33. Upaya menjauh

28 10 0
                                    

Acca backk!!

Tituttt...
Udah siap baca Sashya lagi?
Tim happy or sad ending nih?

Tolong vote and coment nya ya
Thank you.

~Happy Reading~

Sashya menatap cermin, dengan pakaian sekolah lengkap. Sashya berjalan turun tangga dengan lesu. Mamanya dan Devan tidak menyadari keberadaannya. Mereka masih asik mengobrol.

"Iya ya, ma. Kok kita bisa tidur di lantai, mana di ruang tamu lagi. Aneh bener."

Tina mengangguk singkat, "Eh Sashya, udah rapi. Kok lesu gitu mukanya?"

Sashya tersenyum, bukan senyum tulus. Ia lebih ke senyum banyak pikiran. "Ah masa si? Perasaan mama aja kali." jawab Sashya mencomot roti yang akan Devan ambil. Langsung melahapnya habis.

"Roti gue!"

Sashya mencium tangan Tina, lalu melambaikan tangan ke arah Devan. "Mwsi bwanyak twuh. Gue berwangkat, bye-bye."

"Dasar Sashya kampret!"

***

Sashya sampai di sekolahnya, ini adalah rekor. Gadis itu masuk ke sekolah yang masih sangat-sangat sepi. Hanya untuk menjauh dari Galang, karena pasti Galang akan menjemputnya. Ia berusaha tak membalas chat dan telepon apapun yang bersangkutan dengan Galang. Gadis itu benar-benar takut jika sudah berurusan dengan keluarganya.

Sashya menyusuri lorong-lorong sekolahnya, tanpa sadar air matanya menetes lagi. "Huh, kuat Sya. Ga boleh lemah, masalah ini pasti cepet selesai."

"Woy!" Teriak Seseorang.

Sashya mematung, apakah itu adalah roh yang akan menghantui Sashya? Gadis itu tidak ingin berbalik badan, ia malah menutup matanya rapat-rapat.

Suara langkah sepatu berjalan ke arahnya, gadis itu mengerutkan kening. Sebentar! Jika dia hantu, hantu kan ga ada kaki? Kok malah pake sepatu?

Seseorang menepuk bahunya. Sashya menghadap samping kirinya. "AAAA!!!"

"AAAA!!"

"Heh apaan sih!" Ternyata seorang laki-laki.

"Lo? Ngapain lo di sini?"

"Ya sekolahlah, lo kira gue mau ngapain? Jualan pecel?"

"Haha, lucu!" jawab Sashya, kemudian meninggalkan laki-laki itu seorang diri.

"EH TUNGGUIN GUE DONG!"

Sashya menutup matanya, meredamkan emosi yang hampir memuncak. "GA USAH TERIAK-TERIAK! Laki kok suka teriak-teriak."

Laki-laki itu hanya menyengir. Kemudian menggaruk belakang kepalanya. "Gue cuma mau kenalan."

Sashya menatap tangan yang terulur ke depan dengan satu alis terangkat. Tanpa membalas uluran tangan tersebut, Sashya mengucapkan namanya. "Sashya Violetta."

Karena merasa tangannya tidak di sambut, laki-laki itu mengembalikan tangannya ke kantong celananya. "Gue belum punya temen di sini,"

"Sabar." ujar Sashya cuek.

"Mau temenan sama gue ga?"

"Tergantung," ucap Sashya, membuat laki-laki itu mengerutkan kening. Sadar jika ucapannya terjeda, Sashya pun melanjutkan ucapannya. "Banyak syarat kalau mau jadi temen gue."

"Apapun, apapun gue bakalan turutin."

Ngeyel juga nih anak. Batin Sashya, ia membawa kedua tangannya terlipat di depan dada. "Harus mau traktir gue setiap detik, kapanpun kalau gue butuh lo, lo harus ada di depan gue. And yang terakhir,"

Laki-laki tersebut menunggu dengan seksama.

"Tanya ke temen-temen gue, mau ga sahabatan sama lo." ujar Sashya setelah itu berjalan ke arah kantin.

Laki-laki tersebut memandang kepergian Sashya dengan tatapan menusuk. Tangannya terkepal di balik celananya. "Dasar cewe matre! Liat aja lo."

***

Sampai di kantin, Sashya langsung berteriak ke ibu-ibu kantin. "BU, NASI GORENG SATU, SAMA ES TEH JERUK." Teriaknya.

"MAKSUDNYA GIMANA NENG? JADI MESEN TEH ATAU JERUK?!"

Sashya yang menyadari kesalahan berbicara langsung meralat ucapannya. "MAKSUD SAYA ES KELAPA MUDA BU!"

"Lah bledug sia, ini gue yang salah atau si neng nya." gumam ibu-ibu tersebut, Sashya lantas terkekeh.

Sembari menunggu makanannya tiba, Sashya memainkan ponselnya dan menyunyah kerupuk yang ada di kantin.

"SASA!"

Sashya mematung, terkejut mendengar teriakan itu. Wait, ga, gue harus kabur. Haduh gimana nih. Langkah kaki semakin mendekat ke arahnya.

"Oke Sashya, tenang, don't panik. Tetap stay cool aja." Batinnya, dan duduk dengan sangat santai lagi.

"Sasa," ucap seseorang sembari mengacak rambutnya.

"E-eh Gala, ngapain di sini?"

Galang terlihat mengerutkan kening, mengambil kerupuk yang berada di tangan Sashya, lantas memakannya. "Kok nanya gitu, ya aku nyari kamu lah."

"Eh-hehe a-aku lagi makan di sini."

"Kok kamu aneh?"

Sashya melotot di balik senyumnya. "Ha aneh gimana? Biasa aja tuh."

Sashya menatap sekelilingnya lalu memberi jarak sedikit antara dirinya dan Galang. Sashya meminum es kelapa mudanya yang baru sampai.

"Kamu kok jauhin aku? Kenapa?"

"G-ga kok! Kamu yang aneh. Kayanya mata kamu perlu di periksa." ujar Sashya, lalu meneguk es nya sampai habis, membayar makanannya, dan berlalu meninggalkan Galang yang masih di penuhi tanda tanya.

Sashya berjalan dengan menunduk, ia takut, gadis itu takut jika ia menghadap depan air matanya akan tumpah. Sashya terus berjalan sampai ke kelasnya.

"Maafin aku Gala, maaf, tapi aku ga bisa ngorbanin mama dan Devan demi kamu,"

"Mereka jauh lebih penting, mereka keluarga aku." gumam Sashya, lantas mengambil tasnya dan duduk di paling belakang. Tidak lagi bersama Galang.

'

'

'

'

Kalau boleh nih, ss part yang menurut kalian seru, trus kirim diIg atau di Tt atau apapun. Trimakasih.

Ig Acca @accamandaa dan @mandaacca.wp ya.

Jangan lupa followw.

Vote yang banyak ya, biar Acca seneng updatenyaaa makasiii.

Sashya (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang