15 | dimas?

1.8K 169 3
                                    

Hari Senin, ialah hari yang paling di benci dari sekian banyaknya kalangan siswa siswi. Sudah di pastikan alasannya karena upacara yang di adakan pada setiap hari itu, termasuk pada Xavier dkk yang saat ini tengah berdiri panas panasan terkena sinar matahari pagi yang begitu menyengat ke kulit.

"Itu kepsek kalo amanat gak bisa di ringkas apa ya! Gue kepanasan njir" maki Arkan kepada pembina upacara yang saat ini tengah melakukan amanat yang sudah berlangsung sekitar 45 menit lamanya, padahal yang disampaikan hanya hal hal itu saja.

Rey hanya bisa menggelengkan kepalanya dengan pelan. "kalo lo gak mau kepanasan mending lo gak usah ikut dari tadi" ucap Rey kembali mengalihkan pandangannya ke depan.

"Kalo gak karena di ancam, udah bolos gue dari tadi njing!"

Danny menoyor kepala Arkan, "makanya lo jangan berulah terus, di panggil kan ortu lo ke BK!"

"Nyenyenye, ulah lo! Tapi yang kena gue" balasnya menempeleng kepala Danny.

"Udah anjir, jalanin aja paling bentar lagi selesai!" bentak Xavier yang jengah terhadap dua manusia yang tak pernah akur ini.

"Ntah, si Arkan ribet banget," ujar Danny langsung mendapatkan tatapan tajam dari Arkan.

"Anj—"

"Ekhem" deheman seseorang dari belakang sukses memberhentikan umpatan yang akan keluar dari mulut Arkan.

"Kenapa?" tanya orang itu yang merupakan seorang guru.

"Kenapa apanya Pak?"cArkan malah balik bertanya.

"Kenapa tidak di lanjutkan ucapan kamu tadi?" tanya Pak Panji, yang merupakan guru agama.

Arkan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Eh, ngga jadi Pak soalnya ada Bapak. Nanti nilai saya di kurangin lagi"

"Kalau kamu lanjutin saya gak bakalan kurangin nilai kamu kok" ujar Pak panji dengan senyuman mematikannya.

"Gak Pak, mohon maaf belum minat" tolak Arkan takut takut saat melihat senyuman mematikan dari guru agamanya ini.

"Nanti selesai upacara kamu harus ikut saya ke kantor"

"Ngapain Pak?"

"Rahasia," ucapnya lalu berlenggang pergi dari barisan kelas 12 IPA 4 itu.

"Dih, kok ada ya guru main rahasia rahasiaan gini" monolognya menatap punggung pak panji yang semakin lama semakin menghilang.

"Udah, hadap depan lo! Masih upacara ini" sentak Danny.

***

Xavier saat ini tengah berjalan santai di koridor sekolah. Ia baru saja kembali dari kantor menemui guru pelatih basket nya.

"Eh, rumornya mantannya Raquel balik ke sini lagi njir!"

"Eh serius lo!?"

"Iya beneran sumpah deh, tadi gue liat dia di kantor"

"Wah bakal pecah banget nih, couple lama bakal kembali lagi gak ya"

"Gue masih gak tau alasan mereka putus waktu itu"

"Gue juga!"

Xavier mengerutkan dahi lantaran mendengar nama istrinya di sebut sebut, dan mantannya.

Siapa mantannya?

Ia mencoba mengingat ngingat siapa mantan Raquel yang di maksud para siswi-siswi itu tadi.

Deg.

Saat sudah mengingatnya. Raut wajah Xavier mendadak berubah, di tandakan amarah lelaki itu tengah meluap.

XAVQUEL [ ON GOING ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang