28.

390 52 3
                                    

"CEPETAN WOY UDAH KE SOREAN NIH" teriak Dean yang menggelegar.

Seperti yang Dean bilang tadi siang saat kita baru sampai, bahwa nanti sore kita akan ke pantai untuk bermain.

Tapi siapa sangka, ternyata kita semua tertidur dengan nyenyak nya sampai tidak tau waktu, yaa kecuali Dean. Tau-tau sekarang udah pukul 4 sore.

Jadilah kita semua telat dan bikin Dean marah karna dia merasa diri nya doang yang excited untuk main di pantai.

"Sabar, Dean. Kan kita semua baru bangun." Ucap gue yang menenangkan.

"Ya kenapa gak bangun dari tadi sih?"

"LO JUGA KENAPA GAK BANGUNIN KITA AJA SIH?" teriak Willy dari dalam kamarnya.

"YA LO KENAPA GAK BANGUN SENDIRI, PASANG ALARM KEK. KAN UDAH DIKASIH TAU DARI SIANG KALO SORE MAU KE PANTAI. GIMANA SIH?"

Kayanya, kalau gak di stop dari sekarang kita semua bakal berujung ribut deh.

"Dean, ke pantai nya bareng sama gue dulu yuk, biar nanti mereka semua nyusul." Ajak gue.

"Engga usah, nanti lo berdua ilang kita yang repot, kita juga udah kelar siap-siap kok." Padahal niat gue baik tapi ternyata gak dapet izin dari Jae.

Raut wajah Dean terlihat berubah, dari yang tadinya dipenuhi oleh amarah sekarang menjadi lebih bahagia. Kenapa? Karna akhirnya kita sampai di pantai, tempat di mana yang Dean idamkan dari tadi siang.

"AAAAKKKK, akhirnya ke pantai." Dean yang memang sangat ingin main di pantai langsung lari begitu saja.

"Tungguin gue doooongggg." Lalu, diikuti dengan Willy yang mengejar nya.

"Gue jagain tuh dua bocil ye. Ntar kumpul aja di sini lagi kalo udah kelar main-mainnya." Ucap bang Bri dan langsung berlari mengejar dua bocil — Dean & Willy.

Dan di sini lah sisa dari kita ber-enam, ada gue, bang Sam dan Jae.

Rasanya bener-bener damai banget walau cuma duduk menghadap pantai sembari melihat Dean, Willy dan bang Bri bermain air di ujung sana.

"Gue beli minum bentar ya."

Jae izin pamit untuk beli minum, dan sisa gue sama bang Sam.

Ini buat gue adalah kesempatan untuk bertanya apa yang ada di pikiran gue.

Tapi tiba-tiba perkataan Jae sebelum kita pergi menghantui pikiran gue.

Mungkin memang belum tepat waktunya.

"Lo kalo ada yang mau ditanyain sama gue ngomong aja."

"Hah euh, emang keliatan ya?"

"Jelas banget. Kenapa?"

Ah tanya aja deh, toh bang Sam nya yang menawarkan diri untuk ditanya.

"Bang Sam maaf sebelumnya kalau gue tanya tentang hal ini disaat liburan kaya gini."

"It's okey, Jea. Tanyain aja."

"Bang Sam tau ceritanya Bang Jae sama kak Chandra?" akhirnya gue berhasil menanyakan ini, tanpa ada penggangu seperti Dean dan bang Jae.

"Eum— cerita yang mana nih? Hahahaha"

Wah, seperti nya bang Sam banyak tau tentang hal ini.

"Semua yang bang Sam tau. Tapi jangan sampe Jae tau ya bang."

"Hmm ok. Kayanya kita harus ngobrol nya nanti deh, mengingat Jae udah selesai beli minum nya." Ucap bang Sam yang sambil mengode dengan dagu nya untuk melihat Jae yang sudah dekat.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 16, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kosan DAY6Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang