Bab 21

74 8 0
                                    

//My Only Superhero//.
----
Katanya,cinta pertama bagi anak Perempuan itu sudah pasti Ayahnya ya.

Ayah merupakan superhero pertama bagi anak-anaknya,terutama kami sebagai anak Perempuan yang pasti menjadikan Ayah sebagai pahlawan kami.Tempat berlindung,dari segala hal yang menyakitkan dari lingkungan luar rumah.Terutama saat kami masih kecil,pasti Ayah selalu ada ketika kami jatuh dari sepeda contoh kecilnya.Atau ketika kami dibully oleh teman-teman bermain dan hal lainnya.

Bagi ku,Ayah bukan hanya sekedar pahlawan,tapi dia sudah lebih dari segalanya yang ada didunia.Walau terkesan berlebihan,tapi memang benar adanya seperti itu.Apalagi ketika akhirnya aku sadar saat setelah Ibu sudah tidak ada,Ayah harus menjadi orang tua sekaligus untuk kami bertiga anaknya.Dia seorang yang pekerja keras,tanpa mengenal lelah karna ia tidak ingin anaknya kekurangan satu pun.Walau sudah tidak bekerja juga,tapi Ayah tetap selalu mengusahakan jika ada salah satu anaknya yang menginginkan sesuatu,entah diusahakan dari dia sendiri atau aku yang harus bantu.

Ayah yang mengajarkan pembelajaran penting untuk kehidupan kami kedepannya,tentang hal apapun itu.Yang paling membuat ku bangga kala itu,
ketika kami dihadapan kan dengan keadaan ekonomi sedang turun.Tapi Ayah selalu berusaha menghidupkan kami dengan caranya sendirian.Walau tidak ia ceritakan,tapi aku tetap tau apa yang sedang Ayah usahakan pada saat itu.

Makanya ketika ia sedang sakit seperti saat ini,rasanya tidak mungkin aku tinggalkan.Juga setelah menyadari dan mengetahui,usaha keras Ayah selama ini untuk kami terutama aku seperti apa.
Bahkan dari dulu,meskipun aku terkadang suka sedih sendiri jika tidak dibela saat debat dengan Anin,tetap saja untuk melawan Ayah dengan kata kasar yang ku ketahui tidaklah mungkin terjadi.

surga ku saat itu masih ada dengan Ayah..

Melihat kondisinya saat ini,membuat ku teringat fase-fase menyakitkan waktu itu.
Dimana perekonomian kami sedang menurun,lalu saat itu aku belum kerja,tapi Ayah harus menjalani beberapa terapi dan pengobatan dengan biaya yang cukup mahal.Difase yang seperti itulah,membuat aku semakin semangat kuliahnya agar cepat mendapat kerja.Kebetulan pada saat itu aku sudah memasuki semester akhir,jadi untuk mencari pekerjaan sudah tidak ada waktu lagi.

Tapi siapa sangka,bahwa Allah maha baik mengirimkan jawaban dan solusi yang ku pinta lewat Papa Andri.Yes Papa Mertua ku,alias Ayahnya Mas Nuga alias sahabatnya Ayah.Sebenarnya aku tidak langsung diberi tau waktu itu,kalau ternyata Papa yang biayai semua pengobatannya Ayah.Aku diceritakan semua tentang itu,ketika hari dimana Ayah merencanakan perjodohan ku dengan Mas Nuga.Atau mungkin itu salah satu alasan kenapa aku mau dipertemukan dengan Mas Nuga,yang sudah jelas hati ku masih bimbang saat itu.

"apakah akhir-akhir ini Bapak tidak minum lagi obatnya Mbak?"tanya dokter begitu aku sudah sampai.

"saya dan Ayah sudah tidak serumah Dok,tapi setiap minggunya saya selalu crosscheck,beliau bilang tetap minum obatnya kok"jawab ku menjelaskan.

Sifat Ayah yang seperti inilah turun ke aku.Karna kami berdua sama-sama tidak ingin terlihat sedang terluka,selagi bisa dipendam maka akan dilakukan.Padahal aku juga sadar kalau sifat ku yang seperti ini,bisa jadi membuat orang lain khawatir.Dan Ayah tetaplah Ayah,dia pasti tidak akan menunjukkan dirinya sedang sakit didepan anak-anaknya.Tapi kalau kondisinya sudah seperti ini,akhirnya pasti dia akan jujur.

Melihat Ayah yang masih tidak sadarkan diri diruang ICU,dengan hidungnya sudah ada alat bantu pernapasan,membuat ku seketika langsung menangis lagi.Menurut penjelasan dari dokter,Ayah mengalami stroke ringan akibat tidak rutin lagi minum obat dan vitaminnya.Aku sedang merasa menjadi anak yang tidak berguna sekali,sampai tidak tau ada apa yang sebenarnya dengan Ayah saat ini.

"aku bodoh banget Mas jadi anak,sampai Ayah sakit begini aja aku gak tau"kataku sambil menangis setelah melihat Ayah didalam,Mas Nuga langsung memeluk ku.

Permata (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang