#17

171 32 66
                                    

Selamat membaca~
_____________________

Selamat membaca~_____________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_____________________

Jisung masih terus berjalan, namun kemudian langkahnya berhenti di depan salah satu kedai streetfood.

Memandangnya sejenak, lalu menghadapkan badannya ke samping kanan. Yujin sudah berada di hadapannya dengan tatapan keheranan.

"Kau ingin ini?" Tanyanya menunjuk kedai jajanan tempat cowok itu berhenti.

Yujin merapikan poninya karena tadi gadis itu terlalu bersemangat mengikuti Jisung sampai tidak sengaja menubruk punggung cowok jangkung itu yang mendadak berhenti.

Gadis itu mengarahkan pandangannya ke arah yang Jisung tunjuk, tatapannya berbinar seketika.

"Mau!" Pekiknya.

Itu ice cream waffle. Street food kesukaan Yujin. Dulu, setiap jalan-jalan ke pasar, gadis itu tidak pernah melewatkan jajanan satu itu. Seperti yang kalian tahu, Yujin sangat suka ice cream.

Rasanya rindu sekali.

Ketika Yujin dibawa keluar kota oleh Baekhyun, gadis itu jarang mau diajak keluar rumah selain ke sekolah. Ia lebih suka diam di kamarnya. Bahkan sampai sekarang, Yujin masih seperti itu.

Jika saja Jisung tidak mengajaknya jalan dan karena janjinya pada cowok itu, Yujin pasti sedang berdiam di kamarnya sekarang.

Mereka sudah sarapan, jadi tidak apa 'kan kalau sekarang makan ice cream? Begitu yang ada di pikiran Jisung.

"Kau ingin rasa apa?" Tanya Jisung.

"Vanilla cokelat!" Jawab Yujin semangat membuat Jisung mengerjapkan matanya.

"Geurae."

Jisung mengalihkan pandangannya pada ahjussi yang sepertinya berumur 40-an itu, "Ahjussi, aku ingin membeli rasa vanilla cokelat dua–"

"Andwae! Jangan sama."

"Wae?"

"U-um..tidak apa-apa. Pesan saja rasa yang berbeda."

"Bilang saja kau ingin minta."

"Hehe."

Yujin nyengir menampilkan lesung pipi dan matanya yang menyipit membentuk bulan sabit. Argh, Jisung tidak kuat melihatnya.

Cowok itu merotasikan bola matanya.

"Aku campur saja." Final Jisung.

Selagi mereka menunggu, Yujin merogoh tas kecilnya, mengambil dua lembar uang kertas. Disana sudah tertera harganya, jadi tidak perlu bertanya lagi pada sang penjual.

Sebelum Yujin memberikan uangnya untuk membayar, Jisung sudah lebih dulu membayarnya.

"Mwo? Apa-apaan!?"

[Slow Up] It's Okay. | Jisung × YujinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang