26. Ga pernah akur.

32 9 0
                                    

Acca backk!!

Tituttt...
Udah siap baca Sashya lagi?
Tim happy or sad ending nih?

Tolong vote and coment nya ya
Thank you.

~Happy reading~

Sashya membuang bantal terakhirnya ke arah Devan, lalu menghempaskan dirinya diranjang empuk miliknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sashya membuang bantal terakhirnya ke arah Devan, lalu menghempaskan dirinya diranjang empuk miliknya. "YEY GUE MENANG!" Teriak Sashya disisa tenaganya.

Kedua saudara itu habis main perang bantal, dan siapa yang kalah akan mentraktir si pemenang.

"Kebetulan, gue kasian sama lo, makanya gue kalahin." Ucap Devan.

Sashya tersenyum meledek. "Bilang aja lo, iri karena gue menang. Udahlah, sekarang ayo traktir gue makan."

"Dimana?" Tanya Devan.

Sashya menaruh telunjuknya diatas kepalanya, berfikir, lalu tersenyum jahil. "Geprek aja,"

Devan melotot. "Gila lo dek!"

"Baru tau? Ayo cepet ganti baju." Usir Sashya.

***

Merekapun tiba disalah satu tempat makan, meski Devan terlihat ogah-ogahan, tetapi ia tetep menuruti permintaan Sashya.

Setelah memesan, Sashya dan Devan pun mengobrol-ngobrol sebelum makanan datang.

"Dek,"

Sashya mengalihkan pandang dari handphonenya sebentar, lalu menaikan sebelah alis, seolah bertanya 'ada apa.'

Devan menghela nafas panjang, "Gu--"

"Permisi mba, mas, ini minumannya."

"Oh makasi mba." Jawab Sashya, lalu meminum minuman yang sudah ia pesan.

"Sya dengerin," keluh Devan.

Sashya mengangguk, "kenapa?" Tanya Sashya sembari meminum kopi susu yang dipesannya.

"Gue putus sama Mely."

Uhukk... uhukk... uhukk...

Sashya lantas terbatuk-batuk mendengar penuturan Devan, "APA?!"

Sashya melotot kearah Devan. "Lo kalau ngomong yang bener!"

Devan terlihat menghela nafas, lalu kembali mengangguk.

Sashya (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang