Bab 22

85 9 0
                                    

//Firasat Apakah Ini?//.
----
Keadaan Ayah setelah akhirnya mau menjalani terapi,syukur Alhamdulillah ada perubahan baik yang cukup tersignifikan setiap harinya.Tapi memang,Ayah harus menjalani terapi selama dua bulan di rumah sakit ini.Jadi sebisa mungkin,aku bantu-bantu selagi pekerjaan ku senggang.

Setelah menjalani terapi,sedikit demi sedikit gejala pasca operasi sudah tidak ada lagi.Tapi aku masih suka sedih,kalau mengingat bagaimana dua bulan perjuangan ku membantu Ayah kemarin.
Apalagi bagi Ayah,pasti sangat berjuang keras demi kesembuhannya.Sampai aku lupa kalau saat ini aku sedang hamil,yang membuat ku terkadang masih suka stres,suka lupa minum obat dan vitaminnya sangking memikirkan Ayah terus.Tapi untungnya,Mas Nuga yang selalu mengingatkan aku tentang ini.Karna aku memang selalu lupa pada diri ku sendiri,kalau sudah menyangkut masalah orang yang ku sayang.

Bayangkan saja,bagaimana stresnya jadi aku.Ketika Ayah sakit,tapi aku harus bolak-balik kerja lalu ke ruangan Ayah setiap harinya selama dua bulan kemarin.

Untungnya,baby twins sangat kuat menemani Bundanya berjuang kemarin.
Aku sama sekali tidak merasa lelah -lelah fisik ya kalau batin jangan ditanya--,kalau menurut dokter Bagas sih karna pada dasarnya fisik aku memang kuat.Karna biasanya kalau ibu hamil sedang stress dan lelah batin,pasti berdampak juga pada bayinya.Tapi syukur Alhamdulillah ditengah perjuangan ku untuk Ayah kemarin,baby twins tetap kuat juga untuk berjuang bersama Bundanya.

Melihat ekspresi Ayah yang sudah kembali ceria,membuat perasaan ku cukup lega.Karna perjuangan dan do'a ku selama ini tidak sia-sia,berujung baik Alhamdulillah.Keadaan tubuh Ayah sudah kembali segar kulihat,dia sudah bisa melakukan sesuatu hal sendiri tanpa dibantu lagi.Atau kalau bisa tau Ayah sudah sembuh atau tidaknya,dari dia bicara kalau sudah bisa becanda fiks udah sembuh dia itu.

"mulai detik ini,kalau Ayah udah merasa sakit lagi,langsung telpon Kakak ya Yah"
kataku sambil membereskan baju Ayah.

"iya Ka,asalkan kamu jangan capek ya ingat baby twins"kata Ayah mendekati ku lalu memeluk ku,aku membalas pelukannya yang hangat.

Meskipun saat ini Ayah menjawab iya pertanyaan ku,belum tentu nanti beneran ia lakukan.Karna aku pernah dengar waktu itu,percakapan Ayah dengan Anin di rumah sakit.

'kalau bisa kita jangan ngerepotin kakak kamu lagi ya Nin,selagi dia bisa bantu ya gakpapa asalkan jangan kita yang minta'.

Mungkin Ayah berfikiran,kalau dengan aku sudah menikah dan pisah rumah dengan mereka,membuat aku tidak lagi mempunyai kewajiban untuk membantu Ayah ketika sedang sakit.Padahal pemikiran seperti itu salah besar,karna kenyataannya aku punya suami yang sangat baik.Mas Nuga tidak pernah melarang aku yang akan mengurus Ayah atau bahkan untuk membantu biaya pengobatannya Ayah.Karna itulah,kita harus selektif dalam memilih pasangan hidup.Dan ternyata memang benar,kalau orang yang selama ini sudah Ayah katakan baik,pasti baik juga untuk ku.

Disitulah titik bersyukur ku semakin bertambah,ketika Mas Nuga mendukung setiap apa keputusan ku.Dan dia tidak pernah menyalahkan,semisal keputusan yang ku ambil salah.Ingat kan,kalau salah itu manusiawi karna yang perfect hanya milik Allah hehehe..

Aku pulang ke rumah dengan suasana hati yang senang.Karna,setelah tadi sudah mengantarkan Ayah sampai di rumah dengan selamat.Lalu aku juga sudah dijelaskan bagaimana perkembangan kondisi Ayah dari dokter,bahwa kondisi Ayah saat ini sudah kembali normal -bulan depan tetap harus control-.Tapi wajah senang ku mendadak harus ku urungkan,begitu melihat Mas Nuga yang sedang duduk diruang tamu,dengan tatapan yang sulit ku jelaskan..

Ekspresi wajahnya sedang tidak tersenyum,yang membuat ku tidak jadi cerita tentang kebahagiaan apa yang kudapat hari ini.Karna sepertinya,justru Mas Nuga sedang ada masalah yang sampai membuat dia bad mood.

Permata (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang