Bab 33

63 7 0
                                    

//My Support System//.
----
Ada satu urusan yang sedikit rumit setelah Ayah sudah tidak ada.Yaitu,tentang pembagian warisan untuk kami tiga anaknya.

Ayah memang sudah menyiapkan semuanya ternyata.Sampai sudah menyewa pengacara khusus,yang sudah disiapkan untuk membagikan harta warisan Ayah.Maka kami bertiga,di kumpulkan dirumah Ayah dengan ada keluarga Mas Nuga juga sebagai saksi.

Sebelumnya untuk urusan seperti ini,
aku sama sekali tidak tau.Ayah tidak pernah cerita tentang warisan ini sebelumnya.Bahkan,Ayah ternyata sudah menyiapkan semuanya ini tanpa memberitahu kesemua anaknya.

Untuk urusan warisan,kami bertiga mendapat nilai yang sudah terbagi rata.
Lalu,rumah Ayah yang disini ternyata harus dijual.Karna daripada bingung rumah ini harus ditempati oleh siapa.
Jadi supaya terbagi adil,rumah ini dijual dan hasilnya dibagi rata saja.

Kami bertiga harus membereskan semua barang yang ada dirumah ini.Termasuk,
aku juga harus mengambil beberapa barang yang masih ada dirumah Ayah.
Rumah yang banyak sekali kenangan indah disini,karna dari aku lahir sampai sebelum menikah ya tinggalnya disini.
Rumah yang menjadi tempat kami untuk berlindung,saling mencurahkan apa yang sedang dirasa.

InsyaAllah,kami sudah siap meninggalkan tempat ini.

Untuk selanjutnya,aku sudah harus menjalani kehidupan di Semarang kembali.Anin tinggal di mess di daerah Bandung,karna kebetulan dia dinas disana.Lalu Aira yang juga sudah mendapat kerja di daerah Bogor,maka dia juga akan tinggal disana.Walaupun masih ada rasa khawatir,begitu tau keputusan mereka saat ini,karna sudah pasti kami akan berjarak jauh.Anin dan Aira akan menjalani kehidupan mereka masing-masing yang beda kota.Cara menjaga mereka semampu ku,hanya bisa mendukung apa pun keputusan mereka.

"InsyaAllah mereka berdua sudah dewasa sayang.Kamu sebagai kakak sudah cukup tugasnya,mereka pasti bisa menjaga diri masing-masing selama disana"kata Mas Nuga berdiri di sampingku,sambil aku sedang memperhatikan Aira yang sedang merapihkan barangnya.

"mereka bukan anak kecil lagi yang harus diawasi.Sebagai kakak,cukup do'a kan saja yang terbaik untuk mereka".Aku tersenyum kearahnya,lalu Mas Nuga sudah memeluk ku.

Pelukan yang selalu bisa membuat ku merasa nyaman.Terlebih ketika aku sedang merasa bimbang,pelukan ini satu-satunya cara yang bisa membuat perasaan ku menjadi lega.

Mas Nuga memang support system terbaik dalam hidup ku.Dia tidak pernah lelah untuk memberikan dukungan positifnya untuk ku,yang selalu menjadi kuat ketika aku sedang lemah.

"terima kasih ya Mas,sudah selalu ada disini.Selalu memberikan semua dukungannya untuk aku dari kemarin"kataku masih sambil memeluknya.

"itu kewajiban aku sayang,untuk selalu memberikan kekuatan untuk kamu.
Setelah ini,kita jalani kehidupan kita di Semarang lagi ya bersama-sama"aku mengangguk dan Mas Nuga mencium kening ku.

Tepat hari ini,Aira sudah menuju Bogor dengan aku dan Mas Nuga yang mengantarkan.Karna kebetulan,Mas Nuga sedang ada urusan di daerah Bogor juga,jadi setelah itu barulah kami bisa langsung menuju ke Semarang.

Aira keterima kerja disalah satu kantor milik Pemerintah daerah Bogor,yang Alhamdulillah mendapat fasilitas yang sangat cukup termasuk tempat tinggal.
Aku sudah memantapkan perasaan ku untuk meninggalkan Aira berjuang sendirian disini.Benar apa yang Mas Nuga katakan tadi,kalau Aira dan Anin bukan lagi anak kecil yang harus selalu diawasi.Mereka sudah dewasa dan sudah saatnya untuk mengejar impian mereka di kaki sendiri.

"kita main ke kantor Polres dulu sebentar ya Zel"kata Mas Nuga,ketika aku sudah masuk ke mobil.

"oh,yasudah Mas"kataku mengangguk setuju,sambil membenarkan carseat baby twins yang sedang tidur.

Permata (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang