COY 20

7.7K 947 189
                                    

Happy reading!
~~

Beby berlari tergesa, ia melihat Hanna yang sudah kehilangan banyak darah. Beberapa tim medis sudah mulai mengangkat tubuh Hanna, mereka secepat mungkin membawa Hanna menuju IGD.

Beby mendapatkan kabar jika Hanna melompat dari kamarnya, namun Beby tidak mempercayai bahwa Hanna ingin melakukan percobaan bunuh diri. Ia yakin ada seseorang yang membuat Hanna melompat dari kamarnya.

Gracia.

Beby segera berlari untuk mencari keberadaan Gracia, dan betapa terkejutnya ia saat melihat Gracia yang baru saja keluar dari lift bersama dengan Shani. Tanpa banyak memuang waktu, Beby berjalan cepat menghampiri Gracia dan tanpa aba-aba ia menampar Gracia dengan sangat keras, seakan melampiaskan semua kemarahannya.

Gracia memegangi pipinya dan menatap bingung pada Beby.

"Kamu yang ngebuat Mama lompat dari kamarnya kan?!"

"Hah maksudnya? Mama lompat? Terus sekarang keadaanya gimana?" tanya Gracia khawatir sekaligus kebingungan dengan sikap Beby.

"Jangan pura-pura gatau Gracia!"

"Aku beneran gatau! Aku baru tau Mama lompat aja sekarang, dari kak Beby"

Beby menggeleng-gelengkan kepalanya. "Shani emang udah berhasil ngerubah kamu Gre!"

Gracia sontak menoleh pada Shani, menatapnya dengan menuntut penjelasan dari kalimat yang Beby ucapkan.

"Gracia daritadi diatas bareng aku, how can she do that?" tanya Shani tersenyum penuh arti pada Beby.

"Sekarang kamu bela Gracia?" Beby menggeleng-gelengkan kepalanya tidak percaya.

Entah ada berapa kegilaan lagi yang sudah Shani siapkan untuk mempermainkan orang-orang di sekitarnya hanya untuk kesenangannya semata. Namun ini sudah cukup menurut Beby. Tanpa aba-aba, ia langsung mendorong Shani. Punggung Shani membentur pintu lift dengan cukup keras, Beby memberikan beberapa pukulan pada wajah Shani. Anehnya Shani tidak melawan atau menahan sama sekali serangan dari Beby.

Seketika keributan tersebut memancing kerumunan, Gracia hendak menarik Beby menjauh. Namun terlambat saat pintu lift itu terbuka, Shani dan Beby terjatuh ke dalam lift. Beberapa orang yang berada di lift itu berteriak dan berlarian keluar saat melihat Beby tanpa henti memukuli Shani.

Saat pintu lift itu tertutup, Shani kemudian tertawa dan menahan lengan Beby yang hendak memukulinya lagi.

"Cukup"

Shani tanpa ragu memutar lengan Beby, jika saja Beby tidak mengikuti arah yang benar, mungkin lengannya sudah patah sekarang. Shani menarik kerah kemeja Beby, membawanya menuju ke sudut lift. Shani mendorong kepala Beby dengan kekuatan penuh.

Bugh!

Beby merasakan sakit yang teramat di kepalanya, perlahan darah mulai mengucur dari pelipisnya. Pandangannya mulai mengabur, namun ia masih sadarkan diri.

Pintu lift kembali terbuka, satu orang perawat berlari masuk menghampiri Shani. Samar-samar Beby mendengar apa yang diucapkan oleh perawat tersebut.

"Dok, ada pasien yang harus segera dioperasi karna luka parah di kepalanya. Pasien terjatuh dari lantai 4 kamar dimana ia di rawat, kabarnya ia sengaja melompat untuk mengakhiri hidupnya"

"Pasien rumah sakit kita?"

"Iya, dia pasien kejiwaan dengan kamar nomor 105"

"Baik saya akan segera kesana. Bisa tolong panggilkan perawat lainnya untuk menolong dia?" ucap Shani sembari menunjuk Beby yang terduduk tak berdaya.

CRAZY OVER YOU [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang