Happy reading!
~~Pagi harinya, seperti biasa Shani berangkat menuju rumah sakit. Namun kali ini ia berangkat bersama dengan Gracia, karna semalam ia menginap di apartemen Gracia. Sesampainya di rumah sakit, Shani menatap bingung pada kedua orang tuanya. Keenan dan Elena sedang menatap Shani yang berjarak beberapa langkah di depan mereka. Tampak jelas raut ketakutan dan juga panik pada wajah Elena, namun sangat berbanding terbalik dengan raut wajah Keenan yang begitu tenang.
Elena tiba-tiba saja mengecek keadaan Shani dengan wajah paniknya, lalu memeluk Shani dengan cukup erat. Shani mengerti situasinya, ia tetap membalas pelukan Elena. Namun ia merasa kesal pada Elena karna tidak bisa membaca situasi.
Keenan dengan perlahan menarik bahu Elena. "Udah sayang, kasian Shani nya.."
"Mama kenapa Pah?" tanya Shani sembari tangannya menggenggam tangan Gracia yang berada di sampingnya.
"Gatau dia mimpi buruk semalem tentang kamu, jadi dia maksa ikut kesini buat mastiin kamu baik-baik aja" ucap Keenan.
Elena hanya menganggukan kepalanya mengiyakan perkataan Keenan. "Lagian semalem kamu kemana? Ga pulang ke rumah kan Mama jadi khawatir"
"Nginep di apart Gracia" jujur Shani.
Gracia yang mendengar namanya disebut, segera menarik tangannya dari genggaman Shani dan mengulurkan tangannya pada Elena. "Gracia!"
"Pacar Shani!" ucap Shani yang langsung mendapatkan cubitan pada perutnya.
Keenan tertawa melihat hal itu. "Jadi sekarang sudah resmi nih?"
Shani dengan cepat menganggukan kepalanya, sedangkan Gracia menggeleng.
"Lah kok beda?" tanya Keenan dengan tawanya.
"Ga ada Om, Shani ngarang!" ucap Gracia.
"Lah kok ngarang?" tanya Shani menatap bingung pada Gracia.
"Ya emang kamu pernah minta aku buat jadi pacar kamu? Engga kan?"
Shani terdiam untuk beberapa detik. "Emang harus?"
"Tau ah Shan" ucap Gracia mendengus kesal.
"Yauda, kamu mau ga jadi pacar aku?" tanya Shani dengan polosnya.
Gracia menatap tidak percaya pada Shani, sedangkan Keenan lagi-lagi tertawa. Keenan menghampiri Gracia dan merangkul bahu Gracia. "Maafin anak Om ya.."
Shani tentu saja tidak menyukai apa yang sudah menjadi miliknya disentuh oleh orang lain, sekalipun itu ayahnya sendiri. Shani dengan cepat menyingkirkan lengan Keenan yang berada pada bahu Gracia.
Berbeda dengan Keenan yang menerima baik kehadiran Gracia, Elena justru menatap tidak suka pada Gracia dan Gracia menyadari hal itu.
"Bisa tinggalkan kita bertiga?" ucap Elena dengan nada formal pada Gracia.
Gracia tentu saja mengangguk dan hendak berpamitan. Namun Shani dengan cepat mencegahnya. Keenan menyadari keinginan Shani, ia menatap Shani sembari tersenyum.
"Kita ngobrol sebentar ya Shan.."
Shani menghembuskan nafas kasarnya. Jika saja bukan Keenan yang berkata seperti itu, sudah pasti Shani tidak akan mengikuti perkataan seseorang itu.
"Nanti kapan-kapan main ke rumah ya Gracia.." ucap Keenan tersenyum ramah, tentu saja Gracia membalas senyuman itu sembari menganggukan kepalanya.
Shani melambaikan tangannya pada Gracia sembari memasang wajah cemberutnya.
"Kamu tuh kaya yang mau pisah selamanya aja sama Gracia" ucap Keenan sembari mengacak gemas rambut Shani.
Begitupun Gracia yang merasa gemas pada Shani. Sedari tadi bibirnya terangkat membentuk sebuah senyuman menyaksikan interaksi Shani dan Keenan. Sampai Gracia teringat bagaimana Elena menatap tidak suka kepadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CRAZY OVER YOU [END]
Fanfiction"Should i kill it for you?" "Yes, please.." [22 August 2021 - 13 Feb 2022]