Jaemin memiliki ide untuk kabur melalui balkon kamar Jeno. Ia terpaksa melakukan nya karena tak ada cara lain. Untung saja dulu ia selalu memanjat pohon di panti, jadi sudah tidak takut ketinggian.Tapi Jaemin kembali gugup saat melihat daratan. Jaemin tau, tinggi mansion ini melebihi pohon kelapa yang pernah ia panjat dulu. Namun bukan Nana nama nya kalau tidak bisa melakukan sesuatu yang bodoh saat keadaan panik.
Jaemin menarik kain gorden serta mengikat nya pada selimut Jeno. Ia sambungkan pada ujung ranjang besar itu dan berpegang erat dengan kain-kain itu agar sampai ke bawah.
Tapi otak nya tidak berjalan dengan baik, mansion ini di buat 20% dengan kaca. Ia tersentak saat mendengar teriakan Mark. Begitu juga Jeno yang langsung membuka jendela besar dimana Jaemin berpegang erat.
"Nggak! aku nggak mau ke situ" tolak Jaemin sebelum mereka meminta.
"Jaemin, dengarkan aku baik-baik, kau bisa mati jika seperti ini" ucap Mark mencoba menakuti Jaemin.
"Biarkan saja aku mati, kau dan sepupuh jahat mu itu tidak mau membebaskan ku!"
"Kerahkan seluruh penjaga untuk menyiapkan sesuatu yang aman di bawah. Dengar, posisi nya harus sama dengan posisi dia berpegang" perintah Jeno pada salah satu penjaga nya.
Jaemin menoleh ke bawah dan memejamkan mata nya. Ide nya memang benar-benar gila, jika lemah sedikit, maka ia akan mati. Namun saat membuka mata nya, ia melihat para penjaga sudah menyiapkan sesuatu yang aman untuk nya.
"Jen, kau mau—JENO!!"
Mark terkejut dan panik bukan main saat Jeno melompat dan berpegangan dengan kain yang sama bersama Jaemin, tentu saja berat nya tidak seimbang dengan berat ranjang Jeno yang menjadi tumpuhan nya.
Jeno dan Jaemin jatuh di sebuah alas yang sangat empuk, Jeno memeluk Jaemin erat bahkan hingga nafas nya tak beraturan, asma nya kembali kambuh.
"Tuan, biar saya ban-"
"Bawa Jaemin ke kamar" perintah Jeno.
Jaemin kembali memberontak saat penjaga menggendong nya sampai ke kamar. Ia melihat para maid sedang merapihkan kekacauan yang sedang ia buat.
"Jen, kau tak apa?" tanya Mark yang sangat khawatir melihat Jeno sudah pucat.
"Panggil dokter Jung, sesak" lirih Jeno.
Mark segera menghubungi dokter Jung, ia adalah dokter yang di percayai untuk merawat Jeno atau keluarga mafia Lee saat ada yang sakit. Nama nya Jung Jaehyun, pria dewasa yang memiliki ketampanan di atas rata-rata, sebenar nya mafia yang menyamar sebagai dokter.
Jeno merebahkan diri nya di kamar tamu. Karena ia belum memiliki banyak tenaga untuk memarahi Jaemin. Ia harus mengurus kesehatan nya dahulu.
"Nyonya Lee, jika membutuhkan sesuatu anda bisa menekan nomor 1, itu terhubung ke dapur" pesan salah satu maid, Jeno memang menghubungkan seluler angka 1 di dapur sebagai perintah untuk para maid.
"Nyonya? siapa yang kau sebut seperti itu?" protes Jaemin.
"Maaf, tapi Tuan besar meminta kami memanggil anda dengan sebutan itu" ucap salah satu maid.
"Cukup panggil aku Nana, aku ini pria"
"Maaf sekali lagi, tapi kami tidak bisa menolak perintah Tuan besar" ujar nya dan pergi meninggalkan Jaemin yang merebahkan diri nya di ranjang sendirian.
Hujan deras turun, Jaehyun tetap datang karena sangat khawatir dengan kondisi Jeno. Ia sudah menganggap Jeno sebagai adik nya sendiri, itu wajar karena orang tua mereka sudah bersahabat sejak dulu.
"Apa yang kau rasakan?" tanya Jaehyun.
"Seperti nya asma ku kambuh, tangan ku juga seperti nya luka" jawab Jeno.
Jaehyun sedikit mengurut tangan yang Jeno katakan tadi. Ia sedikit meringis, tangan nya pasti cedera karena jatuh. Walaupun sudah ada benda empuk, namun ketinggian nya itu tidak sebanding.
"Kenapa kau bisa seperti ini?" tanya Jaehyun setelah Jeno meminum obat nya.
"Jaemin nekat melarikan diri dengan cara memanjat menggunakan kain, hah....! itu membuat kami khawatir" jawab Mark.
"Jaemin? siapa dia?" tanya Jaehyun.
"Bukan siapa-siapa, hanya memungut dari panti asuhan" jawab Jeno.
"Mainan baru mu?"
"Bukan"
Jaehyun sudah mengenal Jeno dengan teliti. Jeno hanya akan memainkan seseorang di mansion nya dan membuang nya saat bosan. Jadi tidak heran jika mendengar nama orang asing di mansion ini.
"Jisung dimana?" tanya nya.
"Menginap di rumah Lucas, besok ia akan pulang" jawab Jeno.
"Baiklah, kau istirahat yang cukup dan... jangan melakukan hal berat dulu sebelum cedera mu pulih" ucap Jaehyun dan pergi meninggalkan mansion itu.
"Dimana dia?" tanya Jeno.
"Di kamar Tuan, seperti nya sedang istirahat" jawab salah satu penjaga.
"Jen, aku ada urusan mendadak, kau jangan sampai terlewat batas pada Jaemin, ingat! kalian baru kenal" pesan Mark.
"Kau ingin kemana?"
"Mencari pasangan hidup, supaya Jisung memiliki tante" Mark tertawa dan pergi meninggalkan mansion nya.
Jeno bergegas ke kamar nya untuk bertemu Jaemin. Emosi nya sudah di atas kesabaran, ia benar-benar marah atas tindakan bodoh Jaemin tadi.
"Your sleep, sugar?" bisik nya. Tepat di atas tubuh Jaemin yang sedang tertidur.
"Eungh~ Jeno?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
MAFIA[Nomin]
FanfictionNa Jaemin, anak lulusan SMA yang terpaksa bekerja sebagai barista di salah satu cafe kecil di kota Seoul. Tanpa di sengaja, menyelamatkan nyawa seorang mafia terkenal kejam di Korea Selatan, Lee Jeno. ‼️Nomin ⚠️bxb 🔞paham? jangan salah lapak.