19. Lonely Winter

35.5K 3.6K 155
                                    

Aku suka nya dengar lagu, ada yang mau req lagu yang enak buat nulis? bebas mah sedih or happy yang penting enak di dengar. gomawoooo

Enam bulan berjalan setelah hilang nya Jaemin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Enam bulan berjalan setelah hilang nya Jaemin. Jeno sudah membayangkan pemuda itu memiliki perut yang besar dan gemas karena mengandung anak nya. Mansion sangat sepi, Jisung tidak lagi ceria, seperti nya anak itu juga kehilangan separuh hati nya.

Jeno sudah kerahkan seluruh penjaga untuk mencari Jaemin di setiap sudut Korea Selatan, begitu juga Mark, Jaehyun, Hyunjin, Guanlin, dan Lucas. Tapi hasil nya sama saja, tidak terlihat sedikit pun letak keadaan si manis.

Setiap hari di pikiran nya hanya lah Jaemin. Mafia itu menyesal karena tidak mengungkapkan perasaan lebih dulu sebelum semua nya terungkap.

"Jen, Ji nggak mau makan" ucap Haechan.

Pria gembul itu sudah menikah dengan Mark, jadilah mereka tinggal di Mansion itu untuk menjaga Jisung yang kini sering murung karena pergi nya Jaemin.

Jeno mengangguk dan menghampiri Jisung yang masih setia memeluk boneka kelinci yang dulu pernah di belikan Jaemin untuk nya. "Jagoan Daddy kok nggak mau makan sih?" tegur Jeno sembari memeluk Jisung yang memunggungi nya.

"Ji mau makan sama Mommy" jawab anak itu dengan pelan.

Jeno mengusap lembut rambut Jisung, "Nanti Mommy pulang kok, Ji harus makan supaya nggak sakit kalau Mommy pulang nanti"

Jisung menggeleng kuat, "Pokok nya Ji mau makan kalau ada Mommy, titik!"

Jeno menghela nafas nya kasar dan memilih keluar dari kamar anak nya. Ia menghampiri Haechan dan Mark yang sedang berbincang di ruang tengah.

"Bagaimana? Ji mau makan?" tanya Haechan dengan wajah khawatir, pasal nya ini sudah sore hari dan Jisung belum makan apapun sejak pagi tadi.

Jeno menggeleng, "Ia hanya mau dengan Nana"

Mark menepuk pundak Jeno untuk menguatkan nya, "Jaemin tidak akan meninggalkan kalian, aku percaya dia akan kembali suatu saat nanti bersama calon anak kalian"

Jeno terus saja mendengar ucapan itu dari banyak orang. Tapi sudah enam bulan tidak ada kabar apapun, bahkan ia sudah mengumumkan sayambara untuk siapapun yang bisa menemukan nya maka ia akan memberikan uang yang nilai nya sangat besar.

***

Jaemin kembali ke apartement Shotaro dengan kantung belanjaan. Setelah meninggalkan Jeno, Jaemin hanya bisa meminta bantuan Shotaro untuk mau menampung nya. Jaemin tidak bekerja berat atas permintaan Shotaro. Jadi biarlah Jaemin memasak untuk kebutuhan mereka.

"Hyung, bagaimana jika Mafia itu terus mencari mu?" tanya Shotaro.

"Ntah lah, aku juga tidak tau harus melakukan apa lagi"

Shotaro sudah mendengar semua cerita Jaemin di hari pertama. Itulah hal yang membuat ia dan ingin menampung Jaemin, toh Shotaro juga memiliki kekasih yang kaya raya, kapanpun ia membutuhkan bantuan hanya tinggal bilang.

"Makanan sudah siap!" seru Jaemin dengan bahagia dan meletakkan lauk itu di atas meja makan.

"Wah.... Aroma nya sedap sekali" puji Shotaro dan siap untuk makan.

"Iya dong" kekeh Jaemin.

"Ahk!" Jaemin berdesis saat di rasa nyeri pada perut nya. Ia yakin bayi nya menendang, usia nya yang sudah memasuki enam bulan membuat janin itu lebih aktif.

"Habis makan nanti, aku akan membawa mu ke rumah sakit untuk periksa kandungan" ujar Shotaro yang khawatir karena Jaemin sering kali merasa nyeri pada perut nya.

"Tidak perlu, aku tidak ingin merepotkan mu lagi"

"Ini untuk keponakan ku juga"

Jaemin tersenyum sebagai jawaban, ia bersyukur karena masih ada Shotaro sebagai teman karib nya yang senantiasa membantu dan menunggu nya.

***

Malam hari nya, Haechan membuka pintu kamar Jisung dan membangunkan anak itu, namun baru saja menyentuh lengan kecil itu, rasa panas mulai terasa. "Ji, bangun" panggil nya.

Jisung diam, tidak bergerak sedikit pun.

Haechan berlari dan mengetuk pintu ruangan kerja Jeno dengan keras. Jeno pun membuka nya dan melihat wajah panik Haechan. "Ada apa?!" tanya nya.

"Jisung pingsan!"

Jeno segera membawa putra nya itu ke rumah sakit yang Jaehyun kerjakan. Betapa panik nya seluruh orang rumah setelah mendengar kabar itu. "Kenapa Jisung tidak makan? Dia kelelahan menangis sepanjang hari tanpa asupan apapun di perut nya. Kau bagaimana sih?!" protes Jungwoo setelah mendapat penjelasan dari Jaehyun mengenai demam nya.

"Ji hanya mau Nana" jawab Jeno.

"Argh! Kau cari kemana pun Jaemin berada. Kau harus ingat, ada anak mu juga di perut nya. Jika terjadi sesuatu bagaimana?" tegur Renjun.

"Aku sudah mencari nya kemana pun tapi tidak ku temukan!" balas Jeno yang mulai emosi dengan pria kecil itu.

"Sudah! Lebih baik kita fokus ke Jisung, bagaimana cara nya agar anak itu mau makan" ucap Jaehyun.

Mereka pun setuju, Jaehyun meminta beberapa perawat menyiapkan makanan untuk Jisung. Setelah datang, mereka semua masuk ke ruangan untuk membujuk Jisung makan.

"Lihat, Uwu ada buah melon lho untuk Ji, rasa nya manis banget" bujuk Jungwoo sembari menyiapkan satu potongan kecil buat melon.

Jisung menggeleng, "Ji mau nya makan sama Mommy"

"Iya sayang, nanti Mommy ke sini, tapi Ji harus sehat dulu agar bisa main lagi sama Mommy dan Daddy" bujuk Guanlin.

"Nggak mau, om Alin, Ji mau nya sama Mommy" tolak Jisung.

"Lee Jisung, makan makanan mu" tegas Jeno.

"Nggak mau! Ji mau nya sama Mommy!" berontak Jisung. Taeyong memegangi tangan yang di infus itu agar tidak tersobek.

"Dia bukan Mommy mu! Dia tidak akan kembali! Berhenti lah merengek dan makan lah ini semua sebelum Daddy menghukum mu!" gertak Jeno.

"Jen! Sabar" tegur Mark.

Jisung ingin menangis, tapi ego nya mengalahkan itu. Ia mengambil piring makanan di tangan Jungwoo dan memakan nya sendiri sembari menatap tajam ke arah Jeno.

Jeno pun keluar dari ruangan itu untuk menenangkan diri nya. Sungguh, keadaan semakin rumit setelah Jaemin pergi. Putra nya itu benar-benar menganggap si manis sebagai Ibu kandung nya.

"Nana... Aku lelah, aku ingin memeluk mu" lirih nya.

Dan tanpa di sengaja, ia melihat ke arah seorang pria manis yang tersenyum membawa sebuah tas kecil dan surat. Jeno menghapus air mata nya dan bangkit dari duduk nya.

"Syukur lah kau sehat-sehat saja, Mommy jadi tidak sabar untuk menunggu kelahiran mu" gumam Jaemin sembari mengusap perut nya yang sudah buncit.

"Na Jaemin!" panggil Jeno dari kejauhan.

Jaemin yang terkejut tanpa sengaja menjatuhkan surat yang di genggam nya dan berlari kecil ke arah lift, ia menekan dengan tergesa-gesa agar lift itu menutup sebelum Jeno sampai ke arah nya.

Ting!

"Tidak! Buka! YAK! Lift sialan!" geram ny sembari menendang-nendang pintu lift yang sudah berjalan itu.

"Tuan Lee, apa perlu kami mengejar Nyonya?" tanya salah satu penjaga.

"Jangan, dia berlari tadi, itu membahayakan janin nya" pasrah Jeno dan kembali ke ruangan Jisung.

Kaki nya menginjak sesuatu, surat dari rumah sakit. Jeno yakini itu milik Jaemin yang tanpa sengaja ia jatuhkan. Ia membuka nya dengan cepat.

Lee Jaemin, 22 tahun.
Mengandung janin berjenis kelamin laki-laki, memasuki usia 7 bulan, semua nya sehat dan normal

MAFIA[Nomin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang