COY 22

7.2K 920 79
                                    

Happy reading!
~~

Shani meninggalkan Gracia, setelah ia sudah sangat yakin bahwa Gracia tidak akan mendengar ataupun melihat segala sesuatu yang akan terjadi di ruangan ini.

Shani berjalan menghampiri Cindy yang sekarang terduduk dan sibuk membersihkan luka di lehernya menggunakan kain.

Shani berjongkok dan tersenyum khas pada Cindy. "Kayaknya kamu emang gatau apa-apa, jadi siapa yang ngasih tau Gracia?"

Cindy hanya diam tanpa berani melihat ke arah Shani.

"Coba Cici tebak, Jinan?"

Cindy sontak mengangkat kepalanya dan menatap Shani. Ia menggeleng cepat. "B-bukan!"

"Beraninya dia ngeduluin Cici buat cerita ke Gracia" ucap Shani berdecih.

"Dia gatau apa-apa Ci!"

"Kalau gitu, berarti kamu yang bilang ke Gracia kan? Karna tentang hal itu hanya kita berdua yang tau"

Shani bisa melihat keraguan pada diri Cindy, namun Cindy tetap menganggukan kepalanya sebagai jawaban.

"Terus maksud kamu bilang ke Gracia itu untuk apa?"

Cindy terdiam cukup lama. Shani hanya terkekeh pelan melihat hal itu. "Liat, bahkan kamu ga punya alasan. Kamu ga bisa boongin Cici"

"K-karna ci Shani ga pantes untuk orang sebaik kak Gracia!"

Shani semakin melebarkan senyumnya, ia lalu berdiri dan dalam satu kali gerakan berhasil menendang kepala Cindy.

Shani menatap marah pada Cindy, nafasnya naik turun secara tidak teratur. Perkataan Cindy berhasil memancing puncak kemarahan Shani.

"Cici penasaran, sampai mana kamu bisa lindungin Jinan" ucap Shani kembali menendang Cindy hingga ia kesulitan untuk bangun kembali.

"Cici bisa bunuh kamu sekarang"

Cindy hanya bisa mengangguk lemah, seperti mempersilahkan Shani untuk melakukan apapun yang ia inginkan.

"Walaupun kamu mati, Jinan tetep harus dapet hukuman karna perbuatannya bukan?"

Cindy sontak memegang kaki Shani yang hendak melangkah. "A-aku bakalan lakuin apapun, tapi jangan pernah sentuh Jinan!"

Dengan sisa tenaga yang ada, Cindy menggunakan kaki Shani sebagai topangannya untuk berdiri.

"Love makes us crazy doesn't it? We're crazy over them." ucap Shani tersenyum pada Cindy yang sudah berdiri dihadapannya.

"Bunuh dia, tapi sebelumnya jahit mulutnya dulu. Dia harus belajar untuk menutup mulutnya" ucap Shani menunjuk Kai.

"Kalau aku nurutin ucapan ci Shani, janji ga akan pernah libatin Jinan dalam hal apapun?"

Shani tanpa ragu menganggukkan kepalanya.

"Mana braided silk sama needle nya?" tanya Cindy, dan Shani langsung menunjuk sebuah bungkusan yang sudah ia siapkan diatas meja.

Cindy tidak ingin berpikir terlalu lama, prioritasnya sekarang adalah Jinan. Cindy baru ingat, ia menceritakan hal ini pada Jinan dan Cindy yakin Jinan tanpa sepengetahuannya sudah menceritakan hal yang sama pada Gracia.

Tanpa berlama-lama lagi, Cindy segera membawa benang operasi dan juga jarum jahit operasi yang sudah Shani siapkan sebelumnya.

Bukan masalah besar untuk melakukan hal semacam ini bagi Cindy. Buktinya sekarang ia sudah mulai menjahit bibir atas dan bawah Kai tanpa rasa ragu sedikitpun.

CRAZY OVER YOU [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang