3. Mansion

61.7K 6.2K 556
                                    


Jaemin terkejut saat membuka pintu rumah melihat sekumpulan orang memakai jas hitam yang ia temui tiga hari lalu. Ia lebih terkejut saat mereka menggendong Jaemin secara paksa dan masuk ke dalam rumah nya.

Jaemin memberontak sepanjang perjalanan di mobil mewah itu. Para penjaga masih terdiam, tidak bersuara karena gangguan Jaemin. Dan si manis hanya pasrah untuk di bawa ke tempat yang ia tidak tau.

Mereka sampai di salah satu rumah besar, lebih tepat nya Mansion. Jaemin takjub dengan tempat mewah itu, desain menarik dan pemandangan indah, apalagi jika di lihat dari atas sana.

 Jaemin takjub dengan tempat mewah itu, desain menarik dan pemandangan indah, apalagi jika di lihat dari atas sana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ini dimana?" tanya nya.

Namun bukan jawaban yang ia dapatkan. Melainkan ia di gendong seperti karung beras ke dalam mansion besar itu. Ia memberontak karena sungguh, ia takut.

"Lepaskan aku!" berontak nya.

"Tuan, pemuda ini sudah datang" ucap orang yang menggendong Jaemin.

"YAK! LEPASKAN AKU!" berontak Jaemin.

"Bawa dia ke kamar saya" perintah Jeno. Ia berjalan lebih dulu ke kamar nya di ikuti para penjaga nya beserta Jaemin.

Bruk!

"Tunggu! kau ini siapa?! menculik ku?!" tanya Jaemin pada pemuda yang masih membelakangi nya.

"Kau akan tinggal di sini mulai sekarang" jawab nya.

Jaemin bangkit dari ranjang nya dan menghampiri pria itu. Ia terkejut melihat nya, ternyata pria yang pernah ia selamatkan.

"K-kau..."

"Jangan membantah, ganti lah pakaian mu" ucap Jeno dan menujuk lemari nya.

"Pakaian apa?! kau pikir aku sedang telanjang?"

"Ganti lah, kau tidak boleh memakai pakaian seperti itu lagi"

"Seenak nya mengatur ku, aku mau pulang!" pinta nya.

Jaemin berjalan ke pintu kamar itu. Namun sial nya terkunci, ia terus berteriak agar ada yang membuka pintu nya. Percuma!

"Ruangan ini kedap suara" ujar Jeno dan mendekati Jaemin.

"Cukup ikuti perintah ku, maka kau akan selamat" ucap nya lagi.

"Kau ini tidak tau terima kasih! aku sudah menyematkan mu, namun kau membalas nya dengan menculik ku?!" geram Jaemin.

"Ku mohon... biarkan aku pergi" isak Jaemin, karena sungguh ia sangat takut.

Jeno mengambil kunci kamar dan membuka nya. "Pergi lah, kau harus mengetahui mansion ini" ucap nya.

"Tidak mau! aku ingin pulang!" berontak Jaemin.

"Lakukan perintah ku" tegas Jeno dan menutup pintu nya kembali setelah Jaemin keluar.

Jaemin terpaksa mengelilingi mansion itu bersama beberapa penjaga. Ia melihat ke sekeliling nya, banyak sekali barang mewah bahkan langkah di sini.

Sampai ia tiba di rooftop. Angin nya sangat damai, cuaca tidak terlalu panas membuat nya senang berada di atas sana. Melihat pemandangan yang indah, ia merogoh saku nya untuk mencari ponsel.

"Ponsel ku?! dimana ponsel ku?!" tanya Jaemin.

"Ada bersama Tuan kami"

"Yak! kembalikan!"

"Maaf, itu sudah perintah Tuan besar untuk tidak memberikan ponsel mu" jawab salah satu penjaga itu.

"Baiklah, kalau begitu berikan aku ponsel mu atau kamera untuk memotret" pinta Jaemin.

Penjaga itu memberikan ponsel nya, Jaemin memotret dengan senang, pemandangan nya sangat indah, sungguh, ia ingin tetap berada di rooftop.

Pandangan nya beralih saat gerbang terbuka, dua mobil berjalan masuk ke dalam mansion. Jaemin penasaran, ia turun ke bawah untuk melihat siapa yang datang.

"Kau?" tegur Jaemin.

"Na Jaemin? kau, kenapa bisa di sini?" tanya Mark.

"Aku di culik, ku mohon... bawa aku pulang ke rumah ku" pinta Jaemin.

"Dia tidak akan bisa menyelamatkan mu" sahut Jeno dari belakang.

"Dia bisa menyelamatkan ku, dia orang baik, tidak seperti mu!" cibir Jaemin.

Jeno mendekat namun Jaemin langsung pergi ke belakang Mark. Ia bersembunyi, wajah Jeno itu menyeramkan, wajah tegas nya dengan tatapan elang.

"Kau menakuti nya" ujar Mark.

"Jaemin, kenalkan, dia Jeno, sepupuh ku" ucap Mark.

"Bagaimana mungkin kau memiliki sepupuh penjahat seperti nya?" tanya Jaemin.

"Aku juga penjahat" ujar Mark.

"Tidak, tidak, kau orang baik!"

"Dimana Jisung?" tanya Jeno mengalihkan pembicaraan.

"Dia di ajak Lucas pergi ke mansion nya, kau tau kan istri nya sesayang apa dengan Jisung"

"Mark, bawa aku pergi" pinta Jaemin.

"Kalau aku bisa, pasti sudah ku bawa sejak awal" jawab Mark dengan sedikit terkekeh.

Jaemin memeluk Mark dengan memohon. Hanya Mark yang ia kenal di sini, Jaemin tidak tau harus meminta bantuan siapa kalau bukan Mark. Ia hanya ingin pulang.

"Kau menangis?" tanya Mark karena merasakan getaran di pundak Jaemin.

"Aku takut... biarkan aku pergi, tolong bawa aku pulang" lirih nya.

Mark menatap Jeno, namun pria yang lebih muda dari nya itu menarik Jaemin untuk pergi meninggalkan Mark. Jaemin tentu saja memberontak, Jeno itu orang jahat!

Jeno melempar Jaemin ke ranjang nya dan mengunci pintu kamar. Jaemin terus saja memberontak bahkan terus memukul Jeno agar bisa keluar dari tempat ini.

"Berhenti!" bentak Jeno.

Jaemin terdiam, air mata nya menetes. Jeno adalah orang pertama dalam hidup nya yang berani membentak. Tangan nya gemetar saat Jeno mendekat.

"Ikuti perintah ku maka kau akan selamat, tidak kah kau mengerti?!" bentak nya lagi.

"Aku hanya meminta mu menetap di mansion ku dan ikuti perkataan ku!" lanjut nya.

Jeno tersadar akan tangisan Jaemin. Pemuda itu pucat, wajah nya benar-benar ketakutan. Ntah sejak kapan ia memiliki hati nurani, namun kenyataan nya sekarang Jeno menggendong Jaemin dan membawa nya ke ranjang.

"Istirahat okey" ucap Jeno dan menyelimuti tubuh Jaemin.

Jaemin menghapus air mata nya saat Jeno keluar dari kamar. Ia memandang ke sekitar dan menatap keluar kaca besar di kamar itu. Seperti nya cuaca mendung, hujan akan turun.

"Aku takut..." lirih nya.

Jeno menghela nafas nya kasar dan menemui Mark di ruang tengah. Ia duduk di sofa nya dan menatap Mark sengit.

"Darimana kau mengenal nya?" tanya Jeno.

"Saat kau di rumah sakit, dia menghubungi ku melalui ponsel mu" jawab Mark dengan santai.

"Hentikan tatapan bodoh mu itu, Lee" ucap Mark.

"Hujan mulai turun, dimana Jisung?" tanya Jeno.

"Mungkin ia akan menginap di rumah Lucas, kau tenang saja, mereka pasti akan menjaga nya" jawab Mark.

Kedua nya hening, Mark asik dengan ponsel nya dan juga kopi. Mansion yang di bangun 20% dengan kaca, membuat nya semakin senang karena bisa melihat pemandangan.

"JAEMIN?!"

MAFIA[Nomin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang