//True Friendship Like Sister-in-law//.
----
Dari bab satu sampai sekarang ini,aku lupa menceritakan lebih detail lagi bagaimana hubungan ku dengan Ghina yang sesungguhnya.Maka di kesempatan kali ini,aku akan menceritakan tentang semuanya.Karna,aku baru kepikiran untuk membuat bab ini,ketika dia menceritakan siapa orang spesial yang sedang mengisi hari-harinya saat ini.Sudah pernah ku ceritakan sedikit ya,
cerita tentang awal pertemuan ku dengan Ghina,karna kami satu kelas dari semester awal.Selain itu juga,memang benar kalau awal hubungan kami sebenarnya karna bermusuhan.Lebih tepatnya,waktu itu Ghina berfikiran bahwa ada semacam dibeda-bedakan oleh dosen kami.Padahal aku aja sama sekali tidak tau,kalau dosen yang mengajar saat aku telat waktu itu adalah sahabatnya Ayah.Bahkan kalau tau yang sesungguhnya,pasti sangat ku hindari selagi bisa.Karna aku tidak ingin mahasiswa yang lain jadi salah paham,ya salah satunya kejadiannya seperti dengan Ghina ini.
Dari kejadian itulah,justru membuat Ghina penasaran untuk berteman dengan ku.
Ghina yang pertama kali mendekati ku untuk menjadi teman.Lebih kebetulan nya lagi adalah setiap pembagian kelompok,kami selalu satu kelompok yang sama.Saling sharing tentang masalah tugas,diluar pembahasan tentang kuliah juga nyambung,makanya kami semakin dekat.Lebih tepatnya ya,sifat kami yang beda merupakan tali yang semakin mendekatkan hubungan kami,lebih dari layaknya seorang sahabat.Karna bagi ku,Ghina sudah ku anggap layaknya sebagai saudara kandung aja.
Aku sadar bahwa pertemanan dengan Ghina,aku yang lebih banyak egoisnya.
Tapi disitulah saling melengkapinya,
Ghina selalu menjadi air yang tenang ketika perasaan ku sedang berapi-api dan begitu pun sebaliknya.Kalau dilihat dari urutan didalam keluarga ini pasti lebih cocok,aku anak sulung sedangkan Ghina anak bungsu.Selama ini memang aku merasa bahwa anak sulung sangat klop dengan anak bungsu,baik pertemanan ataupun percintaan.Ini hanya sekedar perasaan ku saja ya,bukan berarti hubungan anak sulung dengan yang lainnya tidak cocok.
Lalu kami menjalani persahabatan ini sudah hampir sepuluh tahun.Dengan semua keadaan pahit,senang,kecewa bersama.Berjuang bersama melewati kelulusan,sampai takdir menyatukan kembali ketika hasil pengumuman lulus kerja di rumah sakit yang sama.
Selama sepuluh tahun bersama,berantem dan berdebat pasti ada aja,karna kalau mencari kecocokan tidak akan ada habisnya.Kalau ditanya tips langgengnya apa,aku hanya bisa menjawab 'saling memahami aja' se simple itu bukan? Aku dan Ghina memang saling memahami satu sama lain aja,baik dari segi sifat,keadaan ataupun situasi.Ghina memahami ku ketika aku sedang tidak ingin membahas sesuatu yang membuat ku sensitif,begitu pun sebaliknya.
Selama sepuluh tahun ini,kami jarang sekali membahas tentang cintanya Ghina dengan situasi yang benar-benar serius.Kalau dulu pernah,Ghina cerita tentang pacarnya yang merupakan teman SMP-nya.Tapi itu hanya sekali aja,
selebihnya dia tidak pernah cerita tentang cinta lagi.Selain karna dia tidak mau membahas,aku juga tidak ingin mencampuri permasalahan cinta dia.Tapi pembahasan tentang cintanya Ghina,sepertinya menjadi topik pembicaraan penting kami berdua hari ini.Disalah satu restauran mall Jakarta ini,aku berdua bersama Ghina yang akan menjelaskan sesuatu.Sebenarnya pertemuan kami ini memang sengaja sudah Ghina atur,karna ternyata ia datang bersama dengan Mas Lutfi.
"tujuan gue ajak lu kesini karna,gue mau kasih tau kalau bulan depan gue akan nikah sama Mas Lutfi".Aku yang sedang minum matcha latte,hampir tersedak mendengar kalimatnya tadi.
"gue akui ya Na,kalau lo itu paling hebat nyembunyiin masalah cinta lo ke gue sekali pun"kataku setelah sudah menetralkan suara ku.
"gue mau ceritain semuanya Zel,please jangan di judge dulu ya"kali ini aku bisa mendengar keseriusan dari nada bicaranya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Permata (Selesai)
Romance"kamu pernah tau gak arti nama kamu itu apa?"aku langsung menggeleng,karna memang tidak pernah tau dan mencari tau. "Azelia Permata".. "Perempuan cantik dan sederhana"dia tersenyum menatapku. "sederhana namun tetap berkilau" Selama dua puluh enam t...