COY 24

7.2K 930 92
                                    

Happy reading!
~~

"Shani kita harus bicara?"

Shani menoleh kearah pintu dimana Keenan sedang berdiri disana. Shani menganggukkan kepalanya sebagai tanda menyetujui ajakan Keenan.

Sebelum Shani meninggalkan kamarnya, ia menarik selimut naik untuk menutupi tubuh Gracia yang sekarang sudah tertidur. Shani juga tak lupa untuk mengunci pintu kamarnya sebelum ia menghampiri Keenan.

Shani tidak langsung menuju kamar Keenan, ia melangkahkan kakinya lebih dulu menuju dapur. Tujuan utamanya adalah untuk membawa sebuah pisau.

Setelah mendapatkan benda yang ia inginkan, Shani berjalan santai menuju kamar Keenan. Sembari berjalan, ujung pisau tersebut ia goreskan pada dinding rumahnya. Suara goresan pisau terdengar cukup jelas karna waktu sudah memasuki dini hari.

Shani sudah berada tepat di depan pintu kamar milik Keenan. Perlahan ia mendorong pintu itu terbuka, memperlihatkan Keenan dan juga Elena yang sudah menunggunya.

Shani mengangkat kedua alisnya seolah bertanya apa yang perlu dibicarakan?.

"Kamu harus bunuh Gracia!" ucap Keenan.

Shani hanya menatap santai pada Keenan. "Why?"

"Dia udah tau tentang keluarga kita dan kamu masih tanya kenapa?" tanya Elenan menatap marah pada Shani.

Shani mengalihkan pandangannya pada Elena, lalu ia tersenyum.

"Why should i kill her when i can kill both of you?"

"Kamu memilih untuk membunuh kami, orang tua kamu?"

"Tentu saja"

Elena menatap tidak percaya pada Shani. Ia bangkit dari duduknya dan mengeleng-gelengkan kepalanya masih tidak percaya dengan apa yang Shani ucapkan.

"Apa yang Gracia lakukan sampai kamu jadi seperti ini Shani?!"

Shani hanya mengangkat bahunya acuh. "She's didn't do anything"

"Terus apa yang ngebuat kamu kaya gini?!"

Shani mengerutkan keningnya. "Kaya gini? Kaya gimana maksudnya?"

Keenan yang sedari tadi menahan amarahnya dan hanya mendengarkan perdebatan antara Elena dan Shani, sekarang bangkit dari duduknya dan menatap tajam pada Shani.

"Shani, really? Kami yang membesarkan kamu dan sekarang kamu ingin membunuh kami?"

Shani menatap heran pada Keenan dan Elena, lalu ia tertawa pelan.

"Kenapa kalian berdua harus berakting terkejut? Harusnya kalian tersenyum karna berhasil menyelesaikan experiment kalian?"

Baik Elena maupun Keenan sama-sama mengerutkan keningnya dan menatap bingung satu sama lain. "Maksud kamu apa?!"

Shani perlahan menutup pintu kamar tersebut dan menguncinya. Ia bersandar pada pintu tersebut dan menatap lurus pada Keenan.

"Apa kalian percaya gen psikopat itu bisa diturunkan?"

Keenan menganggukkan kepalanya. "Buktinya kamu sekarang mewarisi sifat psikopat Papa"

Shani menggeleng, lalu tertawa pelan. "Cukup pura-pura menjadi psikopatnya, you're not psychopath!"

"Kamu meragukan Papa?" tanya Keenan menaikkan nada bicaranya.

"Sejak kapan seorang psikopat mengaku dirinya sebagai psikopat?" tanya Shani memainkan pisau di tangannya.

CRAZY OVER YOU [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang