//Caraku Bangkit//.
----
Dua minggu.Butuh waktu dua minggu ternyata,untuk aku mencoba sembuh dan bangkit.Selama dua minggu dirumahnya Ghina,aku sesekali masih bantuin Ghina mengerjakan laporan dirumah,mendengarkan dia cerita tentang pasien yang sedang ia tangani setiap harinya.Dan hal lainnya,yang pasti Ghina tidak membahas tentang Mas Nuga dengan ku.Karna dengan aku bersembunyi seperti ini,aku yakin waktunya nanti akan tiba kok.Dimana,aku sudah siap mendengarkan penjelasan sesungguhnya seperti apa.Aku juga sudah berusaha akan memaafkan,kalau Ayah mencoba menjelaskan lagi tentang Azelina.
Akhirnya hari ini tiba,ketika aku sudah meyakinkan hati untuk memulai hidup yang baru sebagai Azel sebelumnya.
Maka,aku mulai mengaktifkan HP yang sudah dua minggu tidak kumainkan.
Pastinya banyak pesan masuk dari teman kerja,keluarga pasien rumah sakit,apalagi dari Mas Nuga yang banyak sekali mengirim pesannya untuk ku.Dua minggu disini,bukan berarti setiap harinya aku hanya menangis saja.Tapi aku juga tetap mendengarkan nasihat dari versi Mama-nya Ghina,aku juga tetap mau mendengarkan cerita Ghina tentang Mas Nuga dikantor.Karna tidak munafik selama disini,setiap mau makan aku juga tetap kepikiran Mas Nuga,'dia udah makan belum ya?,makannya pake apa ya?,bawa bekal buat dinas malamnya gak ya?',i really miss him.
Selain menguatkan hati dan berusaha bangkit dengan cara ku sendiri,aku juga membaca pesan dari Mama mertua.Yang dimana,beliau tidak menyalahkan sedikit pun cara ku pergi dari rumah seperti ini.Seakan bersembunyi ku kali ini,memang layak dibenarkan.
Sedangkan dari keluarga ku sendiri,Ayah sama sekali tidak mengirimkan ku pesan sedikit pun tidak.Juga Anin masih tetap berulah,begitu tau masalah ku saat ini.
Dia tetap menyalahkan ku,yang tentunya tidak akan meladeni seandainya ingin berdebat lagi.Karna selama ini,raga ku sudah cukup lelah memahami keadaan keluarga sendiri,yang ternyata merekalah sumber penyakit hati ku.Ada satu momen ketika Ghina sedang cerita,kalau ternyata Mas Nuga sudah tau dimana tempat bersembunyi ku selama ini.Aku sama sekali tidak kecewa
karna Mas Nuga tidak menyusul ku ketika dia sudah tau aku dimana.Justru aku semakin bersyukur,kalau ternyata dia bisa memahami rules ku seperti ini contoh kecilnya.Kalau dia sampai datang,justru membuat hati ku kembali sakit ketika waktu sembuhnya belum tiba maksud ku.Ghina juga cerita,gimana Mas Nuga menjawab pertanyaan orang lain ketika ditanya istrinya dimana.Dia hanya menjawab aku sedang istirahat dirumah and that's the best answer that should be."gue ngerasanya sih kalian berdua tuh emang cocok deh Zel.Yang cowoknya gak enakan sama orang,terus yang cewek sukanya mendem masalah sendiri."aku mendengus ketawa mendengar celotehan Ghina.
Lalu,aku minum kopi lagi sebagai penenang ku selama ini."dia ngertiin lo banget ya Zel,buktinya aja udah dua minggu lebih gak berani nyamperin lo sangking ngerti kalau istrinya susah kalo udah sakit hati"kata Ghina lagi masih membahas Mas Nuga,aku tersenyum kearahnya.
"gue udah mau coba menerima masa lalu dia apapun itu sih Na.Kalau pun dia emang punya penjelasan yang lebih,gue mau coba dengerin Na"kataku masih memandang gelas kopi,tiba-tiba mengingat minum kopi berduaan dengan Mas Nuga seperti ini.
"do you miss him?"tepat air mata ku sudah turun karna sedang rindu Mas Nuga,Ghina bertanya yang ku balas menatapnya.
"boleh gak gue mau telponan dulu?"
tanyaku minta waktu sendiri,Ghina memang sudah mengenal ku lebih jauh sehingga dia tidak butuh penjelasan lebih lagi ketika aku sudah berkata seperti itu.Dibelakang rumah Ghina yang tak kalah sejuk dengan rumah dinas Mas Nuga ini,
dengan menguatkan hati akhirnya ku beranikan diri untuk menelpon Mas Nuga.Meskipun aku tidak tau,apakah sekarang dia sedang sibuk dikantornya atau enggak.Tapi yang namanya usaha juga perlu kan ya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Permata (Selesai)
Romance"kamu pernah tau gak arti nama kamu itu apa?"aku langsung menggeleng,karna memang tidak pernah tau dan mencari tau. "Azelia Permata".. "Perempuan cantik dan sederhana"dia tersenyum menatapku. "sederhana namun tetap berkilau" Selama dua puluh enam t...