12. Jealousy

48.5K 4.4K 1.1K
                                    


Malam hari nya, Jaemin membuka pintu kamar karena kelaparan. Masih dengan wajah merajuk nya duduk di kursi meja makan bergabung dengan yang lain. "Masih ngambek?" tanya Haechan.

"Nggak tau" jawab Jaemin ketus. Haechan terkekeh dan mengusap rambut Jaemin.

Jeno masih menatap calon istri nya itu, sudah di tinggal saat sedang horny, di kunci sejak tadi, membuat dia di tertawakan Jaehyun dan Mark, dan lagi masih mendiamkan nya di meja makan. Andai saja tidak ada Renjun dan Haechan, pasti ia sudah menerkam kelinci nakal nya.

"Jun, Chan, nanti tidur bersama yuk!" ajak Jaemin.

"Nggak!" jawab Mark dan Jeno bersamaan.

"Kalian ini egois sekali? Mereka kan sudah lama tidak bertemu, jadi wajar kalau memang mau saling melepas rindu" tegur Taeyong.

"Taeyong Hyung memang terbaik!" puji Jaemin sembari mengacungkan jempol.

"Sekali kau melangkah keluar dari kamar tanpa izin ku, jangan terkejut jika besok kau langsung hamil" ancam Jeno.

"Uuuhhh... Mengerikan..." ejek Jaehyun sembari memakan makan malam nya.

"Tidak perduli" sahut Jaemin dan memakan makanan nya.

Mark ingin sekali menampar ekspresi wajah Jeno yang berubah, ini pertama kali nya Jeno bisa di tentang, bahkan Mark dan Jaehyun belum pernah melakukan hal itu.

"Mommy... Nanti Ji tidur sama siapa?" tanya Jisung yang tiba-tiba menyambung.

"Sama Mommy"

"Lho? Kok Ji sama kamu, terus aku sendiri?" protes Jeno.

"Ji kan anak aku, kamu bukan siapa-siapa. Udah deh Jeno! Jangan buat Nana kesel, Ah!" balas Jaemin dengan wajah kesal dan menghentakkan kaki nya.

"Jaemin sejak dulu seperti itu, mengerti saja, kalau dia mau a ya a kalau b ya b" sahut Renjun.

"Tuan Lee, Nyonya Nancy datang, ia meminta saya menyampaikan hal ini" ujar salah satu penjaga.

"Nancy?! Seriously?!" tanya Mark. Penjaga itu mengangguk.

"Setelah makan, masuk ke kamar ku" ucap Jeno sebelum ia meninggalkan meja makan.

Jaemin menatap Jeno yang berjalan dengan cepat ke arah kolam renang. "Mereka sudah tidak punya hubungan apapun. Nancy sudah menikah" ucap Taeyong untuk menenangkan pikiran Jaemin.

***

"Lancang! Aku melarang mu datang ke mansion ku berkali-kali!" bentak Jeno.

Nancy, wanita yang pernah menjalin kasih dengan Jeno. Dia lah yang membuat Jeno tidak percaya dengan cinta karena meninggalkan nya saat hari mereka akan menikah. Terbayang bagaimana rasa malu dan sakit hati nya Jeno mendengar bahwa Nancy akan menikah dengan pengusaha di Amerika.

Jeno memulai kehidupan nya, ia sekarang fokus pada Jisung. Siapapun orang yang membuat Jisung merasakan kasih sayang seorang Ibu, maka ia akan menikahi nya walau tanpa cinta.

"Jen, aku kemarin untuk menjelaskan semua nya" ujar Nancy.

"Tidak perlu, kau bisa pergi"

Nancy menggenggam tangan Jeno dan memohon untuk mau mendengarkan cerita nya. Jeno pasrah, ia menyuruh Nancy duduk bersama nya di kursi dekat kolam renang itu.

"Katakan dengan singkat saja, aku tidak punya banyak waktu" ucap Jeno.

"Jen, aku terpaksa untuk menikahi Vernon, Ayah ku memiliki banyak hutang dengan nya. Mau tak mau aku sebagai ganti nya. Jen... Jika kau berada di posisi ku, keluarga mu akan lebih penting bukan?"

"Lalu kenapa kau datang lagi?" tanya Jeno.

Nancy memperlihatkan luka lebam di tangan nya. Jeno khawatir, ia mengusap luka itu. "Ini kenapa?" tanya nya.

"Hiks... Vernon melakukan kekeran pada ku setelah tau aku tidak bisa memberi nya keturunan, ia bilang akan menceraikan ku" tangis nya.

"A-aku nggak tau lagi harus pergi kemana, Jen. Kalau aku pulang ke mansion Ayah, pasti dia akan memaksa ku kembali ke Vernon. Tapi.... Tapi aku—"

Jeno langsung memeluk Nancy sebelum ia melanjutkan ucapan nya. Tentu saja Jeno sangat mengerti keadaan Nancy yang sejak dulu mendapat perlakuan buruk dari keluarga nya. "Tenang lah... Aku akan menjaga mu" ujar nya sembari mengusap surai wanita itu.

"Kau boleh tinggal di sini untuk sementara waktu" ucap Jeno.

"Tidur bersama mu?"

"Ya, kau bisa menggunakan kamar ku"

Jaemin yang mendengar pembicaraan mereka sejak tadi mengepal tangan nya. Ntah lah, namun rasa cemburu dan emosi nya bersatu mendengar ucapan Jeno. Sebelum kedua orang itu beranjak dari duduk nya, Jaemin lebih dulu lari ke kamar Jeno.

***

Jeno membuka kamar dan melihat Jaemin yang terlelap di ranjang nya. Sementara Nancy menatap bingung pria manis itu. "Siapa dia?" tanya Nancy sembari menunjuk Jaemin.

Jeno tidak menjawab, ia menggendong Jaemin dengan perlahan dan meminta Nancy untuk langsung istirahat. Sementara itu, Jaemin di turunkan di ranjang kamar tamu, kamar yang sebelum nya ia pakai saat sakit.

Sebelum Jeno berani melangkah, Jaemin menahan tangan pria itu dan duduk di ranjang nya. "Kenapa kau memindah kan ku? Bukan nya kau yang meminta ku tidur di kamar mu?" tanya Jaemin.

"Ada tamu dekat, dia ingin tidur di kamar ku"

"Mantan kekasih mu?"

Jeno diam.

"Lalu, kau tidur dengan nya?" tanya Jaemin.

"Aku menemani dia sampai tidur, setelah itu aku akan kembali"

"Dia lebih penting?" tanya Jaemin yang mulai emosi.

"Jaemin, tidur lah, besok aku akan mengajak mu keluar" jawab Jeno mengalihkan pembicaraan.

"Nancy lebih penting dari ku?" tanya Jaemin lagi.

Jeno menghela nafas nya dan berjalan untuk meninggalkan kamar Jaemin. Namun si manis lebih dulu mengunci pintu itu. "Kau harus disini" tegas nya.

"Aku lelah, jangan buat keributan, semua nya pasti sudah tidur"

"Kalau begitu ayo tidur"

"Aku harus menemani nya, Jaemin"

"Lebih penting dari ku?" tanya Jaemin yang lagi-lagi tidak di jawab.

"Ck! Hanya karena jalang di masa lalu mu, kau mengabaikan ku?" decih Jaemin.

Jeno marah, ia mendekat dan mencengkeram rahang Jaemin. Yang di tatap tidak ingin kalah, ia memberikan tatapan sinis pada Mafia di hadapan nya. "Orang yang kau sebut jalang adalah orang yang masih ku cinta. Sedikit pun aku belum pernah menyentuh nya karena aku menghargai nya. Berbeda dengan jalang pinggiran seperti mu, Na Jaemin" tegas Jeno.

Jaemin tersentak dengan perkataan itu, air mata nya jatuh karena perkataan Jeno. Padahal Mafia itu lah yang menjadikan nya seperti ini. "Dengar baik-baik, Jaemin. Aku menikahi mu untuk Jisung. Bukan karena aku mencintai mu, sekaligus untuk menjadi pemuas ku. Jadi berhenti melewati batas mu atau aku pastikan kau akan bertemu dengan kedua orang tua mu dalam waktu dekat" ancam Jeno dan melepas cengkraman itu.

Jeno keluar dari kamar itu dan meninggalkan Jaemin yang terisak pelan. Hati nya sakit, saat ia mulai mencintai Mafia brengsek itu, tapi kenyataan sudah terlihat. Jeno benar, ia hanya anak pinggiran yang tidak memiliki orang tua dan hanya perlu patuh untuk masa depan nya.

MAFIA[Nomin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang