Sebulan setelah kejadian di rumah sakit itu, Jisung jadi lebih lekat dengan Jungwoo dan Lucas. Ia sering meminta untuk tinggal di Mansion mereka karena Jeno terus saja emosi jika ia nakal. Seperti memanggil Mommy nya.Jeno juga masih memikirkan Jaemin yang pasti sekarang sudah mengandung 7 bulan. Surat itu menandakan bahwa anak nya laki-laki, padahal Jeno ingin sekali mengajak Jaemin berbelanja peralatan bayi, pasti itu sangat menyenangkan.
Namun itu semua hanya ilusi, hanya harapan yang pupus. Mark dan Haechan yang tinggal bersama mereka merasakan perbedaan Jeno sebelum dan sesudah kehilangan Jaemin. Beberapa kali mencoba untuk menghibur nya namun nihil.
"Jen, mengapa melamun lagi?" tegur Mark yang menghampiri Jeno di pinggir kolam renang.
"Tak apa Hyung, hanya memikirkan dia lagi" jawab Jeno sembari memainkan kaki nya di dalam kolam renang itu.
"Hei bro, istri ku sedang mengandung, kau mau mengusap perut nya?" tawar Mark, berharap itu bisa mengobati rindu Jeno pada calon anak nya.
"Boleh kah?" tanya Jeno pada Haechan yang duduk di sebelah nya.
Haechan mengangguk dan meletakkan tangan adik ipar nya itu ke perut dia, "Kau bisa menganggap keponakan mu ini sebagai anak mu, sama seperti Jisung"
Jeno mendekat kan diri nya ke perut Haechan sembari mengusap nya, "Hei nak, ini Daddy, nanti kalau sudah keluar dari perut Bunda Haechan, main sama Daddy sama Ayah ya"
Mark tersenyum senang melihat Jeno mau berbicara, kata-kata menyentuh dari nya untuk calon keponakan nya. "Iya Daddy" jawab Haechan dengan nada seperti bayi.
Jeno terkekeh dan menatap Mark lekat, "Terima kasih Hyung"
"Your welcome, bro"
***
Jaemin dengan asik nya memilih beberapa peralatan bayi dengan Shotaro di salah satu Mall. Hari ini usia nya memasuki 7 bulan yang berarti janin itu sudah hampir menjadi bayi.
"Hyung, nanti kekasih ku akan menjemput kita, tak apa jika kau ingin memilih banyak peralatan bayi" ujar Shotaro sembari meletakkan kaus kaki lucu untuk bayi.
"Kita beli yang perlu-perlu saja ya"
Shotaro menggeleng, "Ini untuk putra pertama mu, belikan saja apapun yang kau mau"
Jaemin terkekeh dan mencubit gemas pipi Shotaro, pria kecil itu benar-benar menguji kesabaran nya untuk tidak gemas. "Dek, Mommy mu jahat! Masa pipi Taro di cubit" adu Shotaro di depan perut Jaemin.
Mereka lanjut berbelanja, saat ingin membayar, Jaemin tak sengaja menabrak seorang wanita barang-barang nya terjatuh. "Kau ini punya mata tidak sih?!" tegur wanita itu tanpa mau membantu Jaemin.
"Astaga! Hyung, sudah-sudah, biar aku saja" sahut Shotaro dan memungut barang-barang yang jatuh tadi.
"Maaf, aku tidak—"
"Jaemin?"
Jaemin tidak menyangka, di saat seperti ini, ia bertemu kembali dengan Nancy. Penampilan wanita itu sedikit berbeda, terlihat seperti Mafia juga. "Kau sedang mengandung?" tanya Nancy.
"Euh, ya, aku sedang mengandung" jawab Jaemin dengan kaku.
"Kau terlalu lama pergi hingga tidak tau apa yang terjadi pada Jeno"
Jaemin mengerutkan kening nya, "Memang nya apa yang terjadi dengan Jeno?"
Nancy menunjukkan jari manis nya yang melingkar cincin, "Aku sudah menikah dengan nya setelah kau pergi"
KAMU SEDANG MEMBACA
MAFIA[Nomin]
FanfictionNa Jaemin, anak lulusan SMA yang terpaksa bekerja sebagai barista di salah satu cafe kecil di kota Seoul. Tanpa di sengaja, menyelamatkan nyawa seorang mafia terkenal kejam di Korea Selatan, Lee Jeno. ‼️Nomin ⚠️bxb 🔞paham? jangan salah lapak.