Bab 24

78 9 0
                                    

//Sebuah Ungkapan Rasa Syukur//.
----
"pasien yang biasanya mengalami koma pasti akan sembuh,tapi secara bertahap".

"saya sudah cek secara keseluruhan pasien,mungkin memang ada beberapa efeknya yang belum terdeteksi ya.Tapi satu hal yang harus keluarga pasien mengucapkan syukur,karna ternyata pasien mempunyai kondisi tubuh yang sangat kuat"..

Dokter yang selama ini merawat Mas Nuga,sudah memberikan penjelasannya.

"kondisinya masih cukup kuat saat ini.
Alat vitalnya,lalu juga kondisi jantungnya Alhamdulillah baik.Mungkin yang harus dirawat lebih fokus lagi itu,patah tulang ditangannya tapi sebenarnya tidak terlalu parah.Juga luka yang di kepalanya sudah perlahan lekas membaik,ini semua berkat doa kalian semua terutama doa dari istrinya ya"dokter tersenyum kearah ku,lalu sudah mengelus bahu ku pelan.

Mas Nuga sudah sadar saat ini,syukur Alhamdulillah.Walaupun belum sepenuhnya semua organ tubuhnya bisa merespon dengan cepat.Tapi semua keadaan Mas Nuga saat ini tetap harus ku syukuri,apapun yang ada berubah dari dia nantinya.

Melihat Mas Nuga yang sudah bisa merespon perkataan ku,membuat ku sangat senang.Alat bantu pernafasannya juga sudah dicabut,karna pernafasan Mas Nuga Alhamdulillah sudah semakin membaik.Lalu dia sudah bisa setengah duduk karna katanya pinggangnya masih cukup sakit,walau belum banyak bicara tapi aku cukup mengerti akan hal itu.Yang lebih membuat ku bersyukur lagi adalah,dengan perlahan tapi pasti Mas Nuga sudah bisa diajak bicara.

"Mas mau makan yang mana?"tanyaku memperlihatkan ada menu makanan yang sudah datang.Sebelum menjawab,dia masih diam memperhatikan ku.

"aku rindu",

"suara kamu"..

Untuk pertama kalinya,aku melihat Mas Nuga menangis didepan ku.Karna selama pernikahan,aku tidak pernah melihat sisi sedihnya Mas Nuga.

"boleh peluk?"tanpa menjawab,aku langsung memeluk Mas Nuga setelah menaruh makanan tadi.Aku merasa kehangatan yang sempat hilang,kini sudah kembali.

Mas Nuga memeluk ku semakin erat."aku juga rindu,Mas jangan nangis ya karna ada kabar bahagia loh buat Mas"kataku sambil menghapus air mata Mas Nuga yang semakin deras.

"lihat Mas,perut aku sudah kempes kan?"Mas Nuga masih bingung meraba perut ku.

"baby twins sudah lahir Mas dua hari yang lalu,nanti kita lihat bareng ya kalau Mas sudah benar-benar sembuh.Sekarang Mas makan dulu ya,aku suapin"kataku mengambil makanan lagi.

Selama disuapin,Mas Nuga hanya diam saja.Mungkin masih ada rasa sakit yang masih dirasakan,tapi sepertinya belum mau diucapkan.

Meskipun bisa terlihat,ada beberapa yang berubah dari Mas Nuga.Tapi aku yakin,kalau rasa sayang diantara kami tidak akan pernah berubah untuk kedepannya.Saat ini memang masih ada beberapa alat bantu ditubuhnya Mas Nuga,yang semoga bisa sembuh dengan perlahan.Dengan melihat keadaan Mas Nuga saat ini cukup membuat ku sedih dan bangga juga.Bangga karna perjuangan dia perlu diapresiasi,bisa kembali sadar melawan penyakitnya kemarin.

"kenapa melamun?"Mas Nuga mengelus kepala ku pelan,menyadarkan aku sedang melamun dari tadi sepertinya.

"ah engga kok"jawabku mengelak."Mas mau apa lagi? Mau makan buah?"dia menggeleng,lalu merubah posisi duduknya untuk menarik tangan ku pelan.

Mas Nuga menyuruh ku untuk tidur disampingnya,yang kebetulan kasur rumah sakit ini memang cukup besar.Mas Nuga memeluk ku dengan tangan kirinya yang tidak terluka dan tidak ada infus.Tak ada hentinya dia mencium kening ku,yang bisa kulihat matanya juga sudah berkaca-kaca.

"Mas semangat terus ya jalani penyembuhan kedepannya.Aku akan selalu temani Mas,apapun yang sudah terjadi.Jadi,Mas jangan pernah merasa sendiri atau apapun itu yang negatif ya karna aku ada disini, yang akan temanin kamu"kataku masih memeluk Mas Nuga dengan sangat erat.

Permata (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang