22 | Rafael vs Kayla

983 104 26
                                    

Suasana kelas 12 IPA 3 pagi ini terlihat sangat tenang. Para siswa-siswi di kelas itu sibuk memperhatikan Pak Doni yang sedang menerangkan materi pelajarannya di depan kelas. Saat sudah selesai, para murid di kelas itu di suruh Pak Doni untuk merangkum beberapa materi lanjutan yang ada di dalam buku paket. Mereka sontak mengeluh saat pak Doni menyuruh mereka merangkum sekitar 10 halaman.

"Yahhh, Bapak itu kebanyakan pak!" seru Rafael, seorang siswa tengil yang sayangnya menyandang status sebagai ketua kelas di kelas 12 IPA 3 ini.

"Kenapa? Mau protes?" ucap pak Doni menelisik.

"Iya lah Pak! Bentar lagi udah mau bel istirahat! Kalo belum selesai gimana?" Sarkas Rafael yang sudah terlanjur kesal terhadap guru yang di anggap paling menyebalkan oleh seluruh siswa-siswi di sekolah ini.

"Kamu ini ketua kelas loh Rafael. Harusnya kamu berbuat sesuatu hal yang baik biar teman kelasmu ini bisa menyontohi kamu. Jangan malah kayak gini, kerjaannya selalu ngeluh setiap di kasih banyak tugas!"

"Ck, gak Pak Doni gak Buk Sarah! Sama sama nyebelin setengah mati!" kesal Rafael berhasil mengundang gelak tawa seisi kelas pecah saat itu juga.

"Kenapa kamu jadi bawa bawa my darling ku?"

Ya, pak Doni ialah guru yang di kenal selalu mengejar guru biologi yang bernama Bu Sarah itu. Ia tiada henti hentinya berjuang demi mendapatkan sang pujaan hati. Saat ditanyakan oleh salah satu murid kenapa Pak Doni tidak nyerah saja pasti jawabannya begini, "Buat apa nyerah? Walaupun dia sama sekali tidak menanggapi kita biarin, nanti juga nyesel. Yang penting sekarang kita berjuang dulu," ucap Pak Doni berhasil membuat siapa saja yang mendengarnya bertepuk tangan kagum.

"Yakan Bapak sama Bu Sarah sama sama nyebelin! Kalo ngasih tugas atau ulangan selalu mendadak!" seru Rafael lagi.

"Emang Bu Sarah nyebelin juga?" pertanyaan bodoh itu keluar dari mulut pak Doni. "Berarti kalo sama sama nyebelin tandanya jodoh ya?" sambung Pak Doni langsung di iringi gelak tawa murid murid di kelas ini.

"Aduh! Cape gue tai!" Rafael tertawa terpingkal-pingkal sambil memegangi perutnya yang terasa keram akibat pertanyaan sekaligus ucapan yang di lontarkan oleh pak Doni barusan.

"Loh, kenapa kamu ketawa kaya gitu? Kerasukan setan mana? Setan Inggris, Korea, China, apa Thailand? Ooh Bapak tau, kamu pasti kesurupan setan yang ada di tubuh Popo kan?"

"Bapak udah pak, saya capek ketawa karna Bapak! Jadi stop plis," Rafael berusaha meredakan tawanya dengan meminum air putih milik Kayla yang berada di belakang tempat duduknya.

"ANJIR EL! MINUMAN GUE ITU!!" teriakan Kayla mampu membuat seisi kelas menutup telinganya, merasa pekak karena teriakan yang sangat nyaring itu.

"Aelah, gue cuma minta dikit doang pelit amat lo! Kita kan besplen polepel," ucap Rafael seraya mengedipkan mata genitnya kepada Kayla.

"APAAN CUMA DIKIT! SAMPE TINGGAL SETENGAH GINI LO BILANG DIKIT IYA!? INI YANG LO BILANG DIKIT!" serunya menggebu gebu.

"Ya ya sorry kalo gitu. Ntar deh waktu istirahat gue ganti, janji deh! Tapi lo jangan teriak lagi, kepala gue pusing denger teriakan lo,"

"KALO PUSING GAUSAH DI DENGERIN! GITU AJA SUSAH,"

"Kan, udah ngapa jangan ngegas terus, jigong lo sampe sini soalnya, mana bau," ucap Rafael berbohong.

"Masak sih? Gue udah sikat gigi berkali kali loh, masa masih bau," ujar Kayla langsung membawa satu tangannya ke mulut untuk membungkam mulutnya sendiri.

"Hahh," nafasnya ia hembuskan di tangannya guna mengecek bau apa tidaknya.

"Wangi anjir! Lo ngibulin gue ya?" Kayla mendelikan mata tajamnya ke arah Rafael yang saat ini sedang cengengesan tidak jelas.

XAVQUEL [ ON GOING ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang