18. Kill Him

37.2K 3.6K 604
                                    


Jeno kembali meneteskan air mata nya mendengar ucapan Jaemin. Ini hal yang Jeno tunggu sejak dulu, menjadi seorang Ayah untuk darah daging nya. Namun kenapa di saat situasi seperti ini, kabar itu terdengar seperti ancaman.

"Harus kah aku membunuh darah daging ku juga?" tanya Jaemin lagi.

Jeno mendekat dan meraih tangan Jaemin. "Ku mohon... Kita bisa bicarakan ini, Nana" pinta nya.

"Jawab Lee! Apa aku juga harus membunuh janin ini?!" bentak Jaemin yang juga ikut menangis.

Jaemin sudah bersumpah akan membunuh semua keturunan Lee Donghae, tapi bagaimana jika keturunan itu ada di perut nya? Apa yang harus ia lakukan, terutama tentang perasaan nya yang kian semakin tumbuh untuk Jeno.

"Hiks... Jeno..." tangis nya dan memeluk pria itu.

"Tenang lah... Tenang Nana, kita cari jalan keluar" ucap Jeno sembari menenangkan Jaemin.

Jaemin melepas pelukan itu dan mengelus perut nya. "Mendiang orang tua ku pasti menangis melihat kelakuan bodoh anak tunggal mereka" lirih nya.

"Tidak Nana, kau tidak bodoh" balas Jeno.

"Aku Bodoh... Aku tidak mencari tau siapa diri mu, andai aku bisa mengenal mu dari sisi wajah dan marga. T-tapi... Hiks... Kenapa aku begitu bodoh?! KENAPA KAU BODOH NA JAEMIN?!!!" gertak nya pada diri sendiri sembari memukul-mukul perut nya.

Jeno segera menahan tangan itu agar tidak melukai janin nya. "Hentikan! Kau bisa membunuh nya!" bentak Jeno tanpa sengaja.

"Jeno! Anak ini harus mati sebelum ia lahir! Aku tidak mungkin membiarkan anak ini lahir dari rahim ku!"

Jeno tersentak mendengar nya, ia menarik nafas dan menghapus air mata nya. Jeno melepas jas nya dan berlutut di depan Jaemin. "Jeno, hentikan" tegur Mark.

"Na Jaemin... Bunuh saja aku, jangan anak ku. Dia berhak untuk melihat dunia, dia di titipkan di rahim mu untuk menjadi salah satu di dalam hidup mu. Jika kau ingin membunuh keturunan Lee Donghae—" ucapan nya terputus dan menunduk.

"Bunuh saja aku" lanjut nya.

Jeno mengambil pistol di saku celana nya dan memberikan nya pada Jaemin, ia mengarahkan nya sendiri ke kepala nya. "Kau tau kenapa aku meletakkan ini di kepala ku?" tanya Jeno, Jaemin masih diam.

"Karena di sini lah ajaran Ayah ku di simpan. Berbeda dengan hati ku." jawab Jeno.

"Jaemin, kita bisa bicarakan ini, Hyung mohon... Jangan lakukan tindakan bodoh" tegur Mark.

"Bodoh kau bilang?! Lalu apa yang di lakukan Lee Donghae pada orang tua ku? Apa itu tindakan yang benar?" tanya Jaemin.

"Nana! Kita harus selesai kan ini dengan baik, jangan melakukan hal seperti ini. Ingat, Jeno adalah suami mu, dia Ayah dari calon anak kalian" ucap Taeyong yang baru saja datang bersama yang lain.

"Daddy!" panggil Jisung dan turun dari gendongan Lucas, berlari ke arah Jeno.

"Jisung, kembali ke om Xuxi" perintah Jeno.

"Tidak... Hiks... Mommy, Daddy kenapa?" tanya Jisung dengan polos.

Goyah, hati nya teriris mendengar ucapan si kecil. Orang yang sudah dia anggap sebagai anak nya sendiri. "Dia keturunan Lee Donghae juga bukan?" tanya Jaemin dan mengarahkan pistol nya ke Jisung.

"BUKAN! JISUNG BUKAN KETURNAN LEE DONGHAE!" balas Lucas yang sudah mulai emosi dengan sikap Jaemin.

"Dia anak dari Kakak angkat Jeno. Sama seperti Mark. Jeno adalah anak tunggal, Ayah nya sempat mengangkat dua orang putra untuk meneruskan misi nya untuk menghancurkan mu nanti. Tapi ternyata Bibi Tiffany mengandung Jeno satu tahun setelah Mark datang" jelas Lucas.

MAFIA[Nomin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang