04 | Mencoba gaun

1.9K 225 9
                                    

[ Happy reading ]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[ Happy reading ]

Kini keduanya telah sampai di parkiran butik tempat Bunda nya Xavier, butik ini sangat besar dan mewah. Jadi, jarak dari tempat parkiran ke pintu masuk butik tersebut lumayan jauh.

Xavier pun segera melepas helm full face nya, dan turun dari motornya. Ia langsung segera berjalan ke pintu masuk butik tersebut, tanpa menghiraukan perempuan yang baru saja di boncengnya itu.

"Ini bocah, hobinya main tinggal tinggalin aja dah," gumam Raquel menatap kesal ke arah Xavier yang asik berjalan tanpa menghiraukannya.

"Er, tunggu napa" ujar Raquel.

Xavier menghentikan langkahnya, lalu menolehkan kepalanya ke arah belakang, dimana Raquel nampak kesusahan berjalan sambil memegangi perutnya.

Xavier yang melihat itu langsung memasang wajah panik, dan buru buru menghampiri Raquel untuk mengecek keadaan.

"Lo kenapa?" tanya Xavier dengan raut wajah khawatir.

"Shhh, gatau. Kayak nya karna efek bulanan gue deh," ujar Raquel sambil terus memegangi perutnya yang lama kelamaan makin terasa sakit.

Xavier yang melihat kondisi Raquel seperti itu pun tidak tega. Tanpa aba-aba, ia langsung menggendong tubuh Raquel ala bridal style untuk menuju ke butik Bundanya itu. Sedangkan Raquel, jangan tanyakan keadaan jantung nya sekarang. Di sana, jantungnya pasti sudah berdisko karena perilaku Xavier barusan.

Setelah sampai di depan pintu masuk butik Bundanya. Pintu butik tersebut terbuka otomatis, dan Xavier pun langsung berlari menuju ke ruang kerja Bundanya itu, untuk membaringkan tubuh Raquel ke sofa yang ada di dalam ruang kerja bundanya.

"Assalamualaikum, Bunda," salam Xavier yang baru datang dan langsung meletakkan tubuh Raquel di atas sofa.

"Waalaikumsalam salam, ehh! Itu Raquel kenapa sayang?" tanya Rina panik karna melihat Raquel yang baru saja di gendong Xavier.

"Quel gapapa kok, tan. Ini cuma efek bulanan Quel doang." jawab Raquel merasa tidak enak hati.

"Gapapa palak lo! Dari tadi, gue liat lo kesakitan gitu, lo bilang gapapa?" sentak Xavier dengan wajah garangnya.

"Udah, jangan ribut dulu. Er, mending sekarang kamu beli kompresan dulu di supermarket depan sana," suruh Bunda nya itu.

"Hm, iya Bunda." balas Xavier menuruti perintah sang Bunda. Setelah itu, ia langsung melenggang pergi menuju supermarket yang barusan di bilang Bunda nya itu.

"Maklumin sifat nya Xavier ya, Quel. Dia emang suka gitu, tapi dia tetep perhatian banget kok orangnya," ucap Rina sambil tersenyum menggoda.

"Gapapa kok, tan. Raquel santai aja," balas Raquel canggung terhadap situasi saat ini.

Tak lama setelah itu, Xavier pun datang. Dengan menenteng dua kantong, yang satu isinya kompresan, untuk perut. Dan satu lagi, jamu pereda nyeri pada perut.

"Mumpung Xavier udah datang, tante pamit ke luar sebentar ya, Quel." pamit Rina kepada Raquel.

"Iya tante," Balas Raquel memperlihatkan senyum manisnya.

"Nih, di minum." ucap Xavier seraya memberikan Raquel jamu yang bertuliskan 'kiranti' pada botol jamu tersebut.

"Gue gak sukak kiranti, pahit itu, Er." tolaknya setelah mengetahui bahwa minuman yang di kasih Xavier kepadanya itu, kiranti.

"Udah, minum aja ah bawel lo, lo mau tambah sakit tuh perut!?" tanya Xavier dengan sedikit meninggikan suaranya.

Dan akhirnya pun, Raquel hanya bisa pasrah, dan terpaksa meminum minuman paling ia tidak sukai itu.

Xavier yang melihat Raquel menurut itu pun tersenyum gemas, ia memandangi setiap inci wajah cantik Raquel. Ternyata, kalau di lihat dari dekat seperti ini, wajah cantik Raquel bertambah berkali-kali lipat dari biasanya.

Merasa ada yang memperhatikannya, Raquel pun mendongak, ia langsung bertatapan beberapa detik dengan kedua mata indah milik Xavier, lalu memutuskan pandangan nya terlebih dahulu.

"Lo kenapa liatin gue kaya gitu?" tanya Raquel penasaran sekaligus untuk menyembunyikan rasa salting nya.

"Mampus kan ketahuan, lo sih, Er. Bodoh banget! " maki Xavier dalam hati.

"Oh, enggak-enggak. Lo nya kali kepedean," jawab Xavier seraya mengelus tengkuknya yang tidak gatal.

"Oohhh, gitu" ucap Raquel sambil menganggukan kepalanya.

"Raquel, udah mendingan belum, sayang?" tanya Rina, yang baru kembali dari luar.

"Eh, udah kok, tan." jawab Raquel canggung.

"Yaudah, Er, ajak ke tempat percobaan gaun nya sana. Biar sekarang aja, takut kalian pulang nya kesorean lagi."s uruh Rina.

"Iya, Bund" jawab Xavier.

***

"Gimana?" tanya Raquel yang baru saja mencoba gaun nya, dan meminta Xavier untuk menilai.

Xavier yang sedang fokus pada handphone nya itu pun, segera mendongakkan kepalanya untuk melihat penampilan calon istrinya itu.

Deg.

"Cantik banget, ya Allah." puji Xavier dalam hati. Dan tanpa sadar, telah menatap Raquel cukup lama.

Raquel yang sadar tengah di tatap oleh Xavier pun, segera menyadarkan Xavier karena ia butuh jawaban.

"Woy! Er." panggil raquel seraya mengibas-ngibaskan tangan nya di depan wajah Xavier.

Xavier pun akhirnya tersadar, dan segera mengalihkan pandangannya ke arah lain.

"Eh, kenapa,?" tanya Xavier.

"Ck, gue nanya ke lo, jadi, gimana sama penampilan gue?" tanya Raquel sekali lagi sembari memutar-mutarkan badannya.

"Hm, cantik" puji Xavier, yang berhasil membuat pipi Raquel merona merah menahan malu.

"Ish, lo mah. Yang serius pliss," mohon Raquel.

Xavier yang menyadari bahwa Raquel sedang menahan malunya, pun terkekeh. Ia jadi sukak menggoda Raquel, karena sangat menggemaskan baginya.

"Biasa aja tuh pipi. Gausah sampe merah gitu," ucap Xavier berniat menggoda Raquel.

"Auk, ah. lo! Nyebelin," ucap Raquel lalu langsung melenggang pergi, untuk mengganti gaunnya tadi, menjadi baju sekolah nya kembali.

"Lo tuh unik, Quel," ucap Xavier dalam hati. Lalu, tanpa sadar, seulas senyum tipis mendarat di bibirnya.

 Lalu, tanpa sadar, seulas senyum tipis mendarat di bibirnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


***

XAVQUEL [ ON GOING ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang