangan ketawa, aku serius. Kamu bisa pegang ucapan aku" ucap Shani menatap serius pada Gracia.
Karna nada bicara Shani yang serius, Gracia cukup canggung menghadapi Shani dengan bahasan seperti ini. Akhirnya Gracia memilih untuk mengalihkan pembicaraan.
"Terus itu pelipis kamu kenapa?" tanya Gracia menunjuk plester luka yang menempel pada kening Shani.
"Kena pecahan kaca" jawab Shani jujur.
"Kenapa bisa?"
"Dilempar Papa" jawab Shani dengan santainya.
Gracia membelalakan matanya, cukup terkejut sekaligus tidak percaya. Seorang Keenan yang sangat dihormati melakukan hal seperti itu, namun yang lebih mengejutkan bagi Gracia adalah Shani yang tanpa ragu meceritakan hal itu pada Gracia.
"K-karna?"
"2 hari kemarin aku ada jadwal operasi cuman aku skip karna nungguin kamu ngajak makan siang. Aku gamau-"
"ASTAGA SHANI! ITU NYAWA ORANG!"
Shani sontak mengernyitkan wajahnya mendengar bentakan dari Gracia.
"Kalau alesan nya itu, kamu pantes dapet lemparan itu! Kalau perlu aku tambahin!"
"Kok gitu?!" ucap Shani tidak terima.
"Itu nyawa orang Shani! Ga bisa disamain kepentingannya sama makan siang!" ucap Gracia yang masih dengan nada marahnya.
"Bukankah harusnya sekarang kamu minta maaf?" tanya Shani dengan santainya.
Gracia terkadang tidak megerti dengan pola pikir Shani, ia menggeleng-gelengkan kepalanya. "Kondisi 2 pasien itu sekarang gimana?"
"Aman. Diback up Papa"
Gracia menghembuskan nafas leganya. "Syukur lah.."
Emosi Gracia sedikit menurun saat mengetahui kondisi pasien tersebut berhasil terselamatkan. Jika saja pasien tersebut tidak terselamatkan, mungkin Gracia tidak akan bisa memaafkan dirinya sendiri. Saat Gracia hendak membuka mulutnya lagi, pelayan restoran sudah kembali dengan pesanan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
CRAZY OVER YOU [END]
Fanfiction"Should i kill it for you?" "Yes, please.." [22 August 2021 - 13 Feb 2022]