Bab 28

71 10 0
                                    

//Teman Baru//.
----
Seperti yang sudah ku jelaskan sebelumnya,memang menyakitkan kalau kita terlalu berharap berlebihan kepada seseorang.Atau memang inilah yang dimaksud dengan,hidup tidak selalu tentang ekspektasi yang kita buat.Bisa jadi,ada jalan yang beda dari yang kamu harapkan.

Maksud ku adalah,seorang teman baru disini.

Sebelum membahas intinya,aku adalah tipe orang yang cukup cuek.Dalam artian cuek adalah,tidak memusingkan perkataan orang lain untuk ku.Dari dulu,kalau ada yang mengomentari tentang ku pasti hanya masuk telinga kanan keluar telinga kiri,asal lewat aja.Kalau sedang sensitif pernah sesekali sih memikirkan,tapi justru membuat ku lebih semangat lagi untuk menjadi orang yang lebih baik lagi.

Dengan adanya sindiran dari tetangga baru,tepatnya dia juga baru pindah ketika aku sudah dua minggu disini.Aku paham sekali maksud dia menyindir ku adalah,sebuah bentuk dia ingin lebih akrab lagi dengan ku.Karna aku ingat betul nasihat dari Mbak Mira bahwa,'kalau ada orang lain yang tidak suka dengan mu ya tak apa,karna dengan adanya dia membuat pembelajaran untuk kita',paham enggak maksudnya?

Oke akan ku jelaskan lagi.

'masa istri polisi,ibu rumah tangga doang?',dengan pertanyaan sebelumnya adalah 'kamu kerja apa sekarang?',oke baik mungkin gue yang salah jelasinnya.

'liat aja sosial medianya,pasti dulunya beban orang tua atau sekarang jadi beban suami juga ya buat kabulin semua keinginannya?'.

Dengan adanya kalimat itu,membuat pembelajaran untuk aku lebih kuat dan siap seandainya ada kalimat yang lebih parah lagi dari itu.Aku percaya,kalau ada sebuah alasan kenapa dia berkata seperti itu untuk ku didepan Ibu-ibu yang lain.Itulah maksud ku,bahwa menyakitkan berharap ke manusia kalau ternyata dia tidak baik ke kita.Ibaratnya ya,kita dengan orang tua sendiri yang sudah dari kecil aja masih banyak ketidakcocokannya,apalagi dengan orang yang baru kita kenal.Pasti ada aja yang membuat kita tidak cocok,tapi bukan kah saling mengenal dengan cara baik bisa membuat kita cocok dalam berteman kedepannya? yeah i wish..

Aku tidak membalas kalimat dia dengan kalimat lebih jahat lagi,toh buat apa juga kan.Aku hanya bisa menjelaskan semampu ku,tidak berlebihan tapi tetap ada poin utamanya.Kalau memang dia masih tidak bisa menerima,ya tak apa itu hak dia dan aku tidak bisa memaksa juga.

Hidup ku sudah banyak gelombangnya,jadi untuk menerima kenyataan digosip-in seperti tadi sudah sangat biasa bagi ku.
Tidak perlu dipusingkan lagi,apalagi sampai harus mengadu ke Mas Nuga.Karna kalau aku cerita tentang ini,pasti dia yang langsung mengambil langkah sendiri,yang dimana membuat hubungan teman dengan orang baru ini tidak terjalin dengan baik.
Juga karna aku lebih tau,bagaimana suami ku dalam bertindak kalau ada yang mengusik istrinya.

"saya aja Bu kalau urusan dokumen saya bisa,kebetulan kan saya gak ada anak kecil",orang yang dari tadi ku ceritakan namanya Maulidia biasa dipanggil Bu Lia.Sama sekali tidak ku sangka sebelumnya,kalau aku mempunyai tetangga seperti beliau ini.Bukan tidak baik maksud ku,tapi sikapnya selama ini membuat ku seakan sedang diuji kesabaran oleh Allah.

Bahkan dia sepertinya tidak mau kalah dari ku,maksud ku adalah dia selalu menyerobot apapun tugas yang akan ku kerjakan ketika sedang kumpul dengan anggota yang lain.Salah satunya seperti tadi,dia mengambil pekerjaan yang Bu Winda kasih yang seharusnya untuk ku.

"tapi ini program baru kita yang sangat berkaitan dengan Azel.Jadi,maaf ya Bu Lia saya belum bisa kasih ke Ibu"jawab Bu Winda yang membuat Bu Lia diam.

"tapi kalau dijelasin lebih saya bisa loh Bu,kalau Azel kan ada anak kecil nanti malah jadi kacau"katanya lagi masih membela,aku hanya diam lalu kulihat Mbak Putri yang duduk didepan ku tersenyum menatap ku.

Permata (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang