Permata (Selesai)

Ekstra Bab 5

//Akhir dari Segalanya//.
----
Aku sudah bercerita tentang keluarga ku,pekerjaan,kehidupan rumah tangga,dan hal lainnya.Aku juga sudah berbagi beberapa cerita yang menurut ku penting untuk dibaca.

Tapi aku baru sadar,kalau aku sama sekali belum menceritakan bagaimana kelanjutan dari kisahnya Anin adik ku yang pertama.

Rasanya,kebahagiaan ku bertambah ketika Anin mengajak ku ngobrol berdua saat itu.
Dia menceritakan tentang kesiapannya akan menikah,dengan seorang laki-laki pilihannya yang sebelumnya tidak pernah kutahu.Kalau dengan pacar yang sebelumnya,Anin sering bercerita bagaimana kisah cintanya mereka.Tapi entah kenapa,tiba-tiba ada laki-laki lain yang sudah melamar Anin.

Semakin lama,aku jadi paham pasti ada alasan kenapa Anin belum menceritakan ini ke aku.Apalagi tempat tinggal aku dan Anin sudah sangat jauh sekarang,dia mendapat tugas di daerah Bandung.Tapi sesekali masih suka mampir untuk melepas kangen.Dan biar bagaimana pun juga,selagi Anin -juga Aira- belum menikah,ya mereka masih dalam pengawasan ku.

Untuk sekarang,Anin adalah tipe orang yang lebih sering cerita apapun masalahnya.Meskipun dia anak tengah,tapi dia tetap meluapkan keluh kesahnya ke orang yang bisa dia percaya contohnya aku.Dulu memang,aku merasa kalau Anin itu tipe yang memendam kesedihan.Tapi ternyata aku salah,karna semakin dewasa ya dia semakin ingin dimengerti oleh orang disekitarnya.Beda dengan ku yang selalu memendam apapun yang aku rasakan,kecuali kalau aku sudah tidak tahan ya pasti akan cerita juga.Dan,untuk memahami karakteristik Anin ini lebih sulit dibandingkan memahami ke Aira.
Karna Anin,punya banyak rules yang sudah dia tentukan dalam bersikap ke orang lain.

Dari dulu,hanya Ayah yang cepat memahami tentang sifatnya Anin.Karna ya dari kecil,Ayah selalu memanjakan dia lebih dari memanjakan ke aku dan Aira.Tapi setelah Ayah sudah tidak ada,aku merasa kalau Anin berpikiran bahwa dia tidak dimengerti oleh keluarganya.Terlihat ketika dia sedang ada masalah,masih sungkan untuk menangis dan meluapkannya dengan ku.Padahal,aku sama sekali tidak keberatan dengan melihat dia menangis.Ditambah lagi dia sudah pindah,maka kami sudah jarang sekali saling cerita dan meluapkan masalah.

Dengan melihat perkembangan Anin dan Aira selama ini,membuat aku bangga sekali sebagai kakak.Melihat kedua adik sukses dengan jalannya masing-masing,
ditambah mereka sudah mandiri saat ini.
Anin sudah punya barang apapun yang dia inginkan,dari hasil kerja kerasnya selama ini.Begitupun dengan Aira,mereka sama-sama sudah punya rumah sendiri.Tanpa lagi meminta bantuan Ayah,secara materi ataupun finansial.Juga,mereka sama sekali tidak menyusahkan ku sebagai kakak.Mereka tidak menunjukkan perjuangannya dalam meraih impian mereka.Tapi terkadang,sebagai kakak aku sudah paham situasi kapan mereka sedang senang karna satu hal,dan kapan juga mereka sedang sedih karna impiannya belum tercapai.

Yang terkadang membuat ku kembali sedih adalah,ketika Anin dan Aira sedang melewati masa bahagianya dan mengingat Ayah.Yang dimana Aira menangis dirumah ku,karna dia sedang kangen dengan Ayah dan suasana juga ikut terharu.Aku juga jadi ikutan sedih waktu itu,tapi yang pasti tidak ku tunjukkan ke Aira rasa sedih ku.Melainkan aku harus menyemangati dia untuk kedepannya.

Karna sejatinya adalah,ikatan antara kakak dan adik terkadang terjalin dengan erat,kadang juga bisa longgar tapi tidak akan pernah putus.Artinya adalah,mau sehebat apapun perdebatan yang sudah pernah terjadi,tapi hubungan saudara ini tidak akan pernah putus.Karna Ayah selalu mengajarkan satu hal kepada kami,se-kesal apapun kamu dengan kakak atau ke adik mu,tetap harus damai lagi setelahnya karna hanya saudaramu itulah yang akan membantu kehidupanmu kedepannya.

Mungkin dengan perbedaan karakteristik,beda arah tujuan karir diantara kami bertiga,yang membuat kami semakin terlihat kompak.Dengan perbedaan itulah,banyak sharing cerita dari kami yang menjadikan satu pembelajaran.Kami sudah sering berbagi hal dalam pekerjaan kami masing-masing.Yang menurut ku,hal seperti ini bisa membuat hubungan kami semakin dekat lagi.