2. The Salvation

66.8K 6.6K 357
                                    


Lee Jeno, pria berusia 22 tahun yang harus meneruskan pekerjaan orang tua nya sebagai Mafia. Ia di bantu oleh sepupuh nya, Mark Lee. Mengurus pekerjaan kejam di usia yang masih muda bukan lah hal mudah.

Terutama ia harus mengurus keponakan nya yang baru berusia 3 tahun. Park Jisung, balita yang harus tinggal bersama Jeno dan Mark karena kecelakaan orang tua nya, kakak kandung Jeno.

Jeno adalah sosok Ayah untuk Jisung. Ia akan melakukan apa saja untuk melindungi balita itu. Bahkan mencarikan sosok Ibu untuk nya. Namun seperti nya, gen mafia masih menurun pada nya, anak itu bersikap dingin pada banyak orang, termasuk pada mantan-matan nya Jeno.

Jeno memutuskan untuk fokus pada Jisung dan pekerjaan nya. Urusan cinta? ia sudah melupakan itu. Jisung lebih penting, ia memiliki satu putra angkat sekarang yang harus ia jaga.

Begitu juga Mark yang jadi harus ikut mengurus Jisung. Mark itu seperti teman, karena ia lah satu-satu nya orang yang berhasil mengambil hati Jisung sebagai teman nya.

"Jen, kau sudah membaik?" tegur Mark.

Dua hari setelah keluar dari rumah sakit, Mark memperhatikan sikap aneh Jeno. Pria itu lebih suka melamun dan bungkam, bahkan tidak fokus pada kasus-kasus.

"Daddy! Ji mau es krim!" ucap Jisung sembari menunjuk kulkas.

"Berhenti memakan manis di malam hari, Jisung" perintah Jeno.

Jisung menunduk dengan wajah sedih. Jeno memang selalu melarang Jisung memakan apapun yang ia suka, jangan kan makanan, sekedar keluar rumah saja harus di awasi banyak penjaga dan harus ada dia.

"Jangan terlalu keras pada nya, ia masih anak-anak" ucap Mark dan memberikan es krim pada Jisung.

"Kau tidak mau, baby?" tanya Mark saat Jisung tidak menanggapi nya.

"Daddy sudah tidak sayang sama Ji!" geram anak itu dan berlari ke kamar nya.

"Tuan muda, hati-hati!" ujar salah satu maid mengejar Jisung yang berlari kencang ke kamar nya.

Jeno menghela nafas nya dan beranjak ke kamar Jisung. Ini adalah hal yang paling sulit Jeno lakukan, saat Jisung merajuk. Ia tidak tau bagaimana cara untuk memperbaiki nya.

Jisung menutup diri nya dengan selimut hingga tidak ada satu pun anggota tubuh yang terlihat. Jeno menarik selimut itu dengan pelan dan terkejut melihat Jisung menangis, tidak seperti biasa nya Jisung menangis saat di larang Jeno.

"Kenapa menangis, baby?" tanya Jeno sembari mengusap surai anak itu.

"Hiks... Daddy sudah tidak sayang, Ji!" tangis Jisung.

"Siapa bilang? Daddy sangat menyayangi mu, apapun yang Ji mau selalu Daddy turuti" jawab Jeno.

"Bohong!"

"Kapan Daddy pernah berbohong pada mu?"

"Saat Daddy setuju akan memberikan Mommy untuk Ji, tapi sampai sekarang tidak ada, tuh!"

Jeno tersentak dengan perkataan Jisung. Ia memang sudah berjanji akan memberikan Mommy, lebih tepat nya sosok Ibu untuk Jisung agar anak itu mau menurut. Tapi sampai sekarang belum di kabulkan.

"Kalau Ji mau Mommy, kenapa setiap Daddy mengenalkan nya selalu di cuek in?" tanya Jeno.

"Bukan Mommy seperti itu! tidak baik"

Jeno menghela nafas nya kasar, serba salah berdebat dengan Jisung. Ia memeluk tubuh kecil Jisung dan menggendong nya. Ia mengayun sebentar agar anak itu terlelap.

"Ji mau Mommy!" pinta Jisung di gendongan Jeno.

"Sssttt, tidur lah" ujar Jeno sembari mengusap lembut punggung balita itu.

Tak lama kemudian, Jisung tertidur pulas. Jeno meletakkan tubuh kecil itu di atas ranjang dan menyelimuti nya, tidak lupa untuk mengecup lembut dahi balita itu sebelum keluar dari kamar nya.

"Jaga dia, jangan sampai terbangun" perintah Jeno pada bawahan nya yang berjaga di dalam kamar Jisung.

Jeno kembali ke ruang tengah, ia melihat Mark yang sedang tertawa melihat ponsel nya. Memang selera humor Mark jauh lebih payah di banding Jeno yang sangat sulit tertawa atau pun tersenyum.

"Jen, lihat lah" ucap Mark sembari menunjukkan video yang menurut nya lucu.

"Tidak lucu" jawab Jeno.

"Huft, kau memang payah soal humor"

"Hyung, siapa orang yang menyelamatkan ku?" tanya Jeno.

"Na Jaemin, pemuda itu sangat manis"

"Bukan itu maksud ku, aku hanya bertanya siapa dia"

"Ya dia Na Jaemin, aku tidak tau lebih" jawab Mark dan beranjak ke kamar nya.

"Tuan, apa kau membutuhkan sesuatu?" tanya salah satu bawahan nya.

"Cari tau pemuda bernama Na Jaemin, secepat nya" perintah Jeno dan beranjak pergi.

"Baik Tuan"

Jeno memasuki kamar nya yang sangat rapih, Jeno benci kekacauan. Pikiran nya tak lepas dari pemuda yang pernah ia jatuhi makan nya, bahkan pemuda itu seperti nya yang menyelamatkan nya.

Jeno merebahkan diri nya di ranjang dan mulai memejamkan mata. Meskipun pikiran nya masih jatuh pada pemuda itu. Ia ingin sekali kembali menemui nya dan mengetahui semua tentang nya.

MAFIA[Nomin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang