Bab 14

66 9 0
                                    

//Perlahan//.
----
Sepertinya,menjadi relawan yang ikut mensukseskan program Pemerintah dalam menanggulangi kejiwaan yang bermasalah,menjadi sebuah ketertarikan tersendiri bagi ku.Karna ternyata,aku banyak menemukan orang yang jiwanya bermasalah lebih dari pasien yang selama ini ku tangani dirumah sakit.Kalau sudah seperti itu artinya pengalaman ku lebih banyak lagi,ya bahkan untuk menjadi konselor di Lapas seperti ini menarik juga deh ku pikir.Yang tidak menutup kemungkinan untuk aku pindah alih profesi,eitss sorry ralat maksudnya pindah suasana kerjanya aja.Karna kan yang pasti,pekerjaannya masih sama-sama menyembuhkan jiwa yang bermasalah.

Untuk relawan kali ini,Ghina juga terpilih,serta dengan delapan teman kami yang lainnya untuk terbagi-bagi disini.Karna ternyata,lumayan banyak kondisi jiwa para tahanan yang sangat memerlukan kami disana.Jadi sudah pasti,jiwa ku sangat tertantang begitu hari pertama dijelaskan tugasnya seperti apa.

Oh iya tempat ku tugas kali ini memang satu kantor dengan Mas Nuga,tapi ternyata Mas Nuga tidak ditugaskan di bagian ini yang sama dengan ku lagi.Bahkan ruangan kerja Mas Nuga beda gedung dengan tempat tugas ku.Yang dimana,seperti inilah yang sangat ku inginkan.Karna aku sama sekali tidak ingin dikenal sebagai istrinya Mas Nuga disini.Bukan karena aku tidak mengganggap Mas Nuga ya,tapi aku takut tidak bisa mandiri aja selama disini.Apalagi ya amit-amit jangan sampai aku dibeda-bedakan,karna aku istrinya siapa disini.

'kalau ada apa-apa langsung telpon aku ya'.

Ini sudah kelima kalinya dia mengirim pesan,dengan rasa khawatirnya terlalu berlebihan.Aku tidak terlalu tanggapi pesan dari Mas Nuga,karna masih harus mengamati penjelasan Mbak Ananta.
Yapp dia menjadi mentor tim ku yaitu ada aku,Ghina dan Putri.Yang pasti awalnya aku kaget sekaligus canggung juga,tapi semoga dia bisa membantu pekerjaan ku selama disini.

"disini sudah saya buat list nya,kalian bisa tangani pasien satu sehari dan dikamar nomor satu lantai dua ya".Mbak Ananta sudah mengasih kami satu buku panduan khusus,yang isinya biodata pasien yang akan kami tangani mulai hari ini.

"dan disini ruang kerja kalian yang bisa membuat laporan setiap harinya.Terus istirahat kalian dari jam dua belas,
sampai jam dua ya emang agak lama sengaja karna tugas kalian pasti berat"
kami bertiga hanya mengangguk saja mendengar penjelasan dari dia.

"sampai disini paham ya? Kalau ada apa-apa langsung telpon saya,hari ini saya gak di kantor kebetulan.Tapi kalau masih bingung,boleh tanya ke divisi rehabilitasi ya atau gak ke suaminya Azel yang juga sudah berpengalaman"kata Mbak Ananta dengan penuh penekanan ketika menyebutkan kalimat 'suami' itu.

"baik Mbak"kataku yang mewakili.

Setelah dia sudah pergi,kami bertiga masih diizinkan untuk berkeliling kamar pasien yang lain dan keliling satu gedung ini.Agar lebih tau,sebelum banyak tanya ke orang nantinya terutama dimana letak kantin dan masjid.

"btw,suami lo gak di bagian ini lagi ya Zel?"tanya Ghina sambil kami masih berkeliling.

"gak Na,didepan dia"jawabku,tiba-tiba langkah ku berhenti kearah satu ruangan disamping ku yang ada tulisan dipapan 'tim khusus'.

"kenapa Zel kok berhenti?"tanya Putri begitu sadar aku diam.Aku masih fokus melihat kearah dalam dengan pintu yang masih terbuka sedikit,kulihat ada timnya Mas Nuga didalam sana yang entah ada keperluan apa.

"eh gak kok"langsung kutarik tangan Putri untuk lanjut jalan lagi.

Selesai berkeliling gedung ini sekalian tau ruang penting mana,kami bertiga sudah langsung menyelesaikan tugas.

Pasien pertama adalah,seorang Perempuan yang terkena kasus membunuh suaminya.Kalau dari data yang ku dapat,Ibu ini berumur tiga puluh lima tahun dengan kasus membunuh suaminya karna ketahuan selingkuh.Begitu dipenjara,ternyata beliau mengalami kejiwaan yang sudah akut sepertinya.Jadi,kami bertiga langsung menangani,tapi cukup sulit untuk memulainya seperti apa.Aku dan Ghina yang sudah menangani,Putri bagian mencatat kondisi pasien untuk dibuat laporan nantinya.Juga ada satu suster khusus,dan satu Polisi yang jaga didepan kamar ini.

Permata (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang