IC21

95 59 232
                                    

Hi all👋 Assalamu'alaikum

Seperti biasa jangan lupa vote sebelum baca dan jangan lupa spam komen disetiap part yaa, kalau boleh juga tolong share cerita ini ke teman kalian

Call me Renna okay

×÷×÷×÷×÷×÷×÷×÷×÷×÷×÷×
¡i¡i¡ ℏᾰ℘℘ʏ Իḙᾰժ!ℵ❡¡i¡i¡
×÷×÷×÷×÷×÷×÷×÷×÷×÷×÷×

Ting tong ... Ting tong ...

Bunyi bell rumah yang terdengar beberapa kali. Entah siapa orang yang membunyikan dipagi hari ini. Pemilik rumah yang kebetulan ingin keluar untuk menyiram tanaman pun segera membuka pintu.

Saat pintu terbuka, pemilik rumah mengeluarkan raut wajah terkejut. Karena penasaran, pemilik rumah segera bertanya dia siapa dan ada keperluan apa.

"Siapa ya? "tanya pemilik rumah. Yang tak lain adalah Jasmin.

" Permisi, tante. "Dia, seseorang yang memencet bell tadi segera mengulurkan tangannya untuk menyalami Jasmin.

Jasmin tidak menerima uluran tangan dari gadis di depannya. Karena menyadari kebingungan dari Jasmin, gadis itu segera memperkenalkan diri.

" Nama saya Dinda tante, oh iya, Ab- Gabrielnya ada tante? "Dinda, seseorang yang membuat Jasmin menambah kerutan didahinya bertambah.

" Ohh, jadi ini yang namanya Dinda, jelek ihh masih cantikan juga calon mantu aku. Si Gabriel buta apa gimana ya? Jelek gini dulu disukain, masih mending Ana kemana-mana lah, udah good attitude, good looking, good brain, good rekening. Bukan matre sih, tapi Ana lebih mantep banget dijadiin calon mantu. Aura Ana aja udah cakep banget, beda sama ini serem abis dehh, ihh merinding, "  batin Jasmin sambil menilai penampilan Dinda dari atas sampai bawah.

"Tante ...   tante kenapa? "ucap Dinda yang berusaha menyadarkan Jasmin dari lamunannya.

" Ngga kenapa-kenapa kok, ngapain pagi-pagi ke sini? "ketus Jasmin.

" Emm, Dinda mau nyamperin Gabriel tante, mau berangkat bareng, hehe, "balas Dinda di akhiri cengiran yang menurut Jasmin sungguh menyebalkan.

" Ada apa, Mih? Masih pagi kok udah berisik aja. " Bukan Jasmin dan bukan Dinda, melainkan Gabriel yang berada di belakang Jasmin yang bertanya. Gabriel sudah lengkap dengan seragam sekolah dan lainnya.

"Hai, Gabriel, selamat pagi. " Gabriel mengalihkan pandangan yang sebelumnya mengarah ke Jasmin kini beralih ke Dinda. Raut wajah Gabriel tentu saja langsung berubah menjadi datar. "Ck, masih pagi buat badmood aja, "batin Gabriel.

" Ngapain lu di rumah gw? "ketus Gabriel sambil memutar bola matanya malas.

" Aku ke sini mau berangkat sekolah bareng kamu dong.  Liat nih, seragam kita aja samaan, soalnya aku udah pindah ke sekolah kamu, "jelas Dinda membuat Gabriel dan Jasmin membulatkan mata mereka terkejut.

"Ngga, ngga bisa, gw ada urusan penting, "tolak Gabriel terang-terangan.

" Urusan apa pagi-pagi begini? "tanya Dinda bingung.

" Kepo lu kek Dora, dah sana lu pergi, punya kaki punya tangan dan pasti lu ada duit ... kalau engga sini gw kasih buat pesen ojek atau taksi, bahkan lu bisa naik angkot atau bus, "kesal Gabriel.

" Ihh, tapi aku maunya bareng sama kamu, aku udah jauh-jauh ke sini lho, masa kamu ngga mau berangkat bareng sama aku, "elak Dinda sambil membuat wajahnya seimut mungkin. Jasmin yang melihat ingin muntah, begitu juga dengan Gabriel.

" Apa sih lu, najis, sono pergi sendiri, Mamih, Abang izin berangkat dulu ya, assalamu'alaikum, "pamit Gabriel sambil mencium punggung tangan Jasmin.

INDAP COUPLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang