Bab 8

61 10 0
                                    

//Saling Mengenal -lagi-//.
----
Sesuai kesepakatan yang sudah ditentukan,maka kami sudah mulai mengurus beberapa perlengkapan pernikahan yang memang sepenuhnya sudah diserahkan ke pihak WO.Tapi akhir-akhir ini,kami berdua sangat sibuk mengurus pengajuan pernikahan yang ternyata prosesnya cukup panjang.
Untungnya saja Mama dengan baik hati mau mengajarkan,semua tentang bagaimana menjadi ‘istri prajurit’ yang masih asing bagi ku.

Mama mengajarkan ku banyak hal tentang pengajuan menikah,membantu ku menyiapkan dokumen juga.Dan satu hal yang paling penting adalah,Mama mengajarkan ku bagaimana menjadi istri yang baik seperti apa.Menurut beliau,selagi aku selalu mendukung karir Mas Nuga itu sudah lebih dari cukup bagi dia.Sama juga dengan ku bahwa kalau dia bisa menerima ku apa adanya,maka sudah lebih dari cukup bagiku.

Karna tugasnya Mas Nuga sedang sibuk akhir-akhir ini,jadinya setelah pengurusan pernikahan semua sudah selesai,barulah aku yang mengurus beberapa sisanya.Ketika pekerjaan ku juga sedang banyak,ditambah harus mengurus beberapa persiapan sendirian membuat ku cukup stres.Juga kesal dengan Mas Nuga yang mendadak menjadi orang menyebalkan saat ini.Dia menjadi orang yang tiba-tiba tidak asyik diajak diskusi,entah kenapa.Apakah memang ini yang disebut ujian sebelum menikah? Aku jadi lebih sering diam kalau Mas Nuga yang hanya ‘iya,iya’ saja saat ditanya banyak hal tentang pernikahan.

Tapi rasa kesal itu perlahan memudar diganti dengan keikhlasan,ketika Ayah sudah mengajakku ngobrol tentang ‘bagaimana perjuangan seorang Muhammad Nuga ini untuk mendekatiku’.Walau aku sudah tau beberapa perjuangan dia seperti apa dari sebagian orang yang menjadi saksi hubungan kami.Tapi aku juga sangat senang kalau sudah membahas tentang Mas Nuga lebih jauh lagi.

“Ayah baru ini Ka,lihat perjuangan laki-laki yang benar-benar tulus seperti Nuga.Ya Ayah baru punya keberanian untuk cerita ini ke kamu biar kamu lihat bagaimana perjuangannya Nuga untuk mendapatkan kamu”kata Ayah sambil aku masih makan waffle,tapi tetap mendengarkan Ayah yang akan cerita saat ini.

“sebelum dikenalkan dengan kamu,dia sudah lebih dulu mendekati Ayah.Mungkin itu caranya dia kali ya Ka supaya Ayah izinkan untuk mendekati anak Ayah”aku masih ingat jelas bagaimana Mas Nuga cerita juga tentang cara dia mendekati Ayah waktu itu.

“dia bisa membuktikan sekarang yang ternyata dia memang punya caranya sendiri untuk menarik perhatian kamu.
Disaat Ayah selalu mikir,apakah bisa nih dia meluluhkan anak sulung Ayah yang ternyata syukur Alhamdulillah bisa”aku tersenyum mendengar cerita Ayah,seakan lupa perasaan kesal ku ke dia tadi apa.

“InsyaAllah,Ayah yakin kalau Nuga bisa jadi imam yang baik untuk Kakak.Dia pasti bisa menjaga Kakak seperti Ayah.Jadi apapun rintangan yang ada nantinya,harus kalian hadapi berdua ya”kata Ayah sambil mengelus kepala ku pelan,karna sudah selesai makan maka langsung ku peluk Ayah.

“terima kasih ya Yah,karna Ayah mengasih kesempatan untuk orang lain masuk ke hati Kakak,ya memang awalnya Kakak sempat ragu.Tapi setelah melihat bagaimana dia sudah lebih dulu menarik hati Ayah,maka Kakak jadi yakin”kataku sambil mengeratkan lagi pelukan dengan Ayah.

“Kakak layak bahagia,maafin Ayah kalau selama ini belum bisa membuat Kakak bahagia ya”tiba-tiba Ayah sudah menangis setelah memeluk ku.

“loh kok Ayah ngomongnya gitu sih?Kakak bahagia kok selama ini”kataku menghapus air mata Ayah yang membuat ku jadi terharu juga.

“Ayah sadar Ka,selama ini hanya menuntut materi ke Kakak yang sudah menjadi tulang punggung kita disini.Kakak pasti bahagia sama Nuga,karna Ayah yakin Nuga anak yang baik dan memang terbaik untuk Kakak”..

Kalau memang Ayah sudah berkata begitu,memang hebat Mas Nuga yang bisa meyakinkan hati Ayah untuk menyetujui anaknya ini dinikahi.

Saat kami masih lanjut ngobrol tentang persiapan pernikahan,ada telpon masuk yang ternyata dari Mama.

Permata (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang