20 | Flashback (2)

1K 108 13
                                    

Haiiii 😖 Udah seminggu lebih ya, aku engga up.

Sebagai gantinya, part ini aku buat lumayan panjang biar kalian semua puas!!!

Happy reading 😉

20. Flashback (2)

"Tunggu!"

Perintah tersebut otomatis berhasil menghentikan langkah ketiga gadis yang akan keluar dari club' itu berhenti.  Mereka bertiga langsung memusatkan perhatiannya pada sumber suara tersebut. Lalu, sama-sama mengangkat satu alisnya, tanda bertanya.

Raquel yang tahu maksud dari temannya itu menghela nafas pelan. “Kalian duluan aja, gue mau nemuin cowok tadi dulu.”

Alana yang mendengar penuturan Raquel langsung menggelengkan kepalanya tanda tidak setuju. “Gausah aneh aneh, Quel. Kita harus cepet cepet pergi dari tempat ini.” ujarnya tidak main-main.

Kayla dan Karin dengan semangat empat lima mengangguk menyetujui perkataan Alana. “Bener kata Alana, Quel. Tempat ini sama sekali ga baik buat lo. Lo tau sendiri kan tadi hampir dilecehin sama Dimas asu itu. Jadi come on, gausah nemuin cowo tadi, kita langsung pulang aja, ok?,” kata Kayla dengan mimik wajah khawatir nya.

Terkekeh pelan. Raquel beralih mengambil satu tangan dari setiap sahabat nya itu, lalu ia satukan dengan senyuman yang tak luntur dari wajah cantiknya. “Beruntung banget gue bisa sahabatan sama orang kaya kalian. Sahabat yang rela keluar malam malam gini, cuma demi ngecek keadaan gue.” ucapnya memandang ketiga sahabatnya. “Tapi, plisss, izinin gue buat nemuin cowo tadi dulu ya? Gue mau ngucapin terima kasih sekali lagi.” sambung Raquel dengan tampang memohon.

Alana hanya bisa menghembuskan nafas pasrah, “Yaudah, kita izinin. Tapi janji dulu, nanti kalau udah selesai langsung telfon, ya? Biar kita tahu lo lagi dimana,”

“Iya, gue telfon kok, tenang aja. Udah sana gih tunggu di luar, janji gue bentar doang,”

Mereka bertiga menganggukkan kepalanya. Lalu, saling memberi senyuman hangat kepada Raquel. “Jaga diri lo, ingett!” oceh Kayla yang terkenal cerewet itu pada Raquel.

Raquel tertawa kecil, “Iyaaaa, bawell!!” tutur Raquel mencubit gemas kedua pipi Kayla yang nampak gembul. Memang, Kayla itu spesies manusia cerewet dan menggemaskan yang pernah Raquel temui di dunia ini.

“Ish, kebiasaan banget” cibir Kayla menatap Raquel dengan wajah kesalnya. “Suka banget lo nyubit pipi gue, emangnya semenggemaskan nya gitu ya, gue di mata lo semua,” ucapnya pede tingkat dewa.

Karin bersiap ingin menoyor kepala Kayla tapi ia urungkan karena mendapat tatapan peringatan dari Alana. “Engga, sumpah engga Na. Gue cuma mau benerin rambut nya Kayla tuh ada cicak,” ucap Karin kelewat santai.

“Aaaaaaa!!! Cicak!”

Mendengar kata cicak membuat Kayla langsung berteriak sehingga berhasil membuat perhatian seisi club' mengarah ke mereka.

Karin langsung membekap mulut Kayla dengan kuat karena malu telah menjadi pusat perhatian seisi club. "Ck, diem. Berisik banget lo kay! Malu gue tahu gak”

"Mphhh, lwephas" ucapnya berusaha melepaskan tangan yg bertengger di mulutnya.

Karin pun melepas bekapan itu lalu langsung menarik tangan Kayla untuk ia bawa keluar. Sial! malu maluin saja si Kayla ini.

"Eee!! Jangan di tarik dong," sebal Kayla dengan menggembungkan pipinya saat mereka sudah berada di luar.

Karin memutar bola matanya malas. "Ya abisnya lo malu maluin tau ga!"

XAVQUEL [ ON GOING ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang